Hitstat

05 October 2012

Efesus - Minggu 2 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4; Gal. 4:6


Semua orang Kristen tahu bahwa kaum beriman yang sejati di dalam Kristus adalah Gereja. Namun gereja bukan hanya sekelompok manusia yang telah beroleh selamat. Gereja adalah manusia korporat yang telah dikuduskan sifatnya menjadi anak-anak Allah. Orang korporat ini seharusnya dikuduskan, diresapi, dan dibaurkan dengan sifat Allah. Demikian, mereka baru menjadi anak-anak Allah. Orang-orang yang demikian adalah gereja.

Kalau kita menyatakan diri kita gereja, kita harus bertanya apakah kita ini orang yang telah dipisahkan dan dikuduskan. Sudahkah kita dipisahkan bagi Allah dan dijenuhi Allah? Sudahkah kita dikuduskan dalam kedudukan dan watak oleh sifat Allah untuk hidup seperti anak-anak Allah? Oh, semoga mata kita tercelik, sehingga kita nampak apa itu gereja. Gereja bukanlah sekelompok orang Kristen yang bergairah, tetapi awam dan duniawi, tanpa pemisahan atau penjenuhan apa-apa. Gereja tersusun dari mereka yang telah Allah kuduskan, untuk hidup seperti anak-anak Allah.

Sekarang kita perlu membahas tiga perkara tentang keputraan, yaitu tentang kita menjadi anak-anak Allah. Pertama-tama Allah telah menentukan kita untuk menjadi anak-anak-Nya melalui menaruh Roh Anak-Nya ke dalam kita. Pada waktu kita percaya Tuhan Yesus dan dilahirkan kembali, Roh Allah masuk ke dalam kita sebagai Roh Anak Allah. Itulah sebabnya setelah kita dilahirkan kembali kita dapat dengan mudah dan manis menyebut “Ya Abba, ya Bapa.” Sebelum kita dilahirkan kembali, kita hanya dapat berkata, “Ya Allah, tolonglah aku.” Namun setelah kita diselamatkan, kita dengan spontan mulai berseru secara lembut dan dengan rasa manis, “Ya Abba, ya Bapa.”

Roma 8:15 dan Galatia 4:6 mengatakan hal ini. Galatia 4:6 mengatakan bahwa Roh Anak berseru, “Ya Abba, ya Bapa.” Tetapi Roma 8:15 mengatakan kitalah yang berseru demikian. Hal ini menunjukkan bahwa seruan kita adalah seruan-Nya dan seruan-Nya adalah seruan kita. Kita dan Dia bersama-sama berseru, “Ya Abba, ya Bapa”, demikian manis dan intim. Tetapi ketika kita mengatakan demikian, kita merasa senang, manis dan nyaman! Ini membuktikan dengan kuat bahwa Roh Allah ada di dalam kita, kita memiliki Roh keputraan.

Kita telah ditentukan untuk menjadi anak-anak Allah bukan hanya melalui Roh Anak Allah, juga di dalam hayat Anak Allah. Ini sangatlah subyektif. Kita benar-benar memiliki hayat Anak Allah. Seperti dikatakan dalam 1 Yohanes 5:12, “Siapa yang memiliki Anak, ia memiliki hidup; siapa yang tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup.” Karena itu, kita bukan anak menantu Allah, melainkan anak Allah yang memiliki hayat Allah. Sering kali, kita mungkin bisa menolak Roh Anak Allah, tetapi kita tidak dapat menolak hayat Anak Allah, karena hayat itu telah menjadi diri kita. Kita memiliki dua manusia: manusia alamiah yang dilahirkan oleh orang tua kita, dan manusia rohani yang dilahirkan oleh Allah. Dalam manusia kedua inilah kita memiliki hayat Anak Allah. Menurut manusia kedua ini, kita tidak saja memiliki Roh yang bergerak dan bekerja dalam batin kita, kita pun memiliki hayat yang telah menjadi diri kita sendiri; bukan diri yang alamiah, melainkan yang rohani. Kadang-kadang kita tidak saja memberontak kepada Roh, juga kepada diri kita sendiri, menentang diri sendiri.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 4

No comments: