Pembacaan Alkitab: Yud. 1-2
Doa baca: Yud. 2
Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi
kamu.
Dalam berita ini kita memulai Pelajaran-Hayat Surat
Yudas. Isi pokok Surat Yudas adalah berjuang untuk iman. Dalam ayat 3, Yudas menasihati
kita agar “berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang
kudus.” Dalam berita ini kita akan membahas ketujuh ayat pertama dari Surat Kiriman
ini.
Ayat 1-2 merupakan pendahuluan Surat Yudas. Dalam
ayat-ayat ini Yudas mengatakan, “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus.
Kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk
Yesus Kristus. Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.” Yudas
dan Yakobus (yang menulis Surat Yakobus) adalah saudara-saudara kandung Tuhan Yesus
(Mat. 13:55). Yakobus adalah salah seorang dari rasul-rasul (Gal. 1:19) dan salah
seorang penatua di Yerusalem (Kis. 15:2, 13; 21:18), bersama dengan Petrus dan Yohanes
terkenal sebagai sokoguru gereja (Gal. 2:9). Ia juga menulis Surat Yakobus (Yak.
1:1). Yudas tidak termasuk dalam kedua belas murid. Ia juga tidak disebut sebagai
seorang penatua gereja. Namun, ia menulis Surat Kiriman ini, sebuah kitab yang pendek
namun baik sekali.
Menurut ayat 1, surat ini ditujukan kepada “mereka
yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus.”
Kata “untuk” dalam ayat ini, menurut bahasa Yunani boleh diterjemahkan “oleh”. “Oleh”
menunjukkan kekuatan dan sarana memelihara; “untuk” menunjukkan tujuan dan sasaran
memelihara. Semua orang beriman telah diberikan kepada Tuhan oleh Bapa (Yoh. 17:6).
Mereka sedang dipelihara untuk Dia dan oleh Dia.
Banyak guru Alkitab percaya bahwa Surat Kiriman
ini, seperti Surat 1 dan 2 Petrus, ditulis untuk kaum beriman Yahudi di dalam Kristus.
Menurut Yudas, kaum beriman ini adalah orang-orang yang terpanggil, yang dikasihi
dalam Allah Bapa, dan dipelihara oleh Yesus Kristus.
Dalam ayat 2 Yudas mengatakan, “Rahmat, damai sejahtera
dan kasih kiranya melimpahi kamu.” Rahmat disebutkan dalam salam ini, bukan anugerah,
mungkin karena kemurtadan dan kemerosotan gereja (lihat ayat 21-22). Dalam Surat
1 dan 2 Timotius, Paulus mencantumkan rahmat Allah dalam salam pembukaannya. Rahmat
Allah menjangkau lebih jauh daripada anugerah-Nya. Dalam situasi gereja-gereja yang
merosot, diperlukan rahmat Allah.
Sebagai orang berdosa, kita berada dalam situasi
yang kasihan. Tetapi rahmat Allah menjangkau kita dan membawa kita keluar dari situasi
itu serta melayakkan kita menerima anugerah-Nya. Dalam prinsipnya, anugerah menuntut
agar kita berada di dalam kondisi yang agak baik. Namun, karena rahmat menjangkau
lebih jauh daripada anugerah, maka rahmat sanggup mencapai mereka yang berada dalam
kondisi yang kasihan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 1
No comments:
Post a Comment