Hitstat

12 March 2014

Filipi - Minggu 29 Rabu



Pembacaan Alkitab: Luk. 24:15-31; Flp. 4:5


Kehidupan Tuhan Yesus adalah penjelasan terbaik dari kebaikan hati. Renungkanlah bagaimana Ia berbicara kepada kedua murid dalam perjalanan menuju Emaus. Lukas 24:15 mengatakan, ketika kedua murid tersebut “sedang bercakap-cakap dan bertukar pikiran, datanglah Yesus sendiri mendekati mereka, lalu berjalan bersama-sama dengan mereka.” Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu percakapkan sementara kamu berjalan?” (ayat 17). Salah seorang murid itu menjawab dengan nada menegur, “Apakah Engkau satu-satunya orang asing di Yerusalem, yang tidak tahu apa yang terjadi di situ pada hari-hari ini?” (ayat 18). Bagaikan tidak mengetahui apa-apa, Tuhan bertanya, “Apakah itu?” (ayat 19). Lalu mereka mulai memberitahukan tentang Yesus orang Nazaret, “Dia adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah dan seluruh bangsa kami. Tetapi imamimam kepala dan pemimpin-pemimpin kami telah menyerahkan Dia untuk dihukum mati dan mereka telah menyalibkan-Nya” (ayat 19-20). Alangkah sabarnya Tuhan mendengarkan kedua murid itu menuturkan perkara-perkara yang sebenarnya Ia ketahui jauh lebih banyak dan jelas daripada mereka! Setelah berjalan sejangka perjalanan, “mereka mendekati desa yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalan-Nya” (ayat 28). “Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya, ‘Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam. Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka” (ayat 29). Tuhan bahkan duduk makan dengan mereka. Ketika Tuhan mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. “Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia” (ayat 31). Dalam seluruh peristiwa ini kita nampak kebaikan hati Tuhan.

Selain Tuhan Yesus, tidak ada umat manusia yang pernah menempuh kebaikan hati yang sedemikian ini. Kalau Anda membaca riwayat hidup orang-orang yang terkenal, Anda akan nampak tidak ada seorang pun di antara mereka yang benar-benar sebagai orang yang baik hati. Akan tetapi, jika Anda membaca keempat kitab Injil, Anda akan nampak kehidupan insani Tuhan Yesus penuh dengan kebaikan hati. Tuhan Yesus menyatakan kebaikan hatiNya terhadap murid-murid-Nya. Dapatkah Anda menemukan satu kasus di mana Tuhan Yesus memecat seorang di antara mereka? Tuhan Yesus bahkan menyatakan kebaikan hati-Nya terhadap Yudas!

Kebajikan kebaikan hati ini bersifat almuhit, mencakup kasih, murah hati, belas kasih, kelayakan, kemampuan menyesuaikan diri, dan kebajikan-kebajikan lainnya. Mudah-mudahan sekarang kita dapat mengerti mengapa Paulus membicarakan kebaikan hati pada akhir sebuah kitab yang dalam tentang pengalaman atas Kristus ini. Ketika Paulus menasihati kita agar kebaikan hati kita diketahui oleh semua orang, ia mengatakan sesuatu yang sangat bermakna. Tidak ada seorang manusia yang mampu dengan hayat alamiah memenuhi tuntutan yang sedemikian. Banyak tokoh agama boleh jadi sangat baik, tetapi mereka tetap adalah orang-orang yang berdosa dan telah jatuh. Hanya Tuhan Yesus yang menempuh kehidupan yang penuh kebaikan hati, dan hanya Kristus yang dapat menjadi kebaikan hati kita yang sempurna hari ini. Kata yang terbaik untuk meringkas keseluruhan kebajikan insani Kristus ialah kebaikan hati. Orang mengetahui kebaikan hati kita berarti kita menempuh kehidupan yang mengekspresikan Kristus; kehidupan ini mengekspresikan Kristus yang kita perhidupkan. Kehidupan yang demikian adalah Kristus sendiri sebagai totalitas seluruh kebajikan insani. Inilah Kristus sebagai kebaikan hati kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 57

No comments: