Hitstat

06 March 2014

Filipi - Minggu 28 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:1-7, 12


Dalam Filipi 4:12 Paulus berkata, “Dalam setiap keadaan dan dalam segala hal aku telah belajar rahasia” (tidak ada sesuatu yang merupakan rahasia bagiku, LAI). Untuk melakukan hal-hal yang disebut dalam pasal 4 kita memerlukan hayat ilahi. Paulus telah belajar rahasia untuk mampu melakukan segala hal di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadanya. Dalam pasal 4 ia menasihati kita untuk bersukacita senantiasa di dalam Tuhan. Mungkin kita mengira bersukacita senantiasa di dalam Tuhan adalah suatu hal yang mudah. Sebenarnya bersukacita di dalam Dia memerlukan kebangkitan yang unggul. Untuk dapat bersukacita di dalam Tuhan, kita perlu berada di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita. Karena itu, perkara yang nampaknya sederhana seperti bersukacita di dalam Tuhan pun menuntut kita belajar rahasianya. Kalau kita tidak tahu rahasianya, kita tidak dapat bersukacita di dalam Tuhan.

Dalam pasal 4:5 Paulus berkata, “Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang.” Dalam 2 Korintus 10:1 ia berkata, “Aku memperingatkan kamu dengan kelemahlembutan dan kebaikan hati Kristus” (demi Kristus yang lemah lembut dan ramah, LAI). Kebaikan hati yang disebut dalam 4:5 bukanlah kebaikan hati yang biasa atau yang etis. Kebaikan hati ini adalah kebaikan hati Kristus, suatu sifat rohani atau pekerti Kristus. Kebaikan hati ini haruslah menjadi kebaikan hati kita, dan kemudian, kita harus menyatakan kebaikan hati kita, yakni kebaikan hati Kristus ini, kepada semua orang.

Apakah arti kebaikan hati di sini, dan mengapa Paulus menyebut kebaikan hati dalam 4:5, tidak menyebut pekertipekerti yang lain? Jika Paulus berkata kepada kita, “Hendaklah kasih atau keramahanmu diketahui semua orang”, maka ayat ini tidak sulit dimengerti. Tetapi, di sini Paulus tidak menyebut kasih, keramahan, kerendahan hati, atau pekerti-pekerti insani lainnya. Sebaliknya, ia hanya menampilkan kebaikan hati. Kita memahami apakah kasih, ramah, dan rendah hati, tetapi siapakah yang dapat memberi definisi yang tepat atas kebaikan hati? Jika beberapa tahun yang lalu saya diminta untuk mengartikan kebaikan hati, saya akan berkata bahwa kebaikan hati berarti menanggung suatu beban berat dalam jangka waktu yang panjang. Namun, definisi yang demikian sangat alamiah dan tidak dapat membantu kita mengerti mengapa Paulus membicarakan kebaikan hati dalam 4:5, tidak mengatakan pekertipekerti yang lainnya.

Setelah Paulus mengatakan hendaklah kebaikan hati kita diketahui semua orang, ia menyambung dalam ayat 5 pula, “Tuhan itu dekat” (Tl.). Kebanyakan penafsir Alkitab mengira ini berarti kedatangan Tuhan sudah dekat. Saya tidak berani mengatakan bahwa arti demikian tidak tercakup, tetapi di sini Paulus tidak berkata bahwa Tuhan segera akan datang, melainkan Dia itu sudah dekat. Kemudian dalam ayat berikutnya, Paulus memberi tahu kita untuk tidak khawatir tentang apa pun juga, tetapi “nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.” Dalam hal menyatakan kebaikan hati kita agar diketahui semua orang, dalam hal jangan khawatir tentang segala hal, dan dalam hal menyatakan keinginan kita kepada Allah, Paulus mengumumkan bahwa Tuhan itu dekat.

Dalam diri kita sendiri, kita tidak mampu memperlihatkan kebaikan hati kita kepada semua orang, bebas dari kekhawatiran, dan menyatakan keinginan kita kepada Allah. Ada beberapa orang mungkin mengira berdoa sangat mudah, padahal berdoa adalah satu hal yang sukar. Untuk melakukan semua hal ini, kita harus seperti Paulus, yakni belajar rahasianya. Kita juga harus berada di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 56

No comments: