Hitstat

07 March 2016

Yakobus - Minggu 8 Senin

Pembacaan Alkitab: Yak. 4:13-15; Luk. 21:36
Doa Baca: Luk. 21:36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.


Menurut 4:15, Yakobus menginginkan kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup dan berbuat ini dan itu." Kebanyakan orang Kristen menyukai ayat 13‑17 dalam Surat Yakobus ini. Dalam 4:13 Yakobus menyatakan bahwa kita tidak boleh berkata, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung." Kemudian dalam ayat 14 Yakobus meneruskan ucapannya, "Kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentar saja kelihatan lalu lenyap." Karena itu, kita seharusnya berkata, "Jika Tuhan menghendaki ..." Akan tetapi, cara hidup ini adalah menurut cara kaum saleh Perjanjian Lama. Kaum saleh Perjanjian Baru harus dipimpin oleh Roh itu. Dalam Roma 8:14 Paulus berkata, "Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." Dipimpin oleh Roh Allah sangat berbeda dengan berkata kita akan melakukan ini atau itu "jika Tuhan menghendakinya". Kaum saleh Perjanjian Baru adalah mereka yang dipimpin oleh Roh itu dalam hidup mereka setiap hari. Orang yang mengikuti cara Perjanjian Lama boleh jadi berkata, “Jika Tuhan menghendaki, besok aku akan pergi berbelanja. Tetapi jika Tuhan tidak menghendaki, apakah yang dapat kuperbuat selain tinggal di rumah?” Kita tidak demikian, melainkan harus belajar dalam hidup kita dipimpin oleh Roh itu. Hari demi hari dan bahkan saat demi saat, kita seharusnya dipimpin oleh Roh yang berhuni itu.

Dalam 5:7 Yakobus mengatakan, "Karena itu, Saudara‑saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan!" Menantikan kedatangan Tuhan dengan kesabaran sungguh menakjubkan, dan hal ini pastilah perkara Perjanjian Baru. Akan tetapi, ketika membahas perihal menantikan kedatangan Tuhan kembali, Yakobus tidak mempunyai konsepsi Perjanjian Baru. Malahan ia menggunakan nabi‑nabi sebagai contoh kesabaran dan Ayub sebagai contoh ketekunan.

Pengajaran Yakobus tentang menantikan Tuhan kembali sangat berbeda dengan yang diajarkan Tuhan Yesus dan Rasul Paulus. Dalam Matius 24:42 Tuhan berkata, "Karena itu, berjaga‑jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang," dan dalam Matius 24:44 Ia berkata, "Karena itu, hendaklah kamu juga siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Di sini kita nampak, mengenai kedatangan‑Nya, Tuhan menyuruh kita berjaga‑jaga dan siap sedia. Kemudian dalam Lukas 21:36 Tuhan memberikan perintah‑perintah ini kepada kita: "Berjaga‑jagalah senantiasa sambil berdoa." Mengenai kedatangan, Paulus juga menyuruh kita berjaga-jaga (1 Tes. 5:6).

Sekalipun Yakobus mengutarakan kata-kata yang indah mengenai doa dalam 5:14-16, namun cara berdoanya masih menurut cara nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa ia menggunakan doa Elia sebagai suatu contoh: "Elia adalah manusia biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa (berdoa di dalam doa), supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa lagi dan langit menurunkan hujan dan bumi pun mengeluarkan buahnya." (ayat 17-18). Yakobus mengatakan bahwa Elia berdoa di dalam doa. Boleh jadi kita mengagumi doa ini dan menganggapnya indah. Akan tetapi, pendapat Paulus berbeda. Paulus memberi tahu kita agar kita senantiasa berdoa di dalam roh (Ef. 6:18). Berdoa di dalam roh jauh lebih baik, lebih manis, dan lebih kaya daripada berdoa di dalam doa. Berdoa di dalam doa adalah berdoa dengan cara Perjanjian Lama; sedang berdoa di dalam roh adalah berdoa dengan cara Perjanjian Baru. Dalam kasus Elia, Tuhan memberinya beban doa yang istimewa, yaitu agar tidak turun hujan. Karena itu, Elia mendoakan doa yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Tetapi hari ini, kita mempunyai Roh yang berhuni, yang diam di dalam roh kita dan berdoa bagi kita (Rm. 8:26), dan kita tidak memerlukan doa atau beban khusus, karena kita dapat berdoa dengan tidak putus-putusnya dalam roh kita (I Tes. 5:17).


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 14

No comments: