Hitstat

20 March 2014

Filipi - Minggu 30 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kej. 3:17; Rm. 8:28


Kita telah berulang-ulang menekankan bahwa Kitab Filipi adalah kitab tentang pengalaman akan Kristus. Untuk mengalami Kristus kita perlu memperhidupkan Dia agar kita dapat memperbesar Dia (1:20-21). Kemudian kita perlu mengambil Dia sebagai teladan kita dan menuntut Dia sebagai tujuan kita. Dalam kehidupan kristiani kita, kita harus memiliki pikiran yang unik — pikiran untuk menuntut Kristus dan mendapatkan Dia. Setelah membahas aspek-aspek dari pengalaman atas Kristus ini, dalam pasal 4 Paulus mengetengahkan tentang kebaikan hati dan kekhawatiran, dan hal ini menakjubkan kita. Di aspek positif, kita perlu kebaikan hati; di aspek negatif, kita tidak boleh khawatir tentang apa pun.

Dalam Efesus 1:3 dan 2:6 Paulus membicarakan tentang surga. Dalam pengalaman Anda dari hari ke hari, Anda berada di surga atau dalam kekhawatiran? Kita lebih sering berada dalam kekhawatiran, bukan di surga. Setelah kejatuhan manusia, kehidupan manusia tersusun dari kekhawatiran dan kecemasan. Jika Anda membaca Kejadian 3 dengan teliti, Anda akan nampak bahwa kekhawatiran muncul dari lingkungan yang diatur dan ditetapkan Allah bagi kita. Sebagai contoh, ada kekhawatiran-kekhawatiran yang muncul dari anak-anak kita. Sejak seorang anak dilahirkan, orang tuanya terus menaruh rasa khawatir terhadapnya. Mereka yang tidak mempunyai anak mungkin bermimpi pada suatu hari mereka akan mendapatkan anak. Tetapi mereka tidak tahu kecemasan dan kekhawatiran yang berkaitan dengan melahirkan anak dan membesarkannya. Semua hal yang mempengaruhi kehidupan anakanak kita, bisa menimbulkan kekhawatiran kita. Kita khawatir terhadap kehidupan, makanan, dan pakaian mereka. Kebanyakan orang tua dapat bersaksi, begitu memikirkan anak-anak mereka, hari-hari mereka lebih banyak dipenuhi kekhawatiran daripada kegembiraan.

Kejadian 3 menunjukkan bahwa manusia yang telah jatuh juga khawatir tentang nafkah. Dalam Kejadian 3:17 Tuhan berkata kepada manusia, “Maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu.” Dalam ayat 19 Tuhan berkata, “Dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu.” Karena manusia harus bersusah payah untuk mempertahankan eksistensinya, maka ia penuh dengan kekhawatiran. Setiap petani khawatir akan hasil panennya; ia khawatir akan cuaca dan kerusakan yang ditimbulkan oleh penyakit dan hama. Sebenarnya tidak ada pekerjaan yang tidak membuat kita khawatir. Bahkan orang-orang yang sukses dalam profesinya juga khawatir akan usahanya. Kekhawatiran tidak dapat dihindari.

Apakah tujuan Allah dalam mengatur dan menetapkan lingkungan yang menimbulkan kekhawatiran kepada kita? Berdasarkan Roma 8, selain penebusan dan Roh yang berhuni di batin, kita pun memerlukan “segala sesuatu”. Ayat 28 mengatakan, “Kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Sudah tentu “segala sesuatu” di sini juga meliputi penderitaan, kekhawatiran, dan ketakutan. Untuk menyempurnakan kita, perlu ada penderitaan. Dari pengalaman kita tahu bahwa pada hakikatnya setiap hal yang tercakup dalam “segala sesuatu” meliputi kekhawatiran.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 60

No comments: