Hitstat

28 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 3 Rabu

Mengubah Air Menjadi Anggur
Yohanes 2:10
Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.

Ayat Bacaan: Yoh. 2:8-10; Rm. 4:17; 1 Yoh. 3:14

Tuhan Yesus dengan ajaib mengubah air maut ini menjadi anggur (Yoh. 2:8-10). Tanda mukjizat ini tidak hanya menunjukkan bahwa Tuhan Yesus dapat menjadikan apa yang tidak ada menjadi ada (Rm. 4:17), bahkan Ia pun dapat mengubah maut menjadi hayat. Tatkala Tuhan mengubah air kita menjadi anggur, maka anggur dalam kehidupan kita itu takkan habis. Oleh sebab kita telah dilahirkan kembali, hayat serta kenikmatan rohani akan berlangsung selamanya. Kita akan mempunyai sukacita dan kenikmatan yang kekal, yang takkan tamat. Perjamuan ini bukan dalam hayat alamiah kita, melainkan dalam hayat baru yang kita terima melalui kelahiran kembali.
Hayat yang kita terima melalui kelahiran kembali jauh lebih baik daripada hayat alamiah kita. Hayat kita yang dahulu dilambangkan oleh anggur yang jelek, sangat banyak kurangnya. Hayat yang pertama, hayat manusia yang tercipta adalah hayat yang kurang baik. Hayat yang kedua, yang kita peroleh melalui kelahiran kembali adalah hayat yang paling baik, yang kudus dan yang kekal, sebab hayat ini adalah hayat Allah sendiri dalam Kristus. Dengan demikian sukacita kita akan bertahan sampai selama-lamanya.
Kita memiliki kenikmatan yang kekal, sebab Kristus telah memindahkan kita dari maut ke dalam hayat (1 Yoh. 3:14). Sebagai hayat kekal kita, Dia dapat mempertahankan kesenangan dan kenikmatan kita selama-lamanya. Suatu “perjamuan kawin” baru dimulai ketika kita diselamatkan. Sejak kita memiliki anggur kudus, yakni hayat kudus Tuhan, kita pun memiliki sukacita dan “perjamuan kawin” yang tak pernah usai di dalam kita.
Sebelum kita diselamatkan, kita adalah tempayan yang penuh dengan air maut. Pada suatu hari kita percaya Tuhan dan berseru, “Tuhan Yesus, aku menerima Engkau menjadi hayat-Ku, tinggallah di dalamku”. Pada saat itu Dia datang dan mengubah maut kita menjadi hayat. Bahkan suami istri Kristen pun bisa mencapai suatu titik kelayuan dalam hidup pernikahan mereka, seolah tak dapat lagi meneruskan pernikahan mereka. Tetapi, kalau mereka terbuka terhadap Tuhan, Dia akan mengubah maut itu menjadi hayat. Dalam banyak pernikahan, Tuhan telah mengubah air maut menjadi anggur kehidupan.

No comments: