Hitstat

03 March 2016

Yakobus - Minggu 7 Kamis



Pembacaan Alkitab: Yak. 1:17-18; 1 Kor. 9:20
Yakobus
1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.
1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.
1 Kor.
9:20 Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat.


Yakobus adalah seorang yang sangat saleh, dan secara insani, ia sangat berhikmat. Tetapi dari perkara demi perkara yang ada kita nampak bahwa Yakobus terlalu dipenuhi oleh hal‑hal Perjanjian Lama. Tidak diragukan, ia dijenuhi, diresapi dengan rasa, aroma, dan suasana Perjanjian Lama. Kita tidak menemukan tanda‑tanda yang kuat bahwa Yakobus benar‑benar telah melewati zaman Perjanjian Lama dan masuk ke dalam ekonomi Perjanjian Baru. Boleh jadi Yakobus sudah dibaptis. Akan tetapi, melihat tulisan-tulisannya, saya tidak yakin Ia pernah mengalami pengakhiran yang tuntas dan penguburan dirinya bersama‑sama dengan segala perkara lampaunya, yang baik maupun yang buruk.

Dalam Surat Kirimannya Yakobus masih mempertahankan kedua belas suku zaman Perjanjian Lama. Ini terlihat dari cara Yakobus mengawali kitab ini: "Salam dari Yakobus, hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus, kepada kedua belas suku di perantauan." (1:1). Fakta bahwa Yakobus mengalamatkan Surat Kirimannya kepada kedua belas suku di perantauan menunjukkan kurangnya visi yang jelas mengenai perbedaan antara orang‑orang Kristen dengan orang‑orang Yahudi, antara ekonomi Perjanjian Baru Allah dengan zaman Perjanjian Lama. Yakobus boleh jadi tidak mengerti bahwa Allah dalam Perjanjian Baru telah melepaskan dan memisahkan kaum beriman Yahudi di dalam Kristus dari bangsa Yahudi.

Menurut tulisan‑tulisan Paulus, kaum beriman Yahudi di dalam Kristus telah dipanggil oleh Allah keluar dari zaman atau pengelolaan yang usang. Dalam Kitab Galatia, Paulus bahkan menganggap agama Yahudi sebagai zaman jahat masa kini: "yang telah menyerahkan diri‑Nya karena dosa‑dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia (zaman) jahat yang sekarang ini." (1:4). Menurut konteks Kitab Galatia, zaman jahat yang sekarang ini mengacu kepada dunia agamis, arus agamis dunia, agama orang Yahudi. Ini dikuatkan oleh Galatia 6:14‑15, yang menganggap sunat sebagai bagian dari dunia agamis, yang bagi Rasul Paulus sudah disalibkan. Di sini rasul menekankan bahwa tujuan Kristus menyerahkan diri‑Nya sendiri karena dosa‑dosa kita adalah untuk menyelamatkan kita, untuk menarik kita keluar dari agama Yahudi, zaman jahat sekarang ini.

Zaman jahat yang sekarang ini sama dengan "angkatan yang jahat" dalam Kisah Para Rasul 2:40. Pada hari Pentakosta Petrus menyuruh orang banyak agar memberikan dirinya diselamatkan dari angkatan yang jahat ini. Lalu, bagaimana mungkin orang yang saleh seperti Yakobus ini menujukan suratnya, yang ditulisnya ke­pada orang‑orang Kristen Yahudi, kepada kedua belas suku di perantauan? Hal ini sudah tentu bertentangan dengan ekonomi Perjanjian Baru Allah.

Pada butir ini saya ingin berkata bahwa kita tidak seharusnya tertarik kepada seseorang hanya karena ia saleh. Sepanjang abad, banyak orang saleh yang dalam kondisi suram terhadap ekonomi Allah. Mereka di bawah suasana mendung, diselubungi oleh kesalehan mereka. Mungkin saja kita disimpangkan oleh seseorang yang saleh sama seperti Paulus disimpangkan oleh Yakobus yang saleh dalam Kisah Para Rasul 21. Tidaklah mudah menghindari pengaruh situasi rohani yang mendung.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 13

No comments: