Pembacaan Alkitab: 3 Yoh. 1-3
Doa baca: 3 Yoh. 3
Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara
datang dan bersaksi tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup
dalam kebenaran.
Permulaan 3 Yohanes hampir sama dengan 2 Yohanes.
Dalam ayat 1 Rasul Yohanes mengatakan, “Dari penatua kepada Gayus yang terkasih,
yang kukasihi dalam kebenaran.” Rasul Yohanes, seperti Petrus, adalah penatua dalam
gereja di Yerusalem sebelum kota itu dihancurkan pada 70 M. Menurut sejarah, setelah
kembali dari pembuangan, Yohanes tinggal di Efesus untuk merawat gereja-gereja di
Asia. Karena itu, boleh jadi dia juga adalah penatua dalam gereja di Efesus, tempat
dia menulis surat ini.
Dalam ayat 1 Yohanes membicarakan tentang mengasihi
Gayus dalam kebenaran. Di sini “kebenaran” mengacu kepada realitas ilahi yang terwahyukan
— Allah Tritunggal yang disalurkan ke dalam manusia dalam Putra, Yesus Kristus —
menjadi kesejatian dan ketulusan manusia, agar manusia dapat menempuh hidup yang
sesuai dengan terang ilahi (Yoh. 3:19-21) dan menyembah Allah, menurut apa adanya
Allah dan menurut apa yang Allah cari (Yoh. 4:23-24). Inilah kebajikan Allah (Rm.
3:7; 15:8) menjadi kebajikan kita, yang dengannya kita bisa mengasihi kaum beriman.
Dalam kebenaran semacam inilah, Rasul Yohanes, yang tinggal dalam realitas ilahi
Allah Tritunggal, mengasihi Gayus yang terkasih.
Dalam ayat 2 Yohanes membicarakan tentang kebaikan
jiwa. Manusia terdiri atas tiga bagian: roh, jiwa, dan tubuh (1 Tes. 5:23). Jiwa
adalah bagian yang berada di antara tubuh dan roh, memiliki kesadaran diri, sehingga
manusia mempunyai kepribadian. Jiwa terkandung di dalam tubuh dan merupakan wadah
untuk menampung roh. Bagi kaum beriman, Allah sebagai Roh itu tinggal di dalam rohnya
yang sudah dilahirkan kembali (Rm. 8:9, 16) dan meluas dari rohnya untuk meresapi
jiwanya, sehingga jiwanya dapat diubah untuk mengekspresikan Dia (Rm. 12:2; 2 Kor.
3:18). Inilah kebaikan jiwa kaum beriman. Ketika jiwa kita dipenuhi dan dikendalikan
oleh Roh Allah melalui roh kita, sehingga dapat mengendalikan dan menggunakan tubuh
kita bagi tujuan Allah, ini berarti jiwa kita baik-baik. Rasul berharap agar penerima
suratnya, yang adalah saudara yang terkasih, terkemuka dalam kebaikan jiwanya, dapat
baik-baik dalam segala sesuatu dan dalam kesehatan tubuh, sama seperti jiwanya baik-baik
dalam hayat Allah.
Dalam ayat tiga Yohanes berbicara tentang “hidupmu
dalam kebenaran”. Kata-kata “hidupmu dalam kebenaran”, menurut bahasa aslinya adalah
“kebenaranmu” (red.). “Kebenaranmu” adalah kebenaran mengenai Kristus, khususnya
mengenai ke-Allahan-Nya. Wahyu kebenaran ini menentukan jalan hidup penerima surat
ini, dan menjadi kepercayaan yang mendasar bagi penerima surat ini. Ini adalah kebenaran
objektif yang menjadi subjektif dalam kehidupan sehari-hari penerima surat ini.
Kebenaran ini adalah realitas keilahian Kristus. Hayat kita ditentukan dan dibentuk
dengan wahyu kebenaran ini. Ini berarti kita hidup, berjalan, dan bertingkah laku
dalam realitas ilahi Allah Tritunggal, yang adalah kenikmatan kita. Kenikmatan ini
membentuk jalan kita, cara hidup kita. Ini menunjukkan bahwa cara hidup kita ditentukan,
dibentuk, dicetak dengan apa yang kita percayai mengenai persona Kristus dan dengan
apa yang telah kita lihat dan nikmati dari realitas ini. Kebenaran ini sebenarnya
adalah Allah Tritunggal menjadi kenikmatan kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat 3 Yohanes, Berita
1
No comments:
Post a Comment