Pembacaan Alkitab: Yak. 5:19-20; Mat. 16:23
Doa baca: Mat. 16:23
Lalu Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis.
Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang
dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”
Setelah membahas semua masalah
dalam Surat Yakobus yang menunjukkan kepada kita suatu hidup yang tidak
sepenuhnya menurut dan untuk ekonomi Perjanjian Baru Allah, kita harus maju
lagi untuk membahas masalah yang besar ‑ masalah ilham Alkitab. Karena kita telah
menunjukkan demikian banyak kekurangan Kitab Yakobus, sebagian orang mungkin
meragukan apakah Surat Kiriman ini diilhamkan oleh Allah, apakah kitab ini
merupakan hembusan Allah (2 Tim. 3:16). Karena itu, kita perlu menerangkan
dengan cermat bagaimanakah sikap kita terhadap ilham Alkitab dalam hubungannya
dengan Kitab Yakobus.
Pertama, kita percaya dengan
pasti bahwa semua tulisan dalam Alkitab adalah hembusan Allah, yaitu diilhamkan
oleh Allah. Kita yakin bahwa setiap kata dalam ayat-ayat Alkitab adalah
hembusan Allah. Kedua, walaupun setiap baris dan setiap kata dalam Alkitab
diilhamkan oleh Allah, namun ini tidak berarti bahwa setiap kata dalam Kitab
Suci adalah perkataan Allah, melainkan kita harus dengan sangat hati‑hati
memahami masalah ini. Dalam Alkitab terdapat sangat banyak perkataan yang bukan
perkataan Allah.
Dalam Kejadian 3:1, 3‑5 terdapat
kata‑kata yang diucapkan oleh ular. Mula‑mula, ular bertanya kepada perempuan
itu, "Tentulah Allah berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu
makan buahnya, bukan?" (ayat 1). Kemudian, si ular melanjutkan, "Sekali‑kali
kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui bahwa pada waktu kamu memakannya
matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang
baik dan yang jahat." Kata‑kata yang diucapkan oleh si ular ini
sebenarnya kata‑kata yang dikeluarkan oleh Iblis, Satan.
Kita bisa menyebutkan contoh
lebih banyak lagi dari Kitab Ayub dan Kitab Mazmur. Dalam Kitab Ayub banyak hal
diucapkan oleh Ayub dan para sahabatnya, yang kesemuanya adalah orang‑orang
saleh yang termuda, Elihu, juga seorang yang saleh. Namun akhirnya, Allah
sendiri datang berbicara dan Ia menolak banyak perkataan yang telah diucapkan
Ayub maupun teman‑temannya. Allah tidak mau mengakui banyak perkataan dari
orang‑orang saleh tersebut sebagai perkataan‑Nya; itu bukan firman Allah,
melainkan perkataan‑perkataan yang diucapkan oleh Ayub dan teman‑temannya yang
bersifat insani. Selain itu, dalam Kitab Mazmur, kata‑kata tertentu adalah kata‑kata
manusia saja, sedangkan yang lain benar‑benar perkataan Allah.
Dalam Perjanjian Baru kita juga
menemukan kata-kata indah yang bukan perkataan Allah. Menurut Injil Matius,
Imam Besar meminta agar Tuhan Yesus memberi tahu orang yang memeriksa‑Nya
apakah Ia itu Kristus, Putra Allah (Mat. 26:63). Setelah Tuhan Yesus memberikan
jawaban‑Nya, Imam Besar itu mengatakan, "Ia menghujat Allah. Untuk apa
kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat‑Nya" (ayat
65). Dan kemudian, orang banyak itu pun berteriak, "Salibkan Dia,
salibkan Dia!" (Yoh. 19:6). Sudah jelas, walaupun kitab‑kitab Injil
merupakan hembusan Allah, diilhamkan oleh Allah, namun perkataan Imam Besar dan
orang‑orang banyak itu bukanlah perkataan Allah.
Seperti yang telah dicatat dalam
keempat Injil, Petrus juga mengatakan hal‑hal tertentu yang bukan perkataan
Allah. Seperti dalam Matius 16:16, Petrus dengan wahyu dari Bapa menyatakan, "Engkaulah
Mesias, Anak Allah yang hidup!" Tetapi setelah Tuhan melanjutkan
perkataan‑Nya perihal kematian‑Nya, Petrus menarik‑Nya ke samping dan menegur
Dia, katanya, '"Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali‑kali
tidak akan menimpa Engkau" (Mat. 16:22). Tentu saja, perkataan Petrus
di sini bukanlah perkataan Allah. Ini dibuktikan oleh fakta bahwa Tuhan
berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis. Engkau suatu batu
sandungan bagi‑Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah,
melainkan apa yang dipikirkan manusia." (ayat 23). Sebenarnya, apa
yang dikatakan oleh Petrus itu bukanlah perkataannya sendiri, melainkan
perkataan yang berasal dari Iblis.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yakobus, Berita 14
No comments:
Post a Comment