Pembacaan Alkitab: Yak. 1:5; 2:9-10; 4:4-5
1:5 Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah
ia memintanya kepada Allah -- yang memberikan kepada semua orang dengan murah
hati dan tidak membangkit-bangkit -- maka hal itu akan diberikan kepadanya.
2:9 Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu berbuat dosa, dan oleh
hukum itu menjadi nyata bahwa kamu melakukan pelanggaran.
2:10 Sebab siapa saja yang menuruti seluruh hukum itu, tetapi
mengabaikan satu bagian saja, ia bersalah terhadap seluruhnya.
4:4 Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, siapa saja yang
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah.
4:5 Janganlah kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata,
"Roh yang ditempatkan Allah di dalam diri kita, diingini-Nya dengan
cemburu!”
Dalam suratnya Yakobus menekankan
pentingnya hikmat. Dalam 1:5 ia berkata, "Tetapi apabila di antara kamu
ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintanya kepada Allah, ‑ yang
memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan tidak membangkit‑bangkit ‑,
maka hal itu akan diberikan kepadanya." Yakobus menyadari bahwa hikmat
Allah diperlukan untuk praktek kristiani yang sempurna. Dalam 3:13 Yakobus
berkata mengenai hikmat yang lahir dari kelemahlembutan: "Siapa di
antara kamu yang bijak dan berbudi? Baiklah dengan cara hidup yang baik ia
menyatakan perbuatannya oleh hikmat yang lahir dari kelemahlembutan." Menurut
konteks pasal 3, hikmat yang lahir dari kelemahlembutan di sini tentu mengacu
kepada pembatasan dalam berkata‑kata. Dalam 3:17 Yakobus meneruskan
percakapannya mengenai hikmat yang dari atas, katanya, "Tetapi hikmat yang
dari atas adalah pertama‑tama murni, selanjutnya suka damai, lembut,
penurut, penuh belas kasihan dan buah‑buah yang baik, tidak memihak dan
tidak munafik." Hikmat ini mencakup kelemahlembutan dalam ayat 13 dan
kebajikan insani yang disinggung dalam ayat 17. Semuanya adalah ciri praktek
kristiani yang sempurna menurut visi Yakobus.
Jenis hikmat yang dibicarakan
Yakobus adalah hikmat untuk perilaku manusia. Hikmat ini berbau Perjanjian
Lama, dan sedikit pun tidak ada sangkut‑pautnya dengan hikmat dalam Perjanjian
Baru. Dalam Perjanjian Baru, hikmat Allah adalah perkara memperhidupkan
Kristus, dengan Kristus sebagai segala sesuatu. Dalam 1 Korintus 1:30 Paulus
berkata bahwa dalam Allah, Kristus telah menjadi hikmat bagi kita. Di samping
itu, hikmat Perjanjian Baru yang dari Allah bukanlah untuk pembentukan karakter
kita atau kesempurnaan kristiani, melainkan untuk pembangunan gereja, Tubuh
Kristus. Jika Anda membaca 1 Korintus 1 dan 2, Efesus 1 dan 3, dan Kolose 2,
Anda akan melihat betapa besarnya perbedaan yang ada di antara kedua jenis
hikmat ini ‑ hikmat Perjanjian Lama untuk perilaku manusia dan hikmat
Perjanjian Baru untuk memiliki Kristus sebagai segala sesuatu sehingga gereja
bisa terbangun.
Dalam 4:4‑5 Yakobus berkata, "Hai
kamu, orang‑orang yang tidak setia (berzina)! Tidakkah kamu tahu bahwa
persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi, siapa saja yang
hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah. Janganlah
kamu menyangka bahwa Kitab Suci tanpa alasan berkata, ‘Roh yang ditempatkan
Allah di dalam diri kita, diingini‑Nya dengan cemburu!’" Ini merupakan
satu‑satunya kalimat Yakobus yang menyebutkan Roh Allah yang berhuni, namun
dari segi negatifnya, yaitu mengenai mengakhiri persahabatan dengan dunia,
bukan secara positif, mengenai memperhidupkan Kristus untuk pembangunan Tubuh
Kristus. Karena itu, Yakobus tidak mengatakan perihal Roh yang berhuni,
melainkan membicarakan Roh itu yang berkaitan dengan menanggulangi dunia.
Mengenai Roh itu, ada perbedaan
yang besar antara Surat Yakobus dengan Surat‑surat Kiriman Paulus. Paulus
membicarakan banyak tentang Roh yang berhuni. Sebagai contoh, dalam Roma 8, Roh
yang berhuni menyebabkan kita mempunyai hayat dalam roh kita, dalam pikiran
kita, dan bahkan pada akhirnya dalam tubuh fana kita. Dengan jalan ini, Roh
yang berhuni menyebabkan ketiga bagian diri kita benar‑benar dijenuhi dengan
hayat ilahi. Sudah tentu, dalam Galatia 5 Paulus juga membicarakan tentang
pertentangan antara Roh itu melawan daging: "Sebab keinginan daging
berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan
daging" (ayat 17). Di tempat lain di Kitab Galatia Paulus mengatakan
tentang Roh Anak: "Karena kamu adalah anak, maka Allah telah menyuruh
Roh Anak‑Nya ke dalam hati kita, yang berseru, Ya Abba, ya Bapa!" (4:6).
Kita telah menerima Roh Anak sehingga Kristus bisa terbentuk di dalam kita
(Gal. 4:19). Kristus terbentuk di dalam kita, betapa besarnya perkara ini!
Karena itu, Roh Anak tidak hanya membuat kita dapat mengalahkan daging dan
menanggulangi dunia, tetapi membuat Kristus terbentuk di dalam kita. Di sini
kita nampak penekanan yang positif mengenai Roh itu yang tidak terdapat dalam
Kitab Yakobus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 13
No comments:
Post a Comment