Hitstat

04 October 2012

Efesus - Minggu 2 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4; 1 Ptr. 1:2


Dalam berita ini kita tiba pada masalah penentuan Allah atas diri kita dari semula untuk menjadi anak-anak Allah. Efesus 1:5 mengatakan, “Ia telah menentukan kita dari semula melalui Yesus Kristus untuk menjadi anakanak-Nya, sesuai dengan kerelaan kehendak-Nya.” Ditentukan dari semula untuk menjadi anak-anak Allah merupakan butir kedua dalam berkat Allah. Seperti telah kita tunjukkan dalam berita yang lalu, butir pertama dalam berkat Allah adalah terpilihnya kita menjadi kudus.

Dalam kekekalan yang lampau Allah telah menentukan kita untuk menjadi anak-anak-Nya, menetapkan nasib bagi umat pilihan-Nya sebelum dunia dijadikan. Sasaran penentuan Allah adalah keputraan. Bahkan kita telah ditentukan untuk menjadi anak-anak Allah sebelum kita diciptakan. Maka, sebagai makhluk ciptaan Allah, kita perlu dilahirkan kembali oleh-Nya, agar kita boleh mengambil bagian dalam hayat-Nya untuk menjadi anakanak-Nya. Keputraan bukan hanya menyiratkan hayat, juga kedudukan anak. Orang-orang yang telah ditetapkan ini memiliki hayat untuk menjadi anak-anak-Nya dan memiliki kedudukan untuk mewarisi Dia.

Dalam ayat 4 kita nampak Allah telah memilih kita agar kita menjadi kudus. Tetapi menjadi kudus hanyalah prosedur, bukan sasaran. Sasarannya adalah keputraan. Kita telah ditentukan untuk menjadi anak-anak-Nya. Dengan kata lain, Allah memilih kita supaya menjadi kudus agar kita boleh menjadi anak-anak-Nya. Jadi, menjadi kudus adalah proses, prosedur, tetapi menjadi anak-anak Allah itulah sasaran. Allah tidak hanya menghendaki sekelompok manusia yang kudus; Ia menghendaki banyak anak. Bagi kita mungkin sudah cukup kalau Allah memilih kita menjadi kudus, dan kita mungkin merasa puas sekali akan hal ini. Namun Allah memilih kita menjadi kudus untuk satu maksud, dan maksud itu tidak lain ialah agar kita menjadi anak-anak Allah.

Menjadi kudus berarti berbaur dengan Allah. Allah menguduskan kita dengan menaruh diri-Nya ke dalam kita dan kemudian membaurkan kita dengan sifat-Nya. Ini adalah masalah sifat, yaitu agar sifat kita diubah dengan sifat-Nya. Kita dilahirkan sebagai yang insani dan alami, tetapi Allah menghendaki kita menjadi ilahi. Jalan satu-satunya supaya hal ini dapat terjadi ialah dengan memasukkan sifat ilahi ke dalam diri kita dan berbaur dengannya. Dengan jalan inilah Allah menguduskan kita. Jadi, pengudusan adalah suatu prosedur untuk mengubah sifat kita. Tetapi, ini masih bukan sasarannya. Sasarannya berkaitan dengan pembentukan. Itulah sebabnya selain Allah memilih kita menjadi kudus, Ia pun perlu menentukan kita dari semula untuk menjadi anak-anak-Nya. Menjadi kudus adalah masalah sifat, tetapi menjadi anak-anak adalah masalah pembentukan. Anak-anak Allah adalah sekelompok manusia yang diserupakan dengan suatu bentuk atau rupa tertentu.

Sewaktu saya nampak kekudusan itu untuk keputraan, saya berkata kepada diri sendiri, “Bagaimana kamu bisa merasa puas dengan kekudusan sebagai sasaran? Kamu hanya dapat merasa puas bila menjadi anak Allah.” Jadi, kita tidak hanya menjadi kudus, juga menjadi anak-anak Allah. Kita tidak hanya mempunyai sifat kudus Allah, bahkan memiliki Persona Anak-Nya. Karena itu, kita tidak hanya menjadi adonan kudus, juga sebagai anak-anak Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 4

No comments: