Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4; 1 Ptr.
1:2
Dalam berita ini kita tiba pada
masalah penentuan Allah atas diri kita dari semula untuk menjadi anak-anak
Allah. Efesus 1:5 mengatakan, “Ia telah menentukan kita dari semula melalui
Yesus Kristus untuk menjadi anakanak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.”
Ditentukan dari semula untuk menjadi anak-anak Allah merupakan butir kedua
dalam berkat Allah. Seperti telah kita tunjukkan dalam berita yang lalu, butir
pertama dalam berkat Allah adalah terpilihnya kita menjadi kudus.
Dalam kekekalan yang lampau Allah
telah menentukan kita untuk menjadi anak-anak-Nya, menetapkan nasib bagi umat
pilihan-Nya sebelum dunia dijadikan. Sasaran penentuan Allah adalah keputraan.
Bahkan kita telah ditentukan untuk menjadi anak-anak Allah sebelum kita
diciptakan. Maka, sebagai makhluk ciptaan Allah, kita perlu dilahirkan kembali
oleh-Nya, agar kita boleh mengambil bagian dalam hayat-Nya untuk menjadi
anakanak-Nya. Keputraan bukan hanya menyiratkan hayat, juga kedudukan anak.
Orang-orang yang telah ditetapkan ini memiliki hayat untuk menjadi anak-anak-Nya
dan memiliki kedudukan untuk mewarisi Dia.
Dalam ayat 4 kita nampak Allah
telah memilih kita agar kita menjadi kudus. Tetapi menjadi kudus hanyalah
prosedur, bukan sasaran. Sasarannya adalah keputraan. Kita telah ditentukan
untuk menjadi anak-anak-Nya. Dengan kata lain, Allah memilih kita supaya
menjadi kudus agar kita boleh menjadi anak-anak-Nya. Jadi, menjadi kudus adalah
proses, prosedur, tetapi menjadi anak-anak Allah itulah sasaran. Allah tidak
hanya menghendaki sekelompok manusia yang kudus; Ia menghendaki banyak anak.
Bagi kita mungkin sudah cukup kalau Allah memilih kita menjadi kudus, dan kita
mungkin merasa puas sekali akan hal ini. Namun Allah memilih kita menjadi kudus
untuk satu maksud, dan maksud itu tidak lain ialah agar kita menjadi anak-anak
Allah.
Menjadi kudus berarti berbaur
dengan Allah. Allah menguduskan kita dengan menaruh diri-Nya ke dalam kita dan
kemudian membaurkan kita dengan sifat-Nya. Ini adalah masalah sifat, yaitu agar
sifat kita diubah dengan sifat-Nya. Kita dilahirkan sebagai yang insani dan
alami, tetapi Allah menghendaki kita menjadi ilahi. Jalan satu-satunya supaya
hal ini dapat terjadi ialah dengan memasukkan sifat ilahi ke dalam diri kita
dan berbaur dengannya. Dengan jalan inilah Allah menguduskan kita. Jadi,
pengudusan adalah suatu prosedur untuk mengubah sifat kita. Tetapi, ini masih
bukan sasarannya. Sasarannya berkaitan dengan pembentukan. Itulah sebabnya
selain Allah memilih kita menjadi kudus, Ia pun perlu menentukan kita dari
semula untuk menjadi anak-anak-Nya. Menjadi kudus adalah masalah sifat, tetapi
menjadi anak-anak adalah masalah pembentukan. Anak-anak Allah adalah sekelompok
manusia yang diserupakan dengan suatu bentuk atau rupa tertentu.
Sewaktu saya nampak kekudusan itu
untuk keputraan, saya berkata kepada diri sendiri, “Bagaimana kamu bisa merasa
puas dengan kekudusan sebagai sasaran? Kamu hanya dapat merasa puas bila
menjadi anak Allah.” Jadi, kita tidak hanya menjadi kudus, juga menjadi anak-anak
Allah. Kita tidak hanya mempunyai sifat kudus Allah, bahkan memiliki Persona
Anak-Nya. Karena itu, kita tidak hanya menjadi adonan kudus, juga sebagai
anak-anak Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment