Hitstat

29 August 2019

Lukas - Minggu 29 Kamis


Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 3:16; Yoh. 1:1, 14
Doa baca: “Firman itu telah menjadi manusia, dan tinggal di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh anugerah dan kebenaran.” (Yoh. 1:14)


Menempuh Kehidupan Insani yang Dipenuhi dengan Hayat Ilahi

Melalui inkarnasi Kristus, Allah dalam Putra menjadi manusia. Betapa besarnya hal ini! Menurut rancangan-Nya, Allah menciptakan manusia dengan suatu tujuan, tetapi manusia gagal dalam tujuan-Nya dan malah merusak rancangan-Nya. Allah tidak menciptakan manusia lainnya, sebaliknya Dia sendiri datang menjadi Manusia kedua (1 Kor. 15:47). Allah datang menjadi Manusia kedua bukan dalam Bapa atau dalam Roh, melainkan dalam Putra.

Cara Perjanjian Baru menyinggung tentang inkarnasi adalah mengatakan bahwa Firman, yang adalah Allah, menjadi daging (Yoh. 1:1, 14) dan bahwa Allah ternyata dalam daging (1 Tim. 3:16). Karena manusia pertama gagal dalam tujuan Allah dan merusak rancangan-Nya, maka Allah sendiri datang menjadi Manusia kedua. ManusiaPenyelamat sebagai Manusia kedua bukan diciptakan, melainkan dikandung dari Roh Kudus agar memiliki esens Allah dan lahir dari seorang dara agar memiliki esens manusia. Karena Manusia yang ajaib ini adalah satu susunan dari dua esens yaitu esens ilahi dan esens insani, pembauran Allah dengan manusia, maka Dia adalah manusia-Allah.

Satu perkara yang penting mengenai manusiaAllah adalah Dia menempuh kehidupan insani yang dipenuhi dengan hayat ilahi sebagai isinya. Sebagai Dia yang menempuh kehidupan sedemikian, Manusia-Penyelamat ini memiliki sifat ilahi dengan atribut ilahi, yaitu dengan kasih, terang, benar, dan kudus ilahi. Hari ini jenis kehidupan apa yang kita tempuh? Jika kita masih menempuh hidup yang tanpa ada Allah di dalamnya, memperhidupkan diri kita sendiri maka kita tidak ada bedanya dengan Adam yang gagal. Kita perlu menempuh kehidupan seperti yang Kristus tempuh yaitu kehidupan yang dipenuhi Allah. Kita perlu belajar mendoakan setiap perkataan Allah agar itu dapat menjadi makanan yang mengisi dan memenuhi kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 57

No comments: