Hitstat

05 March 2014

Filipi - Minggu 28 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:15-16


Kita tidak dapat menyangkal bahwa kita telah menerima wahyu dari Tuhan tentang Kristus yang almuhit. Hanya wahyu Allahlah yang dapat membuat kita “berpikir demikian”, pikiran yang unik (satu-satunya), yaitu pikiran yang ada dalam diri Paulus dan yang ada dalam kebanyakan orang yang mengasihi serta menuntut Tuhan Yesus. Pikiran ini bukan pikiran yang menuntut suatu pekerjaan atau pergerakan, melainkan menuntut suatu kehidupan yang mutlak di luar ciptaan lama, dan mutlak di dalam Allah. Inilah pikiran yang unik dalam Filipi 3.

“Berpikir demikian” mencakup suatu pemahaman dan ketetapan, untuk berlari-lari kepada tujuan. Praktek agama dan etika sama sekali berbeda dengan pemahaman akan tujuan Allah dan ketetapan untuk menuntutnya. Berpikir demikian berarti memiliki satu pikiran untuk menuntut Kristus dalam kebangkitan-Nya, agar kita boleh memperhidupkan Dia sebagai kebangkitan yang unggul. Kita semua perlu memiliki pikiran demikian, pemahaman demikian, dan ketetapan demikian, supaya kita dapat berlari-lari kepada tujuan ini.

Jika kita memiliki pikiran yang unik, kita juga akan memiliki tindak tanduk yang unik. Sebagai umat manusia, kita berada di bawah kontrol pikiran kita. Pikiranlah yang mengendalikan tindak tanduk, bukan tindak tanduk yang mengendalikan pikiran. Apa yang kita pikirkan itulah yang mengatur tutur kata dan tindakan kita. Karena itu, pikiran kita mengatur dan mengontrol seluruh kehidupan kita. Inilah sebabnya kita perlu diubah melalui pembaruan pikiran.

Dalam ayat 15 Paulus mengatakan “yang sempurna” (dewasa). Ini menyiratkan adanya orang-orang beriman yang lebih matang daripada yang lain. Tetapi dalam ayat 16 ia menyambung, “Tetapi, tingkat mana yang telah kita capai, baiklah kita berjalan menurut aturan yang sama” (Tl.). Ungkapan “tingkat mana yang telah kita capai” menunjukkan bahwa kaum saleh, tidak peduli apa tingkat kematangan mereka, semuanya tercakup di dalamnya. Kita semua harus berjalan dengan aturan yang sama. Kaum saleh yang termuda pun harus menempuh jalan yang sama dengan yang ditempuh mereka yang sudah matang. Dalam hal ini pikiran Allah lebih tinggi daripada pikiran kita. Kita semua harus “berpikir demikian” dan menempuh jalan yang sama.

Galatia 6:15-16 menunjukkan bahwa kehidupan yang unik ini ialah suatu kehidupan yang menurut kaidah atau peraturan ciptaan baru, “Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.” “Bagi semua orang yang memberi dirinya dipimpin oleh patokan (kaidah) ini, turunlah kiranya damai sejahtera dan rahmat atas mereka dan atas Israel milik Allah.” Berjalan menurut kaidah ciptaan baru berarti berjalan menurut kaidah kebangkitan yang unggul. Jika kita berjalan menurut kaidah ini, kita akan menjadi Israel milik Allah yang sejati.

Nama Israel berarti “Pangeran Allah”. Kita menjadi pangeran Allah melalui memiliki pikiran yang unik yang memimpin kita memiliki tindak tanduk yang unik, yakni berlari-lari kepada tujuan kebangkitan yang unggul. Hari ini Tuhan damba memiliki sekelompok orang yang mengejar tujuan ini. Semoga kita semua nampak pentingnya pikiran yang unik yang mengendalikan tindak tanduk yang unik ini, dan semoga kita semua berlari-lari kepada tujuan yang unik — Kristus sebagai kebangkitan yang unggul.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 55

No comments: