Hitstat

09 March 2016

Yakobus - Minggu 8 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kis. 21:20-24; 1 Kor. 7:25
Doa baca: 1 Kor. 7:25
Sekarang tentang orang-orang yang belum kawin. Untuk mereka aku tidak mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang yang dapat dipercayai karena rahmat Allah.


Baik dalam Kisah Para Rasul 21 maupun dalam Surat Yakobus terdapat kata‑kata yang diucapkan oleh Yakobus, seorang yang saleh. Jika kita memahami sifat Kisah Para Rasul 21, kita akan mengetahui posisi Surat Yakobus. Dalam Kisah Para Rasul 21 dan dalam Kitab Yakobus kita temukan kata‑kata dari seorang yang saleh. Memelihara hukum Taurat adalah saleh, memenuhi nazar dan menanggung biaya orang lain juga adalah saleh. Dalam Surat Kirimannya, Yakobus menulis dengan cara yang saleh mengenai banyak hal: mengunjungi janda‑janda dan yatim piatu, menjaga diri dari kecemaran dunia, menggenapkan hukum kemerdekaan yang sempurna, mengatakan, "Jika Tuhan menghendaki," mengenai masa mendatang, menganjuri kaum beriman untuk berdoa seperti Elia. Perkataan‑perkataan Yakobus mengenai hal‑hal ini boleh jadi memang saleh, tetapi itu bukanlah kata‑kata Allah. Bagaimanapun, kitab seperti ini termasuk di antara tulisan‑tulisan kudus, yang dihembuskan oleh Allah, diilhamkan oleh Allah.

Sama seperti pasal 1 dan 2 Kitab Kejadian merupakan hembusan Allah, demikian juga pasal 3 Kitab Kejadian dihembuskan oleh Allah. Walaupun kata‑kata tertentu dalam Kejadian 3 bukanlah kata‑kata Allah, namun seluruh pasal tersebut adalah hembusan Allah. Allah mengilhamkan catatan ini dengan satu tujuan. Jika kita tidak mempunyai catatan tentang perkataan si ular seperti yang terdapat dalam Kejadian 3, kita tidak akan mengetahui kelicikan si ular. Karena itu, Allah menghembuskan catatan ini untuk menyingkapkan kelicikan musuh.

Prinsipnya sama dengan perkataan Petrus kepada Tuhan Yesus dalam Matius 16:22. Jika kata‑kata itu tidak dicatat, kita tidak akan tahu bahwa seorang yang beriman seperti Petrus, seorang yang sangat mengasihi Tuhan dan menerima wahyu yang paling tinggi dari Bapa tentang Tuhan Yesus, masih bisa dihasut oleh musuh, Iblis, untuk mengatakan sesuatu yang bertentangan dengan ekonomi Allah. Kata‑kata Petrus dalam ayat itu pasti bukan kata-kata Allah. Tetapi catatan itu dihembuskan oleh Allah dengan tujuan untuk menunjukkan hasutan si jahat dan kelicikan musuh Allah.

Demikian pula, walaupun kata‑kata tertentu dalam Surat Yakobus merupakan kata‑kata Yakobus sendiri dan bukan firman Allah, namun Allah mengilhamkan tulisan dalam Surat Kiriman ini agar kita, bisa menyadari bahwa mungkin saja seorang yang saleh terselubung terhadap ekonomi Perjanjian Baru Allah. Jika Surat Yakobus bukan bagian dari Alkitab, maka akan ada lubang, celah, dalam Alkitab. Tanpa Kisah Para Rasul 21 dan Surat Yakobus, mungkin tidak seorang pun di antara kita yang mengira bahwa seorang yang saleh masih bisa terselubung dan tertudung dalam hal ekonomi Allah. Jika kita tidak mempunyai Kisah Para Rasul 21 dan Surat Yakobus, kita tidak akan pernah membayangkan betapa seorang yang saleh seperti itu tidak mempunyai visi yang jelas terhadap ekonomi Perjanjian Baru Allah. Karena itu, kita harus bersyukur karena kita memiliki Surat Yakobus yang bisa membantu kita menyadari bahwa tidaklah cukup dengan hanya menjadi orang yang saleh, kudus, alkitabiah, rohani, dan menang. Mungkin ini cukup bagi seseorang yang menjadi orang beriman dalam Perjanjian Lama, tetapi ini tidak cukup bagi kita untuk menjadi anggota, Kristus dalam Perjanjian Baru, anak Allah yang sejati yang dilahirkan kembali oleh‑Nya. Hal ini bisa membantu kita untuk memahami mengapa Surat Yakobus termasuk sebagai bagian dari Alkitab yang adalah hembusan Allah. Surat Kiriman ini tercantum di sini dengan maksud untuk menunjukkan kepada kita bahwa seorang yang saleh mungkin saja jauh dari ekonomi Perjanjian Baru Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 14

No comments: