Pembacaan Alkitab: 3 Yoh. 4
Doa baca: 3 Yoh. 4
Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar daripada
mendengar bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran.
Filsafat yang dipegang seseorang akan menentukan
cara hidupnya. Apa yang dipercayai seseorang akan selalu membentuk kehidupannya.
Kita, orang-orang Kristen, hidup di dalam kebenaran ilahi. Ini berarti cara hidup
kita ditentukan, dibentuk, dicetak oleh realitas ilahi — Allah Tritunggal sendiri
— yang kita nikmati.
Seperti dalam 2 Yohanes 4, “kebenaran” dalam 3 Yohanes 4 mengacu kepada realitas ilahi, khususnya tentang
persona Kristus seperti yang didefinisikan dalam Injil dan Surat 1 Yohanes, yaitu
Kristus adalah Allah dan manusia, mempunyai keilahian dan keinsanian, memiliki sifat
ilahi dan sifat insani, mengekspresikan Allah di dalam kehidupan insani dan merampungkan
penebusan dengan kuasa ilahi di dalam daging insani bagi manusia yang jatuh, sehingga
Dia dapat menanamkan hayat ilahi ke dalam mereka dan membawa mereka ke dalam kesatuan
yang organik dengan Allah. Surat 2 dan 3 Yohanes menekankan kebenaran ini. Yang
kedua mengingatkan kaum beriman yang setia agar tidak menerima orang-orang yang
tidak tinggal dalam kebenaran ini, dan yang ketiga mendorong kaum beriman untuk
menerima dan membantu orang-orang yang bekerja bagi kebenaran ini.
Surat 2 dan 3 Yohanes berdasar pada Surat 1 Yohanes.
Surat 2 dan 3 Yohanes menunjukkan bahwa kita perlu hidup dalam kebenaran dan berjalan
dalam kebenaran. Perbedaannya adalah dalam Surat 2 Yohanes ada larangan mengambil
bagian dalam bidah, mengambil bagian dalam suatu ajaran yang berlawanan dengan kebenaran
ini. Kita harus meninggalkan suatu ajaran atau seseorang yang berlawanan dengan
realitas Allah Tritunggal. Tetapi dalam Surat 3 Yohanes ada dorongan untuk membantu
rekan-rekan sekerja dalam kebenaran. Kita perlu bersatu dengan orang-orang yang
bekerja bagi realitas ilahi Allah Tritunggal yang kita nikmati, dan kita perlu melakukan
apa pun yang dapat kita lakukan untuk mengembangkan pekerjaan ini. Sebab itu, dalam
Surat 2 Yohanes ada sikap yang negatif terhadap bidah dan dalam Surat 3 Yohanes
ada satu sikap yang positif terhadap pekerjaan bagi kebenaran. Sikap kita seharusnya
negatif atau positif tergantung pada situasi khusus itu, bagi realitas ilahi atau
berlawanan dengannya.
Apakah kebenaran, realitas ilahi, yang dibicarakan
Yohanes dalam Suratnya? Realitas ini adalah Bapa di dalam Putra, dan Putra sebagai
Roh disalurkan ke dalam orang-orang yang dipilih, ditebus, dan dilahirkan kembali
oleh Allah sehingga mereka dapat menikmati Dia sebagai hayat, suplai hayat, dan
segala sesuatu dalam hayat ciptaan baru. Sesungguhnya, kebenaran ini, realitas ini,
adalah kenikmatan atas Allah Tritunggal. Bapa di dalam Putra menjadi seorang manusia,
yang mati di atas salib untuk merampungkan penebusan, dan bangkit menjadi Roh pemberi-hayat.
Sekarang Dia dapat menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya, sehingga
mereka dapat memiliki Dia bagi kenikmatan mereka dan juga sebagai hayat, suplai
hayat, dan segala sesuatu mereka, yang mereka perlukan untuk kehidupan ciptaan baru.
Inilah realitas ilahi seperti yang diwahyukan dalam Surat-surat Yohanes.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 2 Yohanes, Berita
1
No comments:
Post a Comment