Hitstat

21 April 2009

Yohanes Volume 1 - Minggu 2 Rabu

Agama Selalu Mencari Seorang Pemimpin Besar
Yohanes 1:22b-23
Apakah katamu tentang dirimu sendiri?” Jawabnya: “Akulah suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan nabi Yesaya.”

Ayat Bacaan: Yoh. 1:19-25

Penentangan terbesar terhadap Kristus justru berasal dari kaum agamawan Yahudi. Tidak ada sesuatu yang lebih menyusahkan ataupun menghalangi-Nya lebih daripada agama Yahudi. Agama selalu berusaha menghalangi tampilnya Kristus sebagai hayat. Yohanes 1:19-25 merupakan cerminan dari konsepsi kaum beragama, yang secara keseluruhan bertentangan dengan pikiran-pikiran ilahi. Yang dicari oleh kaum agamawan bukanlah Kristus, melainkan seorang pemimpin besar.
Konsepsi agama yaitu mencari orang besar seperti Mesias atau nabi besar seperti Elia. Kaum agamawan selalu memikirkan ucapan-ucapan pemimpin-pemimpin besar mereka yang melakukan perkara-perkara yang mengherankan dan yang melakukan keajaiban-keajaiban yang mengagumkan untuk menyelamatkan dan membebaskan mereka. Prinsip yang sama masih tetap ada di dalam situasi agama hari ini. Di manapun orang-orang berharap mempunyai seorang pengkhotbah hebat dan terkenal di dunia. Kaum agamawan hari ini seperti orang-orang Farisi, ahli-ahli Taurat serta kepala-kepala imam, bukanlah untuk hayat; mereka adalah untuk suatu pergerakan besar, seorang pemimpin besar. Sekalipun mereka menantikan seorang pemimpin agamawan besar yang akan menggiatkan mereka, setelah pemimpin seperti itu datang dan pergi, mereka masih tetap dalam keadaan mereka yang mati.
Pemimpin-pemimpin Yahudi mengutus orang-orang untuk menanyai Yohanes Pembaptis apakah ia Mesias itu. Tentu saja Yohanes menjawab: “Bukan aku”. Kemudian mereka bertanya pula apakah ia Elia, sekali lagi ia menjawab: “Bukan”. Namun Yohanes bersaksi bahwa dia hanyalah suatu suara, yakni suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Luruskanlah jalan Tuhan! seperti yang telah dikatakan oleh nabi Yesaya (Yoh. 1:23). Apakah suara itu? Suara bukanlah apa-apa. Anda mendengarnya sepintas, lalu suara itu pun berlalu. Anda tak dapat menjamahnya. Seolah-olah Yohanes berkata: “Aku bukanlah apa-apa. Aku tak lain hanyalah suara belaka. Aku bukanlah Mesias, Elia maupun nabi.” Dari jawaban Yohanes Pembaptis kita tahu bahwa yang kita perlukan sebenarnya bukan seorang pemimpin besar, melainkan hayat ilahi!

No comments: