Hitstat

23 October 2012

Efesus - Minggu 5 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:10; Yeh. 37:4-10


Allah datang untuk menggarapkan diri-Nya ke dalam manusia, bukan ke dalam manusia ciptaan-Nya semula, melainkan ke dalam manusia yang telah diinjeksi oleh Iblis. Karena Iblis dan Allah berada di dalam manusia, maka manusia menjadi sebuah medan perang antara Allah dengan Iblis. Semula, Allah berperang dengan Iblis di alam semesta, namun kini mereka berperang di dalam manusia. Apakah Anda tahu bahwa diri Anda merupakan suatu medan perang, dan ada suatu peperangan antara Allah dengan Iblis sedang berlangsung dengan sengitnya di dalam Anda? Sebagai orang Kristen, dalam batin kita terjadi satu peperangan yang seru. Faktor maut sedang berperang melawan faktor hayat, dan faktor hayat mengalahkan, menundukkan, dan menelan faktor maut.

Penggunaan antibiotik dapat menerangkan hal ini. Bila antibiotik masuk ke dalam tubuh kita, ia akan berperang melawan kuman-kuman penyakit. Yesus Kristus adalah antibiotik yang paling ampuh. Pada saat kita menerima Dia, suatu peperangan sengit terjadi di batin kita. Kristus, antibiotik surgawi ini, dari hari ke hari membunuhi semua kuman penyakit. Karena racun maut telah diinjeksikan ke dalam kita, kita menjadi tumpukan reruntuhan. Tetapi ketika Kristus masuk, faktor hayat pun masuk bersama-Nya, dan berangsur-angsur kita mulai bangkit, tetapi bukan mengandalkan pengajaran, melainkan demi menerima faktor hayat ke dalam diri kita. Semakin banyak hayat yang kita terima, kita akan semakin dibangkitkan. Tetapi, sekalipun kita telah menerima Kristus, musuh tetap mungkin menginjeksikan lagi faktor maut ke dalam kita, dan menyebabkan kita runtuh lagi. Pada saat demikian, kita perlu suatu injeksi lebih lanjut dari antibiotik surgawi tadi.

Keruntuhan berasal dari faktor maut, dan kebangkitan berasal dari faktor hayat. Ketika faktor maut mengakibatkan suatu keruntuhan, semua bagian diri kita tercerai-berai satu sama lain. Hal ini dikiaskan oleh tulang-belulang kering dalam Yehezkiel 37. Ketika tulangbelulang itu mati dan kering, mereka tercerai-berai. Tetapi ketika nafas masuk ke dalam mereka, mereka menjadi hidup, bangkit, dan kemudian melekat padu (Yeh. 37:4-10). Bangkit dan melekat padu sedemikian ini sebenarnya berarti disatukan di bawah satu kepala. Pada mulanya, tulang-belulang itu bertumpuk menjadi satu tumpukan, dan masing-masing terpisah dari tubuh. Tetapi ketika nafas hayat masuk ke dalam tulang-belulang yang mati itu, pertama-tama mereka bangkit, kemudian satu sama lain melekat padu. Setelah itu mereka menjadi satu tubuh, bahkan menjadi sepasukan tentara. Itulah yang dimaksud disatukan di bawah satu kepala.

Janganlah kita menganggap hal ini hanya suatu teori belaka, tetapi perhatikanlah hal ini dalam terang pengalaman kita. Banyak di antara kita dapat bersaksi bahwa kita tadinya tercerai-berai dan berada dalam tumpukan yang diakibatkan oleh keruntuhan alam semesta itu. Akan tetapi, pada suatu hari, faktor hayat masuk ke dalam kita, lalu kita bangkit berdiri dan melekat padu. Setelah menempuh kehidupan gereja, kita memiliki perasaan yang dalam bahwa kita telah menjadi semakin tegak dan lurus, dan menjadi semakin melekat padu. Itulah penyatuan di bawah satu kepala di dalam Kristus. Tetapi, kerap kali kuasa maut bekerja juga di dalam gereja, untuk menginjeksikan faktor maut ke dalam anggota gereja. Ketika faktor maut masuk ke dalam anggota-anggota tertentu, mereka lalu diracuni dan menyebarkan racun maut kepada orang lain. Maka para anggota yang terkasih itu sekali lagi runtuh menjadi tumpukan, dan karenanya terhempas jauh dari penyatuan di bawah satu kepala. Namun puji Tuhan, pada akhirnya faktor hayat menjangkau mereka lagi! Ketika nafas hayat dihembuskan ke dalam mereka, dan faktor hayat masuk ke dalam mereka, mereka pun bangkit lagi, dan melekat padu kembali, serta mengalami penyatuan di bawah satu kepala.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 9

No comments: