Hitstat

13 March 2014

Filipi - Minggu 29 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:1-7


Dari sekian banyak kebajikan insani, Paulus membicarakan kebaikan hati dalam 4:5. Seperti yang akan kita lihat, kebajikan khusus ini berkaitan dengan hal-hal penting lainnya dalam Filipi 3 dan 4. Sebagai contoh, kebaikan hati berkaitan dengan kemampuan melakukan segala hal di dalam Kristus, dan berkaitan pula dengan belajar rahasia kepuasan dalam segala keadaan. Selain itu, untuk memiliki kebaikan hati kita juga harus memenuhi syarat menurut apa yang dikatakan dalam 3:15-16.

Dalam kehidupan keluarga kita kebaikan hati sangat diperlukan. Kehidupan keluarga yang baik adalah hasil dari kebaikan hati. Jika seorang suami atau istri menyatakan kebaikan hati terhadap satu sama lain dan terhadap anakanak mereka, mereka akan memiliki sebuah kehidupan pernikahan dan kehidupan keluarga yang sangat indah. Akan tetapi, bila mereka tidak menyatakan kebaikan hati, mereka secara serius akan merusak kehidupan mereka bersama sebagai keluarga.

Para orang tua harus berhikmat dalam berbicara kepada anak-anak mereka. Seorang anak mungkin perlu dikoreksi, tetapi orang tua harus mempertimbangkan saat yang tepat untuk berbicara kepadanya. Seorang ayah harus bertanya kepada dirinya sendiri apakah ia seharusnya menegur anaknya di hadapan anak-anak lain atau bahkan di hadapan ibunya. Adakalanya mendisiplinkan seorang anak di hadapan orang lain bukanlah suatu hal yang bijaksana. Betapa banyaknya hikmat yang harus kita miliki dalam mendidik anak-anak kita! Jika kita tidak memiliki kebaikan hati, kita tidak akan memiliki hikmat. Di aspek lainnya, jika kita tidak memiliki hikmat yang memadai, kita pun tidak dapat menyatakan kebaikan hati.

Jika kita ingin menampilkan kebaikan hati, kita juga perlu sabar. Kebanyakan orang tua merasa sulit untuk sabar ketika mereka mendisiplinkan anak-anak mereka. Misalkan, seorang saudara ingin menegur salah seorang anaknya. Jauh lebih baik kalau ia menunggu beberapa jam sebelum mengatakan sesuatu kepadanya. Namun, justru luar biasa sulitnya untuk menunggu beberapa menit sekalipun apalagi beberapa jam. Kecenderungan alamiah kita ialah menanggulangi anak-anak kita secara tergesa-gesa. Ketidaksabaran yang sedemikian ini hanya berakibat merusak.

Sebagai kebajikan yang almuhit, kebaikan hati tidak hanya menyiratkan pengertian, hikmat, dan sabar, tetapi juga belas kasih, murah hati, kasih, dan simpati. Daftar kebajikan-kebajikan ini hampir tidak ada habisnya. Seperti telah kita tunjukkan, kata Yunani yang diterjemahkan “kebaikan hati” menyiratkan simpati. Berbaik hati berarti memperhatikan atau mengingat keadaan orang lain. Jika kita mau berlatih memiliki kebaikan hati dalam kehidupan pernikahan dan keluarga kita, kita akan memiliki kehidupan pernikahan yang menyenangkan dan kehidupan keluarga yang indah.

Dari Efesus 4 dan Kolose 3 kita mengetahui bahwa gereja adalah manusia baru yang dibangun oleh kaum beriman dari bangsa dan kebudayaan yang berbeda-beda. Untuk membangun sebuah gereja yang terdiri atas kaum saleh yang latar belakangnya berbeda-beda ini sungguh diperlukan banyak kebaikan hati. Para penatua memerlukan suatu pengertian yang tepat terhadap semua orang kudus serta karakter-karakter khas yang mereka miliki; juga perlu memiliki hikmat dalam mengasuh mereka. Jika para penatua kekurangan pengertian dan hikmat, mereka tidak akan dapat menyatakan kebaikan hati dan mungkin mendatangkan kerusakan yang besar. Demi pembangunan di antara kaum saleh dalam sebuah gereja lokal, kebaikan hati adalah kebajikan yang paling dibutuhkan oleh setiap penatua.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 58

No comments: