Hitstat

18 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 2 Minggu

Firman Itu Telah Menjadi Daging
Yohanes 1:14
Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.

Ayat Bacaan: Yoh. 1:14; Rm. 8:3-4; Ibr. 2:14; 1 Tim. 3:16; 2 Kor. 5:21

Demi menggenapkan tujuan Allah, Firman itu telah menjelma menjadi manusia yang bernama Yesus Kristus (Yoh. 1:14). Menjadi manusia berarti mengenakan tubuh daging, memiliki hayat dan sifat insani, serta dibatasi oleh ruang dan waktu. Di dalam kekekalan yang lampau, Firman itu tak terbatasi oleh ruang dan waktu, namun sejak Firman itu menjadi manusia, Dia masuk ke dalam ruang dan waktu. Allah yang kita sembah bukan hanya Allah sang Pencipta, tetapi juga Allah yang berinkarnasi. Melalui inkarnasi, Allah yang tak terbatas, telah mengenakan tubuh daging yang terbatas.
Mengapa Allah yang kekal mau mengenakan tubuh daging? Bukankah istilah “daging” di dalam Alkitab mengacu kepada sesuatu yang negatif? Ya. Roma 8:3 memberitahu kita bahwa Allah mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa karena dosa, supaya Dia dapat menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging. Walau mengenakan tubuh daging (Ibr. 2:14; 1 Tim. 3:16), Tuhan Yesus tidak memiliki sifat dosa di dalam daging-Nya (2 Kor. 5:21; Ibr. 4:15). Tuhan Yesus tidak mempunyai dosa dan tak ada sangkut pautnya dengan dosa. Hal ini dilambangkan dengan ular tembaga yang ditinggikan oleh Musa bagi orang Israel yang berdosa (Bil. 21:9; Yoh. 3:14). Ular tembaga itu memiliki bentuk dan rupa ular tetapi tidak memiliki racun ular. Ular tembaga seperti itulah yang menanggung penghakiman Allah atas orang Israel yang terkena racun ular, bahkan peninggian ular itu di padang gurun sekaligus menanggulangi ular yang meracuni mereka.
Meskipun Kristus tidak memiliki dosa dalam daging, namun Dia disalibkan dalam daging (Kol. 1:22; 1 Ptr. 3:18). Ketika Kristus disalibkan, di satu pihak, Dia adalah Anak Domba Allah yang menghapus dosa kita (Yoh. 1:29); di pihak lain, Dia adalah “ular tembaga” yang ditinggikan untuk menghakimi Iblis (Yoh. 12:31; 16:11), dan dengan itu Dia juga membinasakan Iblis (Ibr. 2:14). Tidak cukup demikian, melalui penyaliban Kristus dalam daging, Allah menghukum dosa yang dibawa masuk oleh Iblis ke dalam daging manusia. Hasilnya, kita dapat berjalan menurut roh, agar tuntutan keadilan hukum Taurat bisa digenapkan di dalam kita yang tidak lagi hidup menurut daging (Rm. 8:4).

No comments: