Hitstat

26 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 3 Senin

Sukacita dan Kenikmatan Manusia Segera Berakhir
Yohanes 2:2-3
Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur.”

Ayat Bacaan: Yoh. 2:1-4

Perkawinan merupakan suatu pos yang sangat penting dan bermakna dalam hidup manusia, sebab tanpa hal itu, kelangsungan hidup manusia akan terhalang. Melenyapkan perkawinan berarti mengakhiri hidup manusia. Perkawinan melambangkan kelangsungan hidup manusia. Lalu, melambangkan apakah pesta perkawinan itu? Pesta perkawinan melambangkan kenikmatan dan kesenangan hidup manusia. Di bumi ini tiada suasana yang lebih menggembirakan daripada suatu pesta perkawinan. Pernahkah Anda melihat sepasang mempelai meratap tangis saat pesta perkawinan mereka tengah berlangsung? Tentu tidak. Menurut kebudayaan manusia manapun, perkawinan adalah suatu kesempatan yang sangat bahagia.
Pesta perkawinan pada zaman dahulu maupun sekarang, baik di Timur maupun di Barat, sangat tergantung pada anggur. Hal ini melambangkan bahwa kesenangan manusia tergantung pada hayat. Anggur (wine) berbeda dengan air putih, karena anggur berasal dari sesuatu yang hidup. Karena itu anggur melambangkan hayat. Kenikmatan manusia tergantung pada hayat manusia. Ketika hayat itu tamat, semua kenikmatan pun habis.
Yohanes 2:3-4 mengatakan, “Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: ‘Mereka kehabisan anggur.’ Kata Yesus kepadanya: ‘Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? Saat-Ku belum tiba.’” Ketika pesta pernikahan ini sedang berlangsung, mereka kehabisan anggur. Anggur dalam pesta pernikahan terpakai habis, ini melambangkan hayat dalam kehidupan manusia ada batasnya, bisa habis. Hayat dalam kehidupan manusia pada suatu hari akan mencapai kesudahannya, akan terpakai habis, bisa habis.
Begitu hayat manusia habis, sukacita kehidupan manusia juga habis. Kita semua bisa memahami bahwa sukacita dari berbagai aspek kehidupan manusia akan habis, akan mati, dan akhirnya akan sirna. Manusia boleh saja setiap hari berpesta pora, setiap hari menempuh kehidupan yang senang, tetapi Tuhan tahu bahwa hayat kehidupan manusia pada suatu hari akan sampai kepada kesudahannya, pada suatu hari akan habis. Itulah sebabnya Dia datang untuk mengatasi keperluan manusia akan hayat.

No comments: