Hitstat

03 March 2014

Filipi - Minggu 28 Senin



Pembacaan Alkitab: Flp. 3:11-15


Dalam Filipi 3:15 Paulus berkata sebagai penutup 3:1-14, “Karena itu, marilah kita, yang sempurna, berpikir demikian. Dan jikalau lain pikiranmu tentang salah satu hal, hal itu akan dinyatakan Allah juga kepadamu.” Apakah maksud Paulus mengatakan “berpikir demikian”? Untuk menjawab pertanyaan ini kita perlu merenungkan perkataan Paulus dalam ayat 13-14, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap bahwa aku telah menangkapnya, tetapi inilah yang kulakukan: Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan surgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.” Kata “berpikir demikian” yang diucapkan Paulus berarti memiliki pikiran yang melupakan apa yang telah di belakang dan mengarahkan diri kepada apa yang di depan untuk berlari-lari kepada tujuan demi memperoleh hadiah (pahala).

Kita telah menunjukkan bahwa tujuan itu adalah kehidupan, tindak tanduk, dan diri kita dengan mutlak terlepas dari ciptaan lama dan masuk ke dalam Allah. Inilah tujuan kebangkitan yang unggul (ayat 11). Berlari-lari kepada tujuan kebangkitan yang unggul berarti menuntut kehidupan yang terlepas dari ciptaan lama dan sepenuhnya berada di dalam Allah. Kebangkitan yang unggul ini sebenarnya adalah Kristus itu sendiri dalam kebangkitan. Kita dapat juga mengatakan bahwa diri Kristus sendiri justru melukiskan kebangkitan yang unggul. Sebelum inkarnasi, penyaliban, dan kebangkitan Kristus, lukisan ini belum ada, sebab belum ada perihal kebangkitan yang unggul. Sebelum inkarnasi Kristus, Allah belum bersatu dengan ciptaan-Nya. Tetapi pada suatu hari Anak Allah datang ke dalam ciptaan lama. Ketika Ia disalibkan, Ia membawa segenap ciptaan lama ke atas salib dan memakunya di sana. Karena itu, melalui penyaliban, Kristus telah mengakhiri ciptaan lama. Tidak hanya demikian, ketika Ia dikubur, Ia membawa ciptaan lama (yang dilambangkan oleh kain kafan) masuk ke liang kubur bersama-Nya. Ketika Ia dibangkitkan, Ia menanggalkan kain kafan itu (Yoh. 20:6-7). Ini menunjukkan bahwa ciptaan lama telah ditinggalkan di makam. Ketika Kristus muncul kembali dalam kebangkitan, Ia menjadi persona yang mutlak di luar ciptaan lama dan sepenuhnya berada di dalam Allah. Inilah makna ungkapan “kebangkitan yang unggul”. Kristus mencapai kebangkitan unggul ini melalui penyaliban dan kebangkitan.

“Berpikir demikian” berkaitan dengan menuntut kebangkitan yang unggul. Berpikir demikian berarti mempunyai pengertian dan pemahaman bahwa sebagai orang yang telah dipilih, ditebus, dan dilahirkan kembali oleh Allah, kita wajib menuntut satu hal, yaitu agar kehidupan kita terlepas dari luar ciptaan lama dan sebaliknya berada di dalam Allah. Ini berarti seluruh kehidupan kita harus berada di dalam kebangkitan yang unggul. Kita telah nampak bahwa kebangkitan yang unggul ini sebenarnya adalah persona Kristus yang terkasih, mustika, dan unggul, yakni persona yang melalui penyaliban dan kebangkitan, telah melalui ciptaan lama dan telah masuk ke dalam Allah. Persona yang ajaib ini jauh lebih unggul daripada para malaikat. Para malaikat masih menjadi milik ciptaan lama. Mereka tidak mengalami penyaliban atau kebangkitan. Tetapi setelah Kristus disalibkan dan dikubur, Ia dibangkitkan ke luar dari ciptaan lama dan masuk ke dalam Allah. Pernahkah Anda mendengar lukisan yang sedemikian tentang Tuhan Yesus? Haleluya, Kristus itu sendiri adalah realitas kebangkitan yang unggul ini! Sekarang kita harus menuntut suatu kehidupan yang adalah persona Kristus yang ajaib ini. Kita harus berkata bersama Paulus, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21). Paulus juga dapat bersaksi bahwa ia telah disalibkan bersama Kristus dan Kristus hidup di dalamnya (Gal. 2:20). Kristus yang hidup di dalam Paulus adalah persona yang dalam diri-Nya sendiri adalah kebangkitan yang unggul.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 55

No comments: