Hitstat

14 August 2019

Lukas - Minggu 27 Rabu


Pembacaan Alkitab: Luk. 23:26-49
Doa baca: “Ketika mereka membawa Yesus, mereka menahan seorang yang bernama Simon dari Kirene, yang baru datang dari luar kota, lalu mereka meletakkan salib itu di atas bahunya, supaya dipikulnya sambil mengikuti Yesus.” (Luk. 23:26)


Memikul Salib dan Mengikut Tuhan


Memikul salib sesungguhnya adalah bukan masalah penderitaan, melainkan mempertahankan diri di bawah pengakhiran maut. Salib Kristus menamatkan, dan kita harus berada di tempat penamatan ini. Untuk tetap tinggal di bawah penamatan ialah memikul salib. Untuk menempuh jalan salib guna memasuki kemuliaan, menuntut kesediaan kita untuk tidak menggunakan pikiran kita secara alamiah. Kita harus menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Kristus. Tidak mungkin seorang yang menggunakan pikirannya secara alamiah mampu menjadi pengikut Kristus yang baik.

Banyak orang Kristen berpendapat keliru tentang salib. Mereka mengira bahwa salib hanyalah suatu penderitaan. Namun, salib tidak berarti penderitaan melainkan pembunuhan (Mat. 16:24). Tujuan terakhir salib bukan membuat Anda menderita, melainkan untuk mengakhiri Anda, membunuh Anda. Firman Tuhan mengenai salib dalam Matius 16 tidak mengandung konsepsi menderita, konsepsi-Nya tentang salib ialah membunuh.

Tuhan Yesus pertama-tama memikul salib, kemudian disalibkan di atas salib dan diakhiri. Ketika Tuhan Yesus memikul salib, Ia terus menerus di bawah pembunuhan, bukan penderitaan. Hanya menghubungkan salib dengan penderitaan itu suatu konsepsi yang keliru. Tuhan Yesus memikul salib segera setelah pembaptisan-Nya. Baptisan berarti memasukkan orang yang dibaptis ke dalam kematian, diakhiri, dan dikubur. Sejak saat baptisan-Nya, Tuhan Yesus terus menerus menaruh diri-Nya di bawah salib dan mempertahankan diri-Nya di sana. Ia seorang yang terus-menerus dimatikan, sedangkan kita adalah kebalikannya. Sebab kita terlebih dulu disalibkan bersama-sama dengan Dia, baru kemudian memikul salib. Hari ini, kita pun tidak boleh hanya sekedar mengikuti Dia secara luaran, melainkan perlu mengalami pengakhiran secara batini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 52

No comments: