Hitstat

12 October 2008

Lukas Volume 1 - Minggu 3 Senin

Melayani Dia dalam Kekudusan dan Kebenaran
Lukas 1:74-75
Supaya kita, terlepas dari tangan musuh, dapat beribadah kepada-Nya tanpa takut, dalam kekudusan dan kebenaran di hadapan-Nya seumur hidup kita.

Ayat Bacaan: Luk. 1:64, 67-69, 74-75, 78; 1 Ptr. 2:9

Setelah Zakharia menulis nama Yohanes di atas batu, “Seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia berkata-kata dan memuji Allah” (Luk. 1:64). Dalam Lukas 1:67-79 terdapat satu catatan bahwa Zakharia dipenuhi dengan Roh Kudus lalu bernubuat. Jika kita membandingkan perkataan Zakharia dalam Lukas 1:69 dengan perkataannya dalam ayat 78, kita akan nampak bahwa ia membicarakan dua aspek Persona Kristus. Dia membicarakan keinsanian-Nya dan keilahian-Nya.
Dalam keinsanian-Nya Kristus adalah tanduk keselamatan yang dibangkitkan Allah dalam keluarga insani, keluarga Daud. Dalam keilahian-Nya Dia adalah Surya yang terbit dari langit. Karena itu, Kristus adalah Manusia, juga Allah. Sebagai Manusia, Dia adalah tanduk keselamatan; sebagai Allah, Dia adalah Surya yang terbit. Pekerjaan penebusan Allah bagi keselamatan umat-Nya digenapkan oleh kebangkitan Kristus dalam dua aspek, yaitu sebagai tanduk keselamatan dan Surya yang terbit.
Puji Tuhan, Allah telah menumbuhkan sebuah tanduk keselamatan bagi kita di dalam keturunan Daud. Kita sudah memiliki tanduk keselamatan ini, yaitu Kristus. Dia telah melepaskan kita dari tangan musuh-musuh kita. Karena itu firman-Nya mengatakan bahwa Dia menghendaki agar kita melayani-Nya dalam kekudusan dan kebenaran seumur hidup kita (Luk. 1:74-75). Kita harus melayani Dia dalam kekudusan dan kebenaran selama kita hidup di bumi.
Berapa lama kita hidup di bumi, selama itulah kita seharusnya melayani Dia (beribadah, LAI) dalam kekudusan dan kebenaran sebagai imam-imam (1 Ptr. 2:9). Kekudusan terutama ditujukan terhadap Allah, dan kebenaran terutama ditujukan terhadap manusia. Inilah kehidupan yang ditentukan oleh Allah bagi kita. Kita harus melayani Dia dalam kekudusan dan kebenaran seumur hidup kita. Tentu saja, kita merasa sangat berhutang sebab kita harus mengakui bahwa kita belum setiap hari melayani Dia dalam kekudusan dan kebenaran, walaupun Allah telah melepaskan kita dari tangan musuh-musuh kita. Kekudusan dan kebenaran merupakan karakteristik utama dari perilaku kita di hadapan Allah, yang dengannya kita dapat melayani Dia.

No comments: