Hitstat

01 March 2014

Filipi - Minggu 27 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Rm. 8:11; Flp. 4:6-7; Why. 20:6


Dari pengalaman Paulus tahu bahwa untuk menempuh hidup yang sama sekali bebas dari ciptaan lama dan berada dalam Allah tidaklah mudah. Dalam 1:21 ia menyatakan: “Bagiku hidup adalah Kristus.” Tetapi dalam pasal 1 kita hanya nampak satu penyataan, tanpa penjelasan atau definisi. Dalam pasal 3, baru kita nampak bahwa memperhidupkan Kristus berarti memperhidupkan kebangkitan yang unggul, dan ini seharusnya menjadi tujuan kita. Perilaku dan tutur kata kita seharusnya berada dalam kebangkitan. Jika ada perilaku tertentu tidak berada dalam kebangkitan, janganlah kita lakukan. Jika ada perkataan tertentu tidak berada dalam kebangkitan, janganlah kita ucapkan. Persoalannya bukan perkara itu benar atau salah, melainkan ia berada dalam kebangkitan atau bukan. Bahkan kasih kita pun harus berada dalam kebangkitan.

Dalam kebangkitan yang unggul tidak ada unsur ciptaan lama. Sebaliknya, setiap perkara penuh dengan unsur ilahi. Inilah alasannya orang dapat merasakan Allah ketika mereka hadir bersama orang yang hidup dalam kebangkitan yang unggul. Kehidupan orang yang demikian, yakni perilaku dan tutur katanya berada dalam kebangkitan. Inilah kebangkitan yang unggul dalam kehidupan kita seharihari. Dalam Filipi 3 Paulus menuntut kehidupan semacam ini. Inilah pikiran yang tersirat dalam benaknya ketika ia menyatakan bahwa keinginannya ialah mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya, dan akhirnya ia dapat memperoleh kebangkitan yang unggul. Ia tidak menganggap dirinya sendiri telah memperolehnya, tetapi ia berlari-lari kepada tujuan kebangkitan yang unggul tersebut.

Dalam Roma 8:11 Paulus berkata, “Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, tinggal di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu.” Ayat ini menunjukkan bahwa kita dapat mencapai kebangkitan yang unggul pada zaman sekarang ini. Di sini Paulus berkata bahwa Roh Dia yang membangkitkan Kristus dari antara orang mati akan memberikan hayat kepada bagian diri kita yang fana, yakni tubuh kita yang fana. Kita telah nampak bahwa Roh itu adalah realitas kebangkitan Kristus, realitas kebangkitan yang unggul. Roh itu diam di dalam kita dan menggarapkan kebangkitan yang unggul ke dalam diri kita secara riil dan praktis. Karena itu, Roma 8:11 menunjukkan bahwa kita harus mencapai kebangkitan yang unggul pada zaman ini.

Wahyu 20:6 mengacu kepada pahala pada zaman yang akan datang, yaitu pahala kebangkitan yang pertama: “Berbahagia dan kuduslah orang yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka, tetapi mereka akan menjadi imamimam Allah dan Kristus, dan mereka akan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Dia selama seribu tahun.” Istilah “pertama” di sini sama dengan istilah yang dipakai untuk jubah yang “terbaik” yang diberikan kepada anak hilang yang kembali dalam Lukas 15. Kebangkitan pertama adalah kebangkitan yang terbaik, kebangkitan yang unggul. Jika kita pada zaman ini tidak menuntut suatu kehidupan yang sama sekali bebas dari ciptaan lama dan berada di dalam Allah, kita tidak akan memiliki pahala bagi kenikmatan kita pada zaman yang akan datang. Tetapi, jika kita hari ini beroleh kebangkitan yang unggul, kebangkitan itu akan menjadi suatu pahala bagi kita pada zaman yang akan datang. Kemudian, apa yang sekarang menjadi tujuan kita akan menjadi pahala kita kelak selama seribu tahun; kita akan memerintah sebagai raja bersama Kristus. Hal itu akan menjadi kenikmatan atas kebangkitan yang unggul sebagai pahala kita. Di dalam Kristus, Allah telah memanggil kita dengan panggilan surgawi untuk pahala ini. Pahala ini seharusnya menjadi tujuan yang kita kejar dan peroleh pada zaman ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 54

No comments: