Pembacaan Alkitab: 2 Ptr. 1:3-4
Doa baca: 2 Ptr. 1:4
Dengan jalan itu Ia telah
menganugerahkan kepada kita janji-janji yang berharga dan sangat besar, supaya
olehnya kamu boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi, dan luput dari hawa
nafsu duniawi yang membinasakan dunia.
Paulus sering menggunakan ungkapan "anugerah dan
damai sejahtera menyertai kamu". Namun, Petrus dua kali berbicara mengenai anugerah dan damai makin melimpah
(1 Ptr. 1:2; 2 Ptr. 1:2). Petrus tidak hanya mendambakan anugerah beserta
dengan kaum saleh, juga mendambakan anugerah itu makin melimpah atas mereka. Penggunaan
kata "berlimpah" oleh Petrus sekali lagi menunjukkan kekhususannya.
Dalam hal ini, Paulus bahkan tidak sekhusus Petrus, karena dalam Surat-surat Kirimannya,
dia tidak pernah berbicara tentang anugerah dan damai semakin melimpah. Ungkapan
"makin melimpah" di sini menunjukkan bahwa telah ada sesuatu, dan kita
tidak perlu menambahkan hal yang sama, kita hanya perlu melipatgandakan apa
yang telah kita miliki. Ini berarti kita memerlukan pelipatgandaan anugerah
yang telah kita miliki. Kita tidak memerlukan anugerah yang lain. Apa yang kita
perlukan adalah melipatgandakan anugerah yang telah kita miliki.
Berdasarkan pemikiran anugerah
yang dilipatgandakan, Petrus melanjutkan pembicaraannya dalam 4:10 tentang
berbagai anugerah, "Layanilah
seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap
orang sebagai pengelola yang baik dari (berbagai) anugerah Allah." Kita
semua seharusnya menjadi pelayan yang baik dari apa yang Petrus sebut berbagai
anugerah, anugerah dalam berbagai aspek dan berbagai kategori. Petrus menyebutkan
anugerah lagi dalam 1 Petrus 5:10, di mana ia berbicara tentang Allah, sumber
segala anugerah. Karena itu, dalam Surat 1 Petrus kita memiliki empat ungkapan yang
unik mengenai anugerah: anugerah hayat, anugerah yang makin melimpah, berbagai anugerah,
dan segala anugerah. Anugerah hayat sedang dilipatgandakan di dalam kita,
kemudian menjadi berbagai anugerah, akhirnya menjadi segala anugerah. Hasilnya,
kita tidak hanya mempunyai anugerah dari satu arah, tetapi dari banyak arah.
Sebagai contoh, dari langit dan dari bumi, dari suami atau istri, dan dari anak-anak
kita. Lebih banyak anak yang kita miliki, lebih banyak aspek anugerah yang akan
kita alami. Jika Anda memiliki empat orang anak, Anda akan menikmati anugerah
dalam empat aspek. Tetapi jika Anda memiliki lebih banyak anak, Anda akan
menikmati lebih banyak aspek anugerah. Dalam cara yang sama, jika seorang
saudara tidak menikah, dia akan kekurangan aspek yang khusus dari anugerah.
Seorang saudara yang sudah menikah akan mengalami anugerah dalam aspek yang
khusus. Selain itu, jika istri seorang saudara secara alamiah sangat baik, dia
mungkin akan kekurangan aspek yang kaya dari anugerah. Tetapi jika istrinya
menyulitkan dan bahkan agak keras kepala, dia akan memiliki kesempatan untuk
menikmati aspek yang sangat khusus dan kaya dari anugerah. Anugerah itu berbeda-beda
menurut situasi dan lingkungan kita. Sebagai contoh, anugerah akan berbeda menurut
macam istri yang Anda miliki, apakah dia secara alamiah taat atau menyulitkan.
Jika istri Anda baik, Anda tidak akan memiliki anugerah sebanyak jika istri Anda
menyulitkan Anda. Sama halnya, jika Anda tidak mempunyai anak, Anda tidak akan
menikmati aspek anugerah yang berkaitan dengan anak-anak. Oh, kita semua perlu
mengenal berbagai anugerah!
Menurut 2 Petrus 1:4, Allah telah menganugerahkan kepada kita
janji-janji yang berharga dan sangat besar, sehingga melaluinya kita boleh mengambil
bagian dalam sifat (kodrat) Allah. Kita adalah orang-orang yang mengambil
bagian dalam sifat Allah. Sering kali ketika saya mengingat hal ini, saya lupa
diri karena sukacita. Betapa ajaibnya, kita dapat berbagian dalam sifat Allah! Sadarkah
Anda bahwa Anda adalah orang yang mengambil bagian dalam sifat Allah? Kita,
manusia, sungguh-sungguh dapat mengambil bagian dalam sifat Allah. Ini berarti,
sebagai orang beriman dalam Kristus, kita tidak hanya memiliki sifat Allah,
tetapi kita sekarang berbagian dalam, menikmati, berpartisipasi dalam sifat ilahi.
Jika Paulus membaca ungkapan-ungkapan yang demikian, dia akan mengatakan,
"Saudara Petrus, dalam hal ini, tulisanmu melampaui tulisanku."
Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Petrus, Buku 1, Berita 1
No comments:
Post a Comment