Pembacaan Alkitab: 3 Yoh. 10-12
Doa baca: 3 Yoh. 12
Tentang Demetrius semua orang memberi kesaksian yang
baik, malah kebenaran sendiri memberi kesaksian yang demikian. Kami juga
memberi kesaksian yang baik tentang dia dan engkau tahu bahwa kesaksian kami
benar.
Di antara orang-orang Kristen hari ini ada dua
masalah yang masih eksis. Masalah yang pertama, keinginan melampaui yang lain dalam
pikiran, yang berhubungan dengan doktrin. Masalah yang kedua, ingin menjadi yang
pertama, berhubungan dengan praktek. Dalam doktrin banyak orang ingin menjadi terdepan,
melebihi yang lain. Dalam praktek, banyak orang ingin menjadi yang pertama. Kadang-kadang
prinsip yang jahat ini menyusup ke dalam hidup gereja. Contohnya, sewaktu berdiri
memberi kesaksian, kita ingin mengatakan sesuatu yang lebih maju, sesuatu yang lebih
daripada orang lain. Selanjutnya, dalam hidup gereja kita juga mungkin ingin menjadi
yang pertama. Bahkan dalam satu kelompok pelayanan kecil, kita mungkin ingin menjadi
yang pertama, ingin menjadi kepala. Inilah prinsip roh jahat dari Diotrefes.
Kita selanjutnya membaca 3 Yohanes 10, kita melihat
bagaimana penguasaan Diotrefes yang jahat, “Karena itu, apabila aku datang, aku
akan meminta perhatian atas segala perbuatan yang telah dilakukannya, sebab ia berbicara
tanpa makna dengan melontarkan kata-kata yang kasar terhadap kami. Dan belum merasa
puas dengan itu, ia sendiri bukan saja tidak mau menerima saudara-saudara seiman
yang datang, tetapi juga mencegah orang-orang yang mau menerima mereka dan mengucilkan
orang-orang itu dari jemaat.” “Berbicara tanpa makna” dalam bahasa aslinya merupakan
bentuk turunan dari kata yang berarti terlalu mendidih, meluap dengan kata-kata,
membicarakan dengan sia-sia; jadi, berarti meleter, berkata sembarangan atau tidak
berguna.
Dalam ayat 11 Yohanes mengatakan bahwa siapa saja yang berbuat baik berasal “dari Allah”.
Secara harfiah, kata bahasa Yunani untuk “dari” berarti keluar dari, berasal dari.
Karena kita telah dilahirkan dari Allah, kita berasal dari Dia, memiliki hayat-Nya
dan berbagian dalam sifat-Nya. Allah adalah sumber kebaikan. Orang yang berbuat
baik, pelaku kebaikan, adalah orang yang berasal dari Allah; dan milik Allah.
Dalam ayat 11 Yohanes mengatakan kepada kita bahwa
siapa saja yang berbuat jahat tidak melihat Allah. Kata bahasa Yunani yang diterjemahkan
“berbuat jahat” adalah kakopoieo (dari
akar kata kakos, tidak berharga), menjadi
orang yang berbuat jahat, melakukan kejahatan; jadi, berarti berbuat jahat. Orang
yang berbuat jahat bukan hanya tidak berasal dari Allah, bahkan tidak pernah melihat
Allah. Ini berarti dia tidak pernah menikmati Allah atau mengalami Dia.
Dalam ayat 11 “melihat Allah” sebenarnya berarti
menikmati Allah dan mengalami Dia. Kita tidak dapat melihat Allah tanpa menikmati
Dia, dan kita tidak dapat mengenal Allah tanpa mengalami Dia. Melihat dan mengenal
Allah adalah satu masalah menikmati dan mengalami Dia.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita
2
No comments:
Post a Comment