Pembacaan Alkitab: Yak. 4:13-15; Luk. 21:36
Doa Baca: Luk. 21:36
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan
untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di
hadapan Anak Manusia.
Menurut 4:15, Yakobus
menginginkan kita berkata, "Jika Tuhan menghendakinya, kami akan hidup
dan berbuat ini dan itu." Kebanyakan orang Kristen menyukai ayat 13‑17
dalam Surat Yakobus ini. Dalam 4:13 Yakobus menyatakan bahwa kita tidak boleh
berkata, "Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan di sana
kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung." Kemudian
dalam ayat 14 Yakobus meneruskan ucapannya, "Kamu tidak tahu apa yang
akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap." Karena itu, kita seharusnya
berkata, "Jika Tuhan menghendaki ..." Akan tetapi, cara
hidup ini adalah menurut cara kaum saleh Perjanjian Lama. Kaum saleh Perjanjian
Baru harus dipimpin oleh Roh itu. Dalam Roma 8:14 Paulus berkata, "Semua
orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah." Dipimpin oleh Roh
Allah sangat berbeda dengan berkata kita akan melakukan ini atau itu "jika
Tuhan menghendakinya". Kaum saleh Perjanjian Baru adalah mereka yang
dipimpin oleh Roh itu dalam hidup mereka setiap hari. Orang yang mengikuti cara
Perjanjian Lama boleh jadi berkata, “Jika Tuhan menghendaki, besok aku akan
pergi berbelanja. Tetapi jika Tuhan tidak menghendaki, apakah yang dapat
kuperbuat selain tinggal di rumah?” Kita tidak demikian, melainkan harus
belajar dalam hidup kita dipimpin oleh Roh itu. Hari demi hari dan bahkan saat
demi saat, kita seharusnya dipimpin oleh Roh yang berhuni itu.
Dalam 5:7 Yakobus mengatakan, "Karena
itu, Saudara‑saudara, bersabarlah sampai kedatangan Tuhan!" Menantikan
kedatangan Tuhan dengan kesabaran sungguh menakjubkan, dan hal ini pastilah
perkara Perjanjian Baru. Akan tetapi, ketika membahas perihal menantikan
kedatangan Tuhan kembali, Yakobus tidak mempunyai konsepsi Perjanjian Baru.
Malahan ia menggunakan nabi‑nabi sebagai contoh kesabaran dan Ayub sebagai
contoh ketekunan.
Pengajaran Yakobus tentang
menantikan Tuhan kembali sangat berbeda dengan yang diajarkan Tuhan Yesus dan
Rasul Paulus. Dalam Matius 24:42 Tuhan berkata, "Karena itu,
berjaga‑jagalah, sebab kamu tidak tahu pada hari mana Tuhanmu datang," dan
dalam Matius 24:44 Ia berkata, "Karena itu, hendaklah kamu juga
siap sedia, karena Anak Manusia datang pada saat yang tidak kamu duga." Di
sini kita nampak, mengenai kedatangan‑Nya, Tuhan menyuruh kita berjaga‑jaga dan
siap sedia. Kemudian dalam Lukas 21:36 Tuhan memberikan perintah‑perintah
ini kepada kita: "Berjaga‑jagalah senantiasa sambil berdoa." Mengenai
kedatangan, Paulus juga menyuruh kita berjaga-jaga (1 Tes. 5:6).
Sekalipun Yakobus mengutarakan
kata-kata yang indah mengenai doa dalam 5:14-16, namun cara berdoanya masih
menurut cara nabi-nabi dalam Perjanjian Lama. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa
ia menggunakan doa Elia sebagai suatu contoh: "Elia adalah manusia
biasa sama seperti kita, dan ia telah bersungguh-sungguh berdoa (berdoa di
dalam doa), supaya hujan jangan turun, dan hujan pun tidak turun di bumi selama
tiga tahun dan enam bulan. Lalu ia berdoa lagi dan langit menurunkan hujan dan
bumi pun mengeluarkan buahnya." (ayat 17-18). Yakobus mengatakan bahwa
Elia berdoa di dalam doa. Boleh jadi kita mengagumi doa ini dan menganggapnya
indah. Akan tetapi, pendapat Paulus berbeda. Paulus memberi tahu kita agar kita
senantiasa berdoa di dalam roh (Ef. 6:18). Berdoa di dalam roh jauh lebih baik,
lebih manis, dan lebih kaya daripada berdoa di dalam doa. Berdoa di dalam doa
adalah berdoa dengan cara Perjanjian Lama; sedang berdoa di dalam roh adalah
berdoa dengan cara Perjanjian Baru. Dalam kasus Elia, Tuhan memberinya beban
doa yang istimewa, yaitu agar tidak turun hujan. Karena itu, Elia mendoakan doa
yang diberikan kepadanya oleh Tuhan. Tetapi hari ini, kita mempunyai Roh yang
berhuni, yang diam di dalam roh kita dan berdoa bagi kita (Rm. 8:26), dan kita
tidak memerlukan doa atau beban khusus, karena kita dapat berdoa dengan tidak
putus-putusnya dalam roh kita (I Tes. 5:17).
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 14
No comments:
Post a Comment