Hitstat

27 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 3 Selasa

Hayat Manusia Yang Penuh Kematian
Yohanes 2:6-7a
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.”

Ayat Bacaan: Yoh. 2:6-7; Kej. 1:27, 31

Ketika Tuhan Yesus datang ke dunia, Ia menjumpai keadaan manusia yang penuh kenikmatan, namun tidak langgeng. Dia datang pada saat yang tepat, yakni pada saat kenikmatan hayat manusia segera berakhir. Misalnya, kalau usia kita sudah 60 tahun lebih, berarti kita telah mendekati waktu habisnya anggur. Ketika anggur kita hampir habis, kita sadar bahwa “perjamuan kawin” kita akan segera berlalu. Namun puji Tuhan, pada saat itulah Tuhan datang ke dalam situasi kita. Kita tak perlu khawatir, sebab Dia dapat mengubah air menjadi anggur.
Sebelum melakukan mukjizat, Tuhan menyuruh orang mengisi tempayan dengan air (Yoh. 2:6-7). Tempayan itu terbuat dari batu, dan semuanya ada enam. Angka enam mewakili manusia yang tercipta, sebab pada hari keenamlah manusia diciptakan (Kej. 1:27, 31). Bahasa asli Alkitab mengatakan bahwa tempayan ini adalah tempayan dari batu. Batu dalam Alkitab mengacu kepada alamiah, karena batu ada secara alamiah. Jadi, enam tempayan melambangkan manusia alamiah yang tercipta. Kita adalah “tempayan”, bejana untuk menampung sesuatu. Tepatnya, kita adalah “tempayan” yang terletak di Kana, tempat yang penuh dengan orang-orang yang lemah dan rapuh; kita sendiri adalah orang-orang yang lemah dan rapuh.
Sebagaimana anggur melambangkan hayat, maka air melambangkan maut (kematian). Saat itu Tuhan menyuruh mereka mengisi penuh tempayan itu dengan air, itu menyatakan bahwa semua yang ada di dalam manusia tercipta yang alamiah tidak lain adalah maut. Janganlah mengira bahwa kita sakit sampai sejangka waktu tertentu kemudian baru mati. Sebenarnya, semua yang kita miliki adalah maut. Kita lemah dan rapuh karena maut ada di dalam kita.
Tidak peduli kelemahan jasmani atau jiwani, itu semua membuktikan bahwa di dalam manusia ada maut. Karena semua yang ada di dalam manusia kita adalah maut, maka kita perlu Tuhan Yesus dalam hayat kebangkitan-Nya, masuk ke dalam setiap kita, menjadi hayat kita, mengatasi keperluan kita. Hanya Tuhan Sang hayat inilah yang bisa memberi kita hayat yang tidak bisa mati, yang kuat, yang kekal, untuk mengatasi keperluan kita.

No comments: