Pembacaan Alkitab: Luk. 23:50-56
Doa baca: “Adalah seorang yang bernama
Yusuf. Ia anggota Majelis Besar, dan seorang yang baik lagi benar.“ (Luk.
23:50)
Melayani
dengan Setia dan Bagian dalam Kerajaan
Setelah Tuhan menggenapkan
kematian-Nya yang almuhit, suasana penderitaan-Nya segera berubah menjadi
suasana yang terhormat. Dia dikubur oleh Yusuf dari Arimatea, seorang yang kaya
dengan kedudukan yang tinggi (Mat. 27:57). Yusuf mengambil tubuh Yesus dan “mengapaninya
dengan kain lenan, lalu membaringkannya di dalam kubur yang digali di dalam
bukit batu, di mana belum pernah dibaringkan mayat” (Luk. 23:53). Di tempat
orang yang terhormat dengan standar yang tinggi Tuhan beristirahat pada hari
Sabat, menunggu saat kebangkitan dari antara orang mati.
Manusia-Penyelamat dikubur
dengan dibungkus kain lenan serta dibubuhi campuran minyak mur dan
rempah-rempah (Yoh. 19:39-40). Dia dihina di kayu salib, tetapi Dia dihormati
dalam penguburan-Nya. Tuhan Yesus dikuburkan dengan cara yang sangat mulia.
Ketika Tuhan Yesus dikubur, Dia dikubur dengan standar Yang almuhit. Jika kita
mengenal kebenaran dalam Kitab Suci, kita akan mengenal bahwa kita disalib
bersama Tuhan Yesus, kemudian kita juga dikuburkan bersama Dia. Ini menunjukkan
bahwa kita telah diakhiri; kita telah sepenuhnya dibawa kepada suatu
pengakhiran. Sebagai orang-orang yang telah jatuh, dalam daging, dan milik ciptaan
lama, kita telah disalib dan dikubur. Di dalam kubur-Nya, semua masalah telah
berlalu, karena sifat dosa, perbuatan dosa, daging, manusia lama, Iblis, dunia,
ciptaan, dan semua ketentuan telah ditanggulangi. Setelah mengalami kematian
yang demikian almuhit, Tuhan dikuburkan dengan penuh damai sejahtera dan
terhormat.
Kita perlu ingat bahwa kita
telah disalibkan bersama Kristus. Terhadap hal ini, kita mungkin masih
meronta-ronta. Tetapi begitu kita nampak bahwa kita juga telah dikuburkan
bersama dengan Kristus, maka tidak ada lagi perontaan. Penguburan menghasilkan
keadaan damai yang penuh sejahtera. Karena kita telah dikuburkan bersama
Kristus, maka kita harus hanya tinggal dalam perhentian.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 53
No comments:
Post a Comment