Pembacaan
Alkitab: Luk. 23:26-56; Ef. 2:14-15; Ibr. 10:20
Doa
baca: “Sebab dengan kematian-Nya
sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan
ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam
diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.” (Ef. 2:15)
Tujuh Status Kematian Manusia-Penyelamat
(2)
Status kelima ketika Tuhan
Yesus mati di atas salib, adalah sebagai Yang sulung dari semua ciptaan (Kol.
1:15). Dia mati sebagai Yang pertama dari ciptaan lama. Melalui kematian-Nya di
atas kayu salib seluruh ciptaan lama telah dibereskan. Keenam, Kristus mati
sebagai Pembuat damai sejahtera. Kristus mati di atas salib untuk membatalkan
semua ketentuan di antara manusia. Khususnya, Dia mati untuk menghapuskan
pemisah di antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi. Pemisah ini bukan
hanya ada di antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi, tetapi juga ada di
setiap bangsa dan ras. Tanpa penyingkiran pemisah-pemisah ini, kita tidak akan
menjadi satu dalam Tuhan Yesus sebagai Tubuh-Nya. Melalui kematian-Nya, segala
ketentuan telah dibatalkan oleh Manusia-Penyelamat di atas salib. Terakhir,
Kristus mati di atas salib sebagai sebutir biji gandum (Yoh. 12:24). Tuhan mati
di atas salib sebagai biji gandum untuk membebaskan hayat ilahi dari dalam-Nya.
Kematian Kristus adalah
kematian yang almuhit karena Dia adalah satu Persona yang almuhit. Karena
kematian Tuhan itu almuhit, maka ketika Dia mati di atas salib, banyak hal yang
telah dibereskan. Sifat dosa, perbuatan dosa, daging, manusia lama, Iblis,
dunia, ciptaan lama, dan ketentuan-ketentuan semuanya telah dibereskan. Selain
itu, hayat ilahi dengan kekayaan ilahinya dibebaskan dari dalam Tuhan Yesus.
Kematian-Nya yang almuhit telah menghapus semua hal negatif dan telah
membebaskan semua hal positif. Kematian Kristus yang almuhit juga bersifat
kekal, digenapkan satu kali untuk selamanya. Ini berarti Dia tidak perlu mati
lagi. Melalui kematian Tuhan yang almuhit ini sekarang kita adalah umat yobel.
Sebagai umat yobel hari ini, kita perlu menjadi umat yang bersukacita
senantiasa karena Dia telah membebaskan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 53
No comments:
Post a Comment