Hitstat

14 March 2014

Filipi - Minggu 29 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:4-7


Alkitab mewahyukan bahwa dalam ekonomi-Nya Allah telah menyatakan kebaikan hati yang besar. Segera setelah manusia jatuh Allah mulai memperlihatkan kebaikan hati dalam menanggulangi manusia. Jika Anda membaca Kejadian 3 dari titik pandang kebaikan hati, Anda akan nampak alangkah baik hatinya Allah terhadap manusia yang telah jatuh. Allah memperlihatkan pengertian-Nya, memahami sepenuhnya situasi dan keperluan manusia. Ia juga menggunakan hikmat-Nya dalam menanggulangi manusia yang telah jatuh itu.

Untuk menggenapkan kehendak kekal-Nya dan melaksanakan ekonomi-Nya, Allah senantiasa menyatakan kebaikan hati. Kebaikan hati-Nya mencakup pengertian, hikmat, belas kasih, murah hati, kasih, dan anugerah. Bahkan suplai hayat yang kaya pun tercakup dalam kebaikan hati Allah. Allah tidak pernah memerintahkan kita melakukan sesuatu tanpa memikirkan keperluan kita dan tanpa mengaruniakan suplai-Nya kepada kita. Kalau orang tua menyuruh anak-anaknya melakukan suatu pekerjaan tanpa menyuplai mereka dengan apa yang mereka perlukan, itu berarti orang tua itu tidak memiliki kebaikan hati. Kebaikan hati selalu mengandung suplai yang memadai untuk memenuhi keperluan.

Alkitab mewahyukan bahwa Allah melaksanakan ekonomi-Nya dengan kebaikan hati. Jika Allah memperlakukan manusia yang telah jatuh dengan cara seperti kita memperlakukan orang lain, Ia tidak bisa menggenapkan tujuanNya. Tetapi Ia telah memperlihatkan kebaikan hati-Nya kepada semua orang. Jadi, Allah sendiri memberi suatu contoh, satu teladan kebaikan hati untuk memperlihatkan kebaikan hati-Nya kepada manusia pada segala zaman. Allah memperlihatkan kebaikan hati-Nya melalui memperlakukan kita dengan cara yang layak, pantas, dan simpati. Allah tidak pernah mendisiplin siapa pun tanpa pertimbangan yang matang. Ia sering menunggu cukup lama sebelum menghajar seseorang. Allah jelas berbaik hati dan penuh pengertian, hikmat, kesabaran, pertimbangan, simpati, rahmat, belas kasih, murah hati, kasih, dan suplai hayat. Bayangkan, betapa baik hatinya Ia dalam memperlakukan bangsa Israel. Jika Anda membaca perjalanan bangsa Israel di padang gurun, Anda akan nampak Allah benar-benar penuh kebaikan hati terhadap mereka. Allah juga penuh kebaikan hati terhadap kita, Ia memperlakukan kita bagaikan seorang bapa yang penuh hikmat dan penuh kasih, penuh kebaikan hati.

Seluruh Alkitab mewahyukan kebaikan hati Allah. Kita bahkan boleh mengatakan bahwa Alkitab merupakan sejilid kitab kebaikan hati, dan seperti yang diwahyukan Alkitab, Allah itu sendiri adalah kebaikan hati. Karena itu, jika Anda meminta saya mendefinisikan kebaikan hati, pertama-tama saya akan mengatakan bahwa kebaikan hati ialah Allah itu sendiri.

Seperti telah kita tunjukkan dalam berita-berita terdahulu, Kristus sendiri adalah kebaikan hati kita. Keempat kitab Injil mewahyukan bahwa Tuhan Yesus menempuh suatu hidup yang baik hati. Ia baik hati terhadap Yudas, demikian pula terhadap Petrus. Ketika Ia berusia dua belas tahun Ia sudah menyatakan kebaikan hati terhadap orang tua-Nya, Maria dan Yusuf. Dari kasus demi kasus kita nampak Tuhan memperlihatkan pengertian, hikmat, kesabaran, belas kasih, murah hati, dan kasih. Ia murah hati terhadap Yudas, dan penuh anugerah terhadap Petrus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 58

No comments: