Hitstat

29 March 2014

Filipi - Minggu 31 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 4:16-17


Jika kita ingin dibebaskan dari kekhawatiran, kita perlu mengerti dan mempraktekkan keenam butir yang telah kita bahas dalam berita terdahulu dan berita ini. Pertama-tama, kita perlu memahami bahwa sebagaimana kekhawatiran merupakan keseluruhan kehidupan manusia, maka kebaikan hati adalah totalitas kehidupan kristiani. Kedua, kita perlu nampak bahwa sumber kebaikan hati adalah Allah dan sumber kekhawatiran adalah Iblis.

Hal ketiga ialah paham bahwa kebaikan hati dan kekhawatiran tidak dapat hidup berdampingan. Alasannya ialah karena kebaikan hati sebenarnya adalah satu persona, yakni Kristus itu sendiri. Bila Kristus diperhidupkan dari diri kita, barulah kita memiliki kebaikan hati. Hal ini ditunjukkan oleh fakta bahwa Paulus berulang-ulang membicarakan tentang Kristus dalam Filipi 1, 2, dan 3. Ia menekankan memperbesar Kristus, menerima Kristus sebagai teladan, dan menuntut Kristus sebagai sasaran. Tetapi, dalam Filipi 4 ia menggunakan istilah kebaikan hati dan menyuruh kita agar kebaikan hati kita diketahui semua orang. Sebenarnya, kebaikan hati ini adalah Kristus yang diwahyukan dalam pasal-pasal sebelumnya. Karena itu, kebaikan hati kita diketahui semua orang berarti memperhidupkan Kristus. Kita telah nampak bahwa Allah mungkin mengatur dan menetapkan penderitaan tertentu untuk kita. Tetapi walaupun penderitaan itu pengaturan dan penetapan Allah, datangnya bukan dari Allah, melainkan dari Iblis. Pengalaman Ayub maupun Paulus membuktikan hal ini. Musibah yang Allah atur dan tetapkan untuk kita sebenarnya datang dari Iblis. Iblislah utusan yang mendatangkan semuanya itu kepada kita. Allah mengatur dan menetapkan suatu duri untuk Paulus dan Ia mengizinkan Iblis untuk membawa duri itu kepada Paulus. Setelah mengirimkan kesulitan atau kesusahan tertentu kepada kita, Iblis segera datang untuk menimbulkan kekhawatiran. Kekhawatiran bukan pemberian Allah dan bukan datang dari Allah. Sebaliknya, kekhawatiran selalu ditimbulkan oleh Iblis untuk menggagalkan kehendak Allah. Jika kita benar-benar mengerti hal ini, kita akan nampak perlunya Kristus sebagai kebaikan hati kita. Jika kita memiliki kebaikan hati ini, kita tidak akan khawatir. Tetapi jika kita merasa khawatir, kita tidak akan memiliki kebaikan hati.

Hal keempat yang perlu kita pahami dan praktekkan ialah menempuh satu kehidupan yang penuh kebaikan hati namun tanpa kekhawatiran, kita perlu bersatu dengan Tuhan secara riil. Ditinjau dari segi pengalaman, bersatu dengan Tuhan berarti berada di dalam Dia.

Kelima, kita perlu berdoa. Ini berarti kita perlu memiliki suatu waktu untuk bersekutu dengan Tuhan dan menyembah Dia. Doa tidak semata-mata berarti memohon sesuatu kepada Tuhan. Doa merangkum bercakap-cakap dengan Tuhan, berkomunikasi dengan Dia dalam persekutuan, dan menyembah Dia. Ketika kita menggunakan waktu untuk berkontak dengan Tuhan sedemikian, kita perlu menyatakan permohonan kita dengan ucapan syukur.

Keenam, setelah berdoa, bersekutu dengan Tuhan, menyembah Dia, dan menyatakan permohonan kita kepadaNya, kita akan mengetahui apakah kehendak Tuhan. Sebagai contoh, jika kita sakit, kita akan tahu apakah Tuhan ingin menyembuhkan kita atau membiarkan penyakit itu tetap tinggal. Begitu kita mengetahui kehendak Allah, kita harus menerimanya, mengalami anugerah-Nya yang cukup, bersandar kepada-Nya, dan bersyukur kepada-Nya. Maka kita akan memiliki satu kehidupan yang penuh kebaikan hati namun tanpa kekhawatiran.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 62

No comments: