Hitstat

03 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 1 Sabtu

Menerima Sumber Moralitas yang Tertinggi
Kolose 1:21
Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat.

Ayat Bacaan: Kej. 1:26; 2:9; Kol. 1:21

Walaupun manusia diciptakan oleh Allah menurut gambar dan rupa-Nya (Kej. 1:26), namun manusia telah gagal menempuh suatu kehidupan dalam standar moralitas yang tertinggi. Mengapa? Sebab manusia hanya memiliki gambar Allah, belum memiliki realitas Allah sebagai kasih, terang, kudus, dan benar. Realitas dari atribut-atribut ilahi ini sebenarnya adalah Allah sendiri. Inilah sebabnya Allah dalam Kejadian pasal dua meletakkan manusia di depan diri-Nya sendiri seperti yang ditandai oleh pohon hayat, yang menunjukkan bahwa Allah menghendaki manusia menerima Dia sebagai hayatnya, sehingga manusia dapat memiliki realitas kasih, terang, kudus, dan kebenaran (Kej. 2:9). Ini akan membuat manusia mampu menempuh suatu kehidupan dalam standar moralitas yang tertinggi.
Jadi, moralitas yang tertinggi bukanlah hasil pengembangan budi pekerti manusia seperti yang banyak di ajarkan di sekolah-sekolah, melainkan berasal dari menerima Allah sebagai hayat kita. Manusia gagal menampilkan moralitas yang tertinggi di lingkungan mereka bukan karena kurangnya pendidikan atau pengajaran, melainkan kekurangan Allah. Bila Allah belum masuk ke dalam kita, tidak satu pun dari kita yang sanggup memiliki kehidupan dengan standar moralitas yang tertinggi. Hal ini sudah pasti dan sudah terbukti (Kol. 1:21).
Pada suatu kali, ketika Watchman Nee memberitakan Injil di Universitas Kim-Leng, China, dia berkata, “Semua orang ateis adalah orang yang tidak bermoral.” Saat itu banyak mahasiswa ateis yang sangat tidak puas setelah mendengar perkataan itu. Hari berikutnya, mereka hadir lagi mendengarkan Injil. Ketika Watchman Nee memberitakan Injil, mereka di bawah menggosok-gosokkan sepatu di lantai, dengan tujuan agar Watcman Nee tidak bisa memberitakan Injil dengan baik. Hari ketiga mereka datang lagi, bukan saja menggosok sepatu, ditambah mengacung-acungkan tangan, mulutnya dicibirkan ke kanan ke kiri, terus mengganggu, mengacau. Melihat situasi itu, ada seorang berkata, “Tuan Nee berkata bahwa orang yang tidak mempunyai Allah adalah orang yang tidak bermoral, perkataan ini benar, memang benar! Orang yang tidak mempunyai Allah, sungguh-sungguh tidak bermoral!”

No comments: