Hitstat

16 August 2019

Lukas - Minggu 27 Jumat


Pembacaan Alkitab: Luk. 23:26-56; Ef. 2:14-15; Ibr. 10:20
Doa baca: “Sebab dengan kematian-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera.” (Ef. 2:15)


Tujuh Status Kematian Manusia-Penyelamat (2)


Status kelima ketika Tuhan Yesus mati di atas salib, adalah sebagai Yang sulung dari semua ciptaan (Kol. 1:15). Dia mati sebagai Yang pertama dari ciptaan lama. Melalui kematian-Nya di atas kayu salib seluruh ciptaan lama telah dibereskan. Keenam, Kristus mati sebagai Pembuat damai sejahtera. Kristus mati di atas salib untuk membatalkan semua ketentuan di antara manusia. Khususnya, Dia mati untuk menghapuskan pemisah di antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi. Pemisah ini bukan hanya ada di antara orang Yahudi dengan orang bukan Yahudi, tetapi juga ada di setiap bangsa dan ras. Tanpa penyingkiran pemisah-pemisah ini, kita tidak akan menjadi satu dalam Tuhan Yesus sebagai Tubuh-Nya. Melalui kematian-Nya, segala ketentuan telah dibatalkan oleh Manusia-Penyelamat di atas salib. Terakhir, Kristus mati di atas salib sebagai sebutir biji gandum (Yoh. 12:24). Tuhan mati di atas salib sebagai biji gandum untuk membebaskan hayat ilahi dari dalam-Nya.

Kematian Kristus adalah kematian yang almuhit karena Dia adalah satu Persona yang almuhit. Karena kematian Tuhan itu almuhit, maka ketika Dia mati di atas salib, banyak hal yang telah dibereskan. Sifat dosa, perbuatan dosa, daging, manusia lama, Iblis, dunia, ciptaan lama, dan ketentuan-ketentuan semuanya telah dibereskan. Selain itu, hayat ilahi dengan kekayaan ilahinya dibebaskan dari dalam Tuhan Yesus. Kematian-Nya yang almuhit telah menghapus semua hal negatif dan telah membebaskan semua hal positif. Kematian Kristus yang almuhit juga bersifat kekal, digenapkan satu kali untuk selamanya. Ini berarti Dia tidak perlu mati lagi. Melalui kematian Tuhan yang almuhit ini sekarang kita adalah umat yobel. Sebagai umat yobel hari ini, kita perlu menjadi umat yang bersukacita senantiasa karena Dia telah membebaskan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 53

No comments: