Pembacaan Alkitab: Ef. 1:11-12; 1
Tes. 2:20
Sekarang kita tiba pada masalah
kaum beriman Perjanjian Baru menjadi pujian kemuliaan Allah (Ef. 1:11-12).
Efesus 1:12 mengatakan, “Supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan
pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.” Ayat ini tidak
berarti kita yang akan memuji Allah, melainkan karena begitu banyak yang akan
dikerjakan oleh anugerah Allah yang berlimpah bagi dan di dalam kaum beriman,
anak-anak Allah (yang merupakan pusat pekerjaan Allah dalam alam semesta),
sehingga semua malaikat dan hal positif dalam alam semesta akan memuji dan
mengapresiasi ekspresi mulia Allah. Mereka akan memuji-muji Allah sebab kita,
putra-putra Allah, akan menjadi pusat, titik fokus dari operasi Allah dalam
alam semesta. Kita akan seperti poros sebuah roda. Bila poros ini diambil, roda
akan roboh, sebab ruji-rujinya tidak ada penyangganya. Malaikat-malaikat dan
perkara-perkara yang positif dalam alam semesta seperti ruji-rujinya; sedangkan
kita, putra-putra Allah, seperti porosnya. Tanpa poros yang demikian, alam
semesta tidak mungkin melekat bersama. Anugerah yang melimpah di atas diri
kita, untuk kita, dan di dalam kita, telah menggenapkan banyak perkara, itulah
yang menjadikan kita penyebab semua pujian yang diucapkan oleh perkara yang
positif dalam alam semesta. Itulah makna sebenarnya dari ayat 12.
Dalam ayat 11-12 kita nampak bahwa
kaum beriman Perjanjian Baru akan menjadi penyebab puji-pujian yang universal.
Pujian adalah ucapan apresiasi. Kita tidak memuji tanah, sebab kita tidak
mengapresiasi tanah. Di pihak lain, kita benar-benar memuji Tuhan Yesus yang
tercinta, karena kita sangat mengapresiasi Dia. Apresiasi kita menjadi
puji-pujian kita. Pada suatu hari, kita, putra-putra Allah, akan diapresiasi
oleh semua malaikat. Semakin memandang kita, mereka akan semakin banyak
meluapkan pengutaraan untuk memuji-muji Allah. Apresiasi mereka terhadap kita
akan menjadi puji-pujian mereka terhadap Allah. Mereka akan nampak bahwa apa
adanya kita merupakan pekerjaan anugerah Allah yang melimpah itu. Banyaknya
pujian tergantung pada banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh anugerah. Bila
anugerah yang melimpah itu merampungkan lebih banyak pekerjaannya di atas diri
kita, para malaikat pun akan mengapresiasikan kita lebih banyak. Alkitab
mengatakan bahwa pohon-pohon pun akan bersorak-sorai (Mzm. 96:12) dan memuji
Tuhan (Mzm. 148:7-9). Jika pepohonan itu tidak melihat sesuatu yang ajaib dan
indah dalam alam semesta, mereka tentu tidak akan bersukacita. Namun, melihat
keadaan kita, putra-putra Allah, bagi pohon-pohon itu adalah kejutan yang
teramat besar. Maka pohon-pohon akan bersorak-sorai memuji-muji karena kita.
Fakta kita menjadi pujian kemuliaan Allah tidak berarti kita akan memuji Allah,
melainkan kita menjadi penyebab pujian yang diucapkan oleh para malaikat dan
segala perkara positif dalam alam semesta ini.
Kemuliaan ialah ekspresi Allah.
Pada kegenapan waktu, semua putra Allah akan dijenuhi Allah sepenuhnya dan akan
mengekspresikan Allah. Allah akan diekspresikan melalui kita. Allah yang
terekspresikan ini adalah kemuliaan. Semua malaikat dan perkara positif dalam
alam semesta akan memuji Allah yang terekspresikan ini. Inilah arti perkataan
bahwa kita akan menjadi pujian kemuliaan-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment