Hitstat

29 October 2012

Efesus - Minggu 6 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:11-12; 1 Tes. 2:20


Sekarang kita tiba pada masalah kaum beriman Perjanjian Baru menjadi pujian kemuliaan Allah (Ef. 1:11-12). Efesus 1:12 mengatakan, “Supaya kami, yang sebelumnya telah menaruh harapan pada Kristus, boleh menjadi puji-pujian bagi kemuliaan-Nya.” Ayat ini tidak berarti kita yang akan memuji Allah, melainkan karena begitu banyak yang akan dikerjakan oleh anugerah Allah yang berlimpah bagi dan di dalam kaum beriman, anak-anak Allah (yang merupakan pusat pekerjaan Allah dalam alam semesta), sehingga semua malaikat dan hal positif dalam alam semesta akan memuji dan mengapresiasi ekspresi mulia Allah. Mereka akan memuji-muji Allah sebab kita, putra-putra Allah, akan menjadi pusat, titik fokus dari operasi Allah dalam alam semesta. Kita akan seperti poros sebuah roda. Bila poros ini diambil, roda akan roboh, sebab ruji-rujinya tidak ada penyangganya. Malaikat-malaikat dan perkara-perkara yang positif dalam alam semesta seperti ruji-rujinya; sedangkan kita, putra-putra Allah, seperti porosnya. Tanpa poros yang demikian, alam semesta tidak mungkin melekat bersama. Anugerah yang melimpah di atas diri kita, untuk kita, dan di dalam kita, telah menggenapkan banyak perkara, itulah yang menjadikan kita penyebab semua pujian yang diucapkan oleh perkara yang positif dalam alam semesta. Itulah makna sebenarnya dari ayat 12.

Dalam ayat 11-12 kita nampak bahwa kaum beriman Perjanjian Baru akan menjadi penyebab puji-pujian yang universal. Pujian adalah ucapan apresiasi. Kita tidak memuji tanah, sebab kita tidak mengapresiasi tanah. Di pihak lain, kita benar-benar memuji Tuhan Yesus yang tercinta, karena kita sangat mengapresiasi Dia. Apresiasi kita menjadi puji-pujian kita. Pada suatu hari, kita, putra-putra Allah, akan diapresiasi oleh semua malaikat. Semakin memandang kita, mereka akan semakin banyak meluapkan pengutaraan untuk memuji-muji Allah. Apresiasi mereka terhadap kita akan menjadi puji-pujian mereka terhadap Allah. Mereka akan nampak bahwa apa adanya kita merupakan pekerjaan anugerah Allah yang melimpah itu. Banyaknya pujian tergantung pada banyaknya pekerjaan yang dilakukan oleh anugerah. Bila anugerah yang melimpah itu merampungkan lebih banyak pekerjaannya di atas diri kita, para malaikat pun akan mengapresiasikan kita lebih banyak. Alkitab mengatakan bahwa pohon-pohon pun akan bersorak-sorai (Mzm. 96:12) dan memuji Tuhan (Mzm. 148:7-9). Jika pepohonan itu tidak melihat sesuatu yang ajaib dan indah dalam alam semesta, mereka tentu tidak akan bersukacita. Namun, melihat keadaan kita, putra-putra Allah, bagi pohon-pohon itu adalah kejutan yang teramat besar. Maka pohon-pohon akan bersorak-sorai memuji-muji karena kita. Fakta kita menjadi pujian kemuliaan Allah tidak berarti kita akan memuji Allah, melainkan kita menjadi penyebab pujian yang diucapkan oleh para malaikat dan segala perkara positif dalam alam semesta ini.

Kemuliaan ialah ekspresi Allah. Pada kegenapan waktu, semua putra Allah akan dijenuhi Allah sepenuhnya dan akan mengekspresikan Allah. Allah akan diekspresikan melalui kita. Allah yang terekspresikan ini adalah kemuliaan. Semua malaikat dan perkara positif dalam alam semesta akan memuji Allah yang terekspresikan ini. Inilah arti perkataan bahwa kita akan menjadi pujian kemuliaan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 11

No comments: