Hitstat

21 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 4 Rabu

Hidup dalam Standar Moralitas yang Tertinggi
Lukas 3:11
Jawabnya: “Barangsiapa mempunyai dua helai baju, hendaklah ia membaginya dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan, hendaklah ia berbuat juga demikian.”

Ayat Bacaan: Luk. 3:11-14; Yoh. 3:7; Gal. 2:20; Flp. 1:20-21

Lukas 3:11-14 memuat catatan yang lugas mengenai standar moralitas yang seharusnya dimiliki oleh umat Allah. Terhadap pertanyaan yang dilontarkan orang banyak tentang apa yang harus mereka perbuat, Yohanes menyuruh mereka berbelaskasihan terhadap orang yang kekurangan dengan cara membagikan pakaian dan makanan yang mereka miliki. Terhadap para pemungut cukai, Yohanes menasihati mereka untuk tidak menagih lebih daripada yang seharusnya. Terhadap orang yang bekerja di kemiliteran, Yohanes memperingatkan mereka agar jangan merampas dan jangan memeras, melainkan mencukupkan diri dengan gaji mereka. Betapa baiknya masyarakat hari ini jika mereka mau melakukan apa yang Yohanes ajarkan tersebut.
Ketika kita membicarakan masalah moralitas, kita tidak membicarakannya dalam konteks yang terpisah dari Kristus. Hari ini tidak sedikit juga orang yang bermoral baik, namun tanpa Kristus. Terhadap orang yang demikian, Tuhan berkata, “Kamu harus dilahirkan kembali” (Yoh. 3:7). Artinya, moral yang baik saja tidak cukup untuk membuat seseorang masuk ke dalam Kerajaan Allah. Tetapi puji Tuhan, kita telah dilahirkan kembali dan Kristus ada di dalam kita. Kita kini memiliki “modal” untuk menempuh hidup dengan standar moralitas yang tertinggi, dan modal itu adalah Kristus sendiri sebagai hayat kita. Apabila kita membiarkan Kristus hidup di dalam kita, maka dengan sendirinya kita akan memiliki standar moralitas yang tertinggi (Gal. 2:20).
Dewasa ini banyak orang muda telah teracuni oleh dunia sehingga merusak moralitas mereka. Lihatlah cara mereka berpakaian, seolah tidak ada perasaan malu. Seringkali ketika berada di jalan, kita terpaksa memalingkan mata kita ke arah lain. Tidak hanya dalam hal berpakaian, dalam hal tutur kata juga demikian. Perkataan yang najis dan tidak patut dengan mudah terdengar di tempat-tempat umum. Di seluruh dunia, perasaan malu dan moralitas telah diracuni sehingga tidak ada lagi kemuliaan Allah. Karena uang, banyak orang rela mengorbankan moralitas, reputasi, keadilan, latar belakang, kepribadian, dan segala sesuatu mereka. Namun bagi kita, yang terpenting bukan uang atau penampilan, melainkan Kristus diperbesar melalui kita (Flp. 1:20-21).

No comments: