Pembacaan Alkitab: Kis. 21:20-24; 1 Kor. 7:25
Doa baca: 1 Kor. 7:25
Sekarang tentang orang-orang yang belum kawin. Untuk mereka aku tidak
mendapat perintah dari Tuhan. Tetapi aku memberikan pendapatku sebagai seorang
yang dapat dipercayai karena rahmat Allah.
Baik dalam Kisah Para Rasul 21
maupun dalam Surat Yakobus terdapat kata‑kata yang diucapkan oleh Yakobus,
seorang yang saleh. Jika kita memahami sifat Kisah Para Rasul 21, kita akan
mengetahui posisi Surat Yakobus. Dalam Kisah Para Rasul 21 dan dalam Kitab
Yakobus kita temukan kata‑kata dari seorang yang saleh. Memelihara hukum Taurat
adalah saleh, memenuhi nazar dan menanggung biaya orang lain juga adalah saleh.
Dalam Surat Kirimannya, Yakobus menulis dengan cara yang saleh mengenai banyak
hal: mengunjungi janda‑janda dan yatim piatu, menjaga diri dari kecemaran
dunia, menggenapkan hukum kemerdekaan yang sempurna, mengatakan, "Jika
Tuhan menghendaki," mengenai masa mendatang, menganjuri kaum beriman untuk
berdoa seperti Elia. Perkataan‑perkataan Yakobus mengenai hal‑hal ini boleh
jadi memang saleh, tetapi itu bukanlah kata‑kata Allah. Bagaimanapun, kitab
seperti ini termasuk di antara tulisan‑tulisan kudus, yang dihembuskan oleh
Allah, diilhamkan oleh Allah.
Sama seperti pasal 1 dan 2 Kitab
Kejadian merupakan hembusan Allah, demikian juga pasal 3 Kitab Kejadian
dihembuskan oleh Allah. Walaupun kata‑kata tertentu dalam Kejadian 3 bukanlah
kata‑kata Allah, namun seluruh pasal tersebut adalah hembusan Allah. Allah
mengilhamkan catatan ini dengan satu tujuan. Jika kita tidak mempunyai catatan
tentang perkataan si ular seperti yang terdapat dalam Kejadian 3, kita tidak
akan mengetahui kelicikan si ular. Karena itu, Allah menghembuskan catatan ini
untuk menyingkapkan kelicikan musuh.
Prinsipnya sama dengan perkataan
Petrus kepada Tuhan Yesus dalam Matius 16:22. Jika kata‑kata itu tidak dicatat,
kita tidak akan tahu bahwa seorang yang beriman seperti Petrus, seorang yang
sangat mengasihi Tuhan dan menerima wahyu yang paling tinggi dari Bapa tentang
Tuhan Yesus, masih bisa dihasut oleh musuh, Iblis, untuk mengatakan sesuatu
yang bertentangan dengan ekonomi Allah. Kata‑kata Petrus dalam ayat itu pasti
bukan kata-kata Allah. Tetapi catatan itu dihembuskan oleh Allah dengan tujuan
untuk menunjukkan hasutan si jahat dan kelicikan musuh Allah.
Demikian pula, walaupun kata‑kata
tertentu dalam Surat Yakobus merupakan kata‑kata Yakobus sendiri dan bukan
firman Allah, namun Allah mengilhamkan tulisan dalam Surat Kiriman ini agar kita,
bisa menyadari bahwa mungkin saja seorang yang saleh terselubung terhadap ekonomi
Perjanjian Baru Allah. Jika Surat Yakobus bukan bagian dari Alkitab, maka akan
ada lubang, celah, dalam Alkitab. Tanpa Kisah Para Rasul 21 dan Surat Yakobus,
mungkin tidak seorang pun di antara kita yang mengira bahwa seorang yang saleh
masih bisa terselubung dan tertudung dalam hal ekonomi Allah. Jika kita tidak
mempunyai Kisah Para Rasul 21 dan Surat Yakobus, kita tidak akan pernah
membayangkan betapa seorang yang saleh seperti itu tidak mempunyai visi yang
jelas terhadap ekonomi Perjanjian Baru Allah. Karena itu, kita harus bersyukur
karena kita memiliki Surat Yakobus yang bisa membantu kita menyadari bahwa
tidaklah cukup dengan hanya menjadi orang yang saleh, kudus, alkitabiah,
rohani, dan menang. Mungkin ini cukup bagi seseorang yang menjadi orang beriman
dalam Perjanjian Lama, tetapi ini tidak cukup bagi kita untuk menjadi anggota,
Kristus dalam Perjanjian Baru, anak Allah yang sejati yang dilahirkan kembali
oleh‑Nya. Hal ini bisa membantu kita untuk memahami mengapa Surat Yakobus
termasuk sebagai bagian dari Alkitab yang adalah hembusan Allah. Surat Kiriman
ini tercantum di sini dengan maksud untuk menunjukkan kepada kita bahwa seorang
yang saleh mungkin saja jauh dari ekonomi Perjanjian Baru Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 14
No comments:
Post a Comment