Hitstat

23 January 2017

Yudas - Minggu 1 Senin



Pembacaan Alkitab: Yud. 1-2
Doa baca: Yud. 2
Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.


Dalam berita ini kita memulai Pelajaran-Hayat Surat Yudas. Isi pokok Surat Yudas adalah berjuang untuk iman. Dalam ayat 3, Yudas menasihati kita agar “berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus.” Dalam berita ini kita akan membahas ketujuh ayat pertama dari Surat Kiriman ini.

Ayat 1-2 merupakan pendahuluan Surat Yudas. Dalam ayat-ayat ini Yudas mengatakan, “Dari Yudas, hamba Yesus Kristus dan saudara Yakobus. Kepada mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus. Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.” Yudas dan Yakobus (yang menulis Surat Yakobus) adalah saudara-saudara kandung Tuhan Yesus (Mat. 13:55). Yakobus adalah salah seorang dari rasul-rasul (Gal. 1:19) dan salah seorang penatua di Yerusalem (Kis. 15:2, 13; 21:18), bersama dengan Petrus dan Yohanes terkenal sebagai sokoguru gereja (Gal. 2:9). Ia juga menulis Surat Yakobus (Yak. 1:1). Yudas tidak termasuk dalam kedua belas murid. Ia juga tidak disebut sebagai seorang penatua gereja. Namun, ia menulis Surat Kiriman ini, sebuah kitab yang pendek namun baik sekali.

Menurut ayat 1, surat ini ditujukan kepada “mereka yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa dan dipelihara untuk Yesus Kristus.” Kata “untuk” dalam ayat ini, menurut bahasa Yunani boleh diterjemahkan “oleh”. “Oleh” menunjukkan kekuatan dan sarana memelihara; “untuk” menunjukkan tujuan dan sasaran memelihara. Semua orang beriman telah diberikan kepada Tuhan oleh Bapa (Yoh. 17:6). Mereka sedang dipelihara untuk Dia dan oleh Dia.

Banyak guru Alkitab percaya bahwa Surat Kiriman ini, seperti Surat 1 dan 2 Petrus, ditulis untuk kaum beriman Yahudi di dalam Kristus. Menurut Yudas, kaum beriman ini adalah orang-orang yang terpanggil, yang dikasihi dalam Allah Bapa, dan dipelihara oleh Yesus Kristus.

Dalam ayat 2 Yudas mengatakan, “Rahmat, damai sejahtera dan kasih kiranya melimpahi kamu.” Rahmat disebutkan dalam salam ini, bukan anugerah, mungkin karena kemurtadan dan kemerosotan gereja (lihat ayat 21-22). Dalam Surat 1 dan 2 Timotius, Paulus mencantumkan rahmat Allah dalam salam pembukaannya. Rahmat Allah menjangkau lebih jauh daripada anugerah-Nya. Dalam situasi gereja-gereja yang merosot, diperlukan rahmat Allah.

Sebagai orang berdosa, kita berada dalam situasi yang kasihan. Tetapi rahmat Allah menjangkau kita dan membawa kita keluar dari situasi itu serta melayakkan kita menerima anugerah-Nya. Dalam prinsipnya, anugerah menuntut agar kita berada di dalam kondisi yang agak baik. Namun, karena rahmat menjangkau lebih jauh daripada anugerah, maka rahmat sanggup mencapai mereka yang berada dalam kondisi yang kasihan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Yudas, Berita 1

No comments: