Hitstat

08 October 2012

Efesus - Minggu 3 Senin


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4-6; 1 Kor. 15:10


Apa itu anugerah Allah? Sulit sekali mendefinisikan anugerah. Saya telah dipersulit olehnya bertahun-tahun lamanya, bahkan sampai hari ini saya masih mempelajarinya. Menurut Perjanjian Baru, anugerah adalah apa adanya Allah terhadap kita bagi kenikmatan kita (Yoh. 1:16-17; 2 Kor. 12:9; 1 Kor. 15:10). Yohanes 1:17 mengatakan bahwa hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran (realitas) datang dari Yesus Kristus. Dalam 1 Korintus 15:10 Paulus mengatakan bahwa ia bekerja lebih keras daripada rasul-rasul lainnya, tetapi bukan dia, melainkan anugerah Allah yang menyertainya. Galatia 2:20 sejajar dengan 1 Korintus 15:10. Galatia 2:20 mengatakan, “Tetapi bukan aku, melainkan Kristus”, sedang 1 Korintus 15:10 mengatakan, “Tetapi bukannya aku, melainkan anugerah Allah yang menyertai aku.” Ini menunjukkan bahwa anugerah adalah Kristus itu sendiri. Bagian lain dari Perjanjian Baru juga menekankan anugerah. Sebagai contoh, “Anugerah Tuhan Yesus Kristus dan kasih Allah dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian” (2 Kor. 13:13). Selain itu, Paulus mengawali semua surat kirimannya dengan menyebut anugerah; ia pun mengakhirinya dengan kata-kata tentang anugerah. “Anugerah Tuhan kita Yesus Kristus menyertai roh kamu, Saudara-saudara! Amin” (Gal. 6:18). “Tuhan menyertai rohmu. Anugerah-Nya menyertai kamu!” (2 Tim. 4:22). Dalam ayat ini Kristus paralel dengan anugerah. Tuhan Yesus Kristus menyertai roh kita sama dengan anugerah menyertai roh kita. Ini menunjukkan bahwa anugerah pada hakekatnya sama dengan Kristus. Ketika kita memiliki Kristus, kita memiliki anugerah. Ketika Kristus tiba, anugerah pun tiba. Inilah sebabnya Yohanes 1:17 mengatakan bahwa anugerah datang dari Yesus Kristus, menunjukkan bahwa anugerah agak mirip dengan seseorang. Anugerah dipersonifikasikan sebagai seorang manusia. Personifikasi anugerah ini tak lain ialah Allah sendiri.

Allah itu kasih. Bila kita tidak menikmati-Nya sebagai kasih, kita tidak memiliki anugerah. Tetapi jika kita menikmati Allah sebagai kasih, kita memiliki anugerah. Sekali lagi saya katakan, anugerah ialah apa adanya Allah terhadap kita sebagai bagian kita, untuk kenikmatan kita. Kita seharusnya tidak hanya menyanyikan, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya, tetapi juga anugerah-Nya. Kita perlu mengubah beberapa lagu tentang Allah menjadi anugerah kita, untuk mengekspresikan bahwa Allah itu untuk kenikmatan kita. Jika kita memuji Allah hanya untuk kasih setia atau belas kasih-Nya, berarti kita tetap berada di taraf Sekolah Dasar. Kita perlu maju terus, dari kasih setia kepada anugerah Allah. Anugerah terbit dari belas kasih, seperti halnya Sekolah Menengah sebagai lanjutan Sekolah Dasar. Setelah tamat Sekolah Dasar, kita harus meneruskan ke Sekolah Menengah. Kita perlu maju terus, jangan selalu tertinggal di Sekolah Dasar. Namun hari ini banyak orang Kristen, sekalipun telah bertahun-tahun lamanya menjadi orang Kristen, tetap saja tertinggal di tahap Sekolah Dasar. Marilah kita maju terus menuju tingkat yang lebih tinggi, dan memuji Allah karena anugerah-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 5

No comments: