Hitstat

27 March 2014

Filipi - Minggu 31 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 4:4-7


Jika kita memperhidupkan Kristus, kita benar-benar bersatu dengan Tuhan. Dalam Filipi 4:4 Paulus berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!” Bersukacita dalam Tuhan berarti bersatu dengan Tuhan. Bila kita bersatu dengan Tuhan, kita tidak akan khawatir tentang apa pun juga, sebab kita tidak saja berada di bawah tangan kedaulatan Tuhan, kita pun di dalam Tuhan itu sendiri. Kalau kita menempuh kehidupan semacam ini, mana mungkin kita khawatir? Semakin kita berlatih bersatu dengan Tuhan, kita akan semakin memahami bahwa penentuan-Nya adalah penentuan kita. Jika Dia menghendaki kita tinggal lebih lama di dunia ini, Ia akan memelihara hidup kita. Tetapi, jika Ia menghendaki kita pergi kepada-Nya, Ia akan membawa diri kita kepada-Nya. Karena setiap hal tergantung pada kehendak-Nya dan karena kita bersatu dengan-Nya secara riil, tidak ada alasan bagi kita untuk khawatir.

Bila kita terpisah dengan Tuhan, kita akan khawatir tentang apa pun juga. Setiap hal dalam hidup manusia akan menimbulkan kekhawatiran. Tetapi bila kita bersatu dengan Tuhan, kita dipisahkan dari kehidupan alamiah manusia dan kekhawatirannya. Jika kita ingin semua orang mengetahui kebaikan hati kita dan tidak khawatir tentang apa pun juga, kita perlu berlatih untuk bersatu dengan Tuhan. Inilah alasan Paulus menyuruh kita bersukacita dalam Tuhan sebelum ia menasihati kita agar kebaikan hati kita diketahui semua orang. Ketika kesehatan saya bermasalah beberapa bulan yang lalu, saya merasa resah. Pada suatu hari Tuhan bertanya kepada saya apakah saya bersatu dengan-Nya. Ketika saya berkata bahwa saya bersatu dengan-Nya, Dia seolah-olah berkata kepada saya, “Kalau engkau bersatu dengan Aku, jangan khawatir tentang kesehatanmu.”

Jika kita benar-benar bersatu dengan Tuhan dalam pengalaman kita, ketika hal-hal yang negatif menimpa diri kita, kita tidak perlu khawatir atau resah. Kalau kita tidak bersatu dengan Tuhan secara riil, maka setiap manusia, perkara, dan benda akan meresahkan kita. Kita mungkin akan terganggu oleh suami atau istri kita, atau oleh anak-anak kita. Bila kita tidak bersatu dengan Tuhan, tidak akan ada yang bisa memuaskan kita. Sebagai contoh, di luar Tuhan, tidak ada pekerjaan yang memuaskan. Rahasia kepuasan ialah bersatu dengan Kristus. Bila kita bersatu dengan Tuhan, kita dapat merasa puas dengan lingkungan sekitar kita, dan kita dapat berbaik hati terhadap setiap orang, perkara, dan benda. Bila kita bersatu dengan Kristus barulah kita dapat berbaik hati sepenuhnya dan merasa puas dalam segala situasi.

Jika kita ingin tidak khawatir tentang apa pun juga, kita harus mengakui bahwa semua kesusahan, penderitaan, musibah, bencana, dan malapetaka adalah pengaturan dan penetapan Allah. Kita pun harus bersatu dengan Tuhan dalam pengalaman kita. Ya, kita memang memahami perlunya mengalami penderitaan dan kesusahan. Namun, jika kita ingin bebas dari kekhawatiran, kita perlu sesuatu yang melebihi pemahaman ini, yakni kita juga harus bersatu dengan Tuhan. Jika tidak, maka lingkungan atau hal-hal yang menimpa diri kita akhirnya akan membuat kita khawatir, dan kita tidak akan puas terhadap apa pun atau siapa pun.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 62

No comments: