Hitstat

15 August 2019

Lukas - Minggu 27 Kamis


Pembacaan Alkitab: Luk. 23:26-56; Yoh. 1:29
Doa baca: “Keesokan harinya Yohanes melihat Yesus datang kepadanya dan ia berkata, ‘Lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia.’” (Yoh. 1:29)


Tujuh Status Kematian Manusia-Penyelamat (1)


Kematian Tuhan Yesus di atas kayu salib bukan hanya kematian yang menggantikan, melainkan kematian-Nya juga adalah kematian yang almuhit. Karena Manusia-Penyelamat adalah satu Persona yang almuhit, maka kematian-Nya di atas salib adalah kematian yang almuhit. Ketika Dia mati di atas kayu salib, Dia mati dengan tujuh status.

Pertama, Dia mati sebagai Anak Domba Allah untuk membereskan sifat dosa dan perbuatan dosa. Yohanes 1:29 mengatakan, “Lihatlah Anak Domba Allah yang menghapus dosa dunia!” Di sini dunia menunjukkan umat manusia. Satu Korintus 15:3, 1 Petrus 2:24, dan Ibrani 9:28 menunjukkan bahwa Tuhan Yesus mati bagi perbuatan dosa kita sebagai Anak Domba Allah. Selanjutnya, menurut 2 Korintus 5:21 dan Ibrani 9:26, kematian-Nya membereskan sifat dosa. Karena itu, baik sifat dosa maupun perbuatan dosa dibereskan oleh Anak Domba Allah, yang berada di bawah penghakiman Allah di atas salib. Kedua, Dia juga mati sebagai seorang Manusia dalam daging. Sebagai Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah, Dia menjadi daging (Yoh. 1:1, 14). Sebagai seorang Manusia dalam daging, Dia hanya memiliki rupa, bentuk dari manusia yang telah jatuh; tetapi Dia tidak memiliki sifat manusia yang jatuh. Dia berada dalam rupa daging dosa (Rm. 8:3), tetapi Dia tidak memiliki sifat dosa yang sesungguhnya. Karena itu, kematian-Nya membereskan sifat dosa, perbuatan dosa, dan daging yang telah jatuh.

Ketiga, Dia juga mati sebagai seorang manusia dalam ciptaan lama. Roma 6:6 mengatakan bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan bersama dengan-Nya. Keempat, Dia juga mati sebagai ular. Tuhan disalibkan dalam bentuk seekor ular untuk membereskan Satan, Iblis, si ular tua. Melalui disalibkan sebagai ularlah Tuhan Yesus meremukkan kepala ular (Kej. 3:15). Dengan status seekor ular di bawah penghakiman Allah, Dia telah membereskan Iblis dan dunianya, sistem setan. Puji syukur atas kematian-Nya yang almuhit!


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 53

No comments: