Hitstat

23 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 4 Jumat

Dibaptis dan Diurapi
Lukas 3:21b-22
Dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: “Engkaulah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan.”

Ayat Bacaan: Luk. 3:22; Mat. 3:16

Tuhan Yesus dibaptis bukan hanya untuk memenuhi kebenaran menurut ketentuan Allah (Mat. 3:16), tetapi juga untuk membiarkan diri-Nya sendiri diletakkan ke dalam kematian dan kebangkitan, agar Dia dapat melayani bukan secara alamiah, melainkan dalam kebangkitan. Karena Dia telah mengalami baptisan dan tinggal dalam realitas baptisan, Dia mampu hidup dan melayani dalam kebangkitan, walaupun secara pengalaman, Dia baru mengalami mati dan bangkit tiga setengah tahun kemudian.
Perihal Tuhan dibaptis untuk memenuhi kebenaran Allah dan diletakkan ke dalam kematian dan kebangkitan membawakan tiga hal kepada-Nya: langit terbuka, Roh Allah turun, dan Bapa berbicara. Hal ini seharusnya kita alami pada hari ini. Lukas 3:22 mengatakan bahwa Roh Kudus turun dalam rupa seekor burung merpati. Merpati itu lembut, dan matanya hanya dapat melihat satu sasaran pada satu saat. Karena itu, merpati menandakan kelembutan dan ketulusan dalam pandangan dan tujuan. Dengan turunnya Roh Allah ke atas-Nya seperti burung merpati, maka Tuhan Yesus melayani dalam kelembutan dan ketulusan, hanya tertuju kepada kehendak Allah.
Dalam Lukas 3:22 kita juga nampak bahwa ada suara dari langit, “Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah Aku berkenan.” Turunnya Roh Kudus adalah pengurapan Kristus, sedangkan pembicaraan Bapa adalah kesaksian bagi Dia sebagai Anak yang terkasih. Ini adalah gambaran Trinitas Ilahi: Anak bangkit keluar dari air, Roh turun ke atas Anak, dan Bapa berbicara mengenai Anak. Ini membuktikan bahwa Bapa, Anak, dan Roh ada secara bersamaan dan bekerja bersama-sama untuk merampungkan rencana kekal Allah.
Apakah kualifikasi dari seorang yang hendak melayani? Bila kita hendak melayani Tuhan, pertama-tama kita memerlukan Roh Kudus mengurapi kita sehingga kita dapat melayani dalam kelembutan dan ketulusan, dengan mata yang hanya tertuju kepada kehendak Allah. Agar dapat melayani secara demikian, kita perlu mengalami realitas baptisan, yakni pengakhiran atas daging kita. Tanpa pengalaman atas realitas baptisan yang demikian, kita tidak akan mampu melayani dalam kelembutan dan ketulusan yang sebenarnya.

No comments: