Hitstat

09 October 2012

Efesus - Minggu 3 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4-6; Ibr. 1:3


Ibrani 1:3 mengatakan bahwa Kristus, Anak Allah, adalah cahaya kemuliaan Allah. Allah mempunyai satu kemuliaan, dan cahaya atau pancaran kemuliaan-Nya ialah Anak-Nya. Jika Anda mempelajari dengan seksama perihal kemuliaan dalam Alkitab, Anda akan mengetahui bahwa kemuliaan adalah Allah yang terekspresi. Bila Allah terekspresi, itulah kemuliaan. Kita boleh mengambil listrik sebagai contoh. Listrik itu tersembunyi, tetapi bila diekspresikan sebagai terang, terang itu adalah kemuliaan listrik. Begitu pula, bila Allah tersembunyi, kita tidak dapat nampak kemuliaan-Nya, tetapi bila Ia terekspresi, kemuliaan-Nya ternyatakan. Karena itu, kemuliaan berarti Allah terekspresi. Begitu didirikan, tabernakel dipenuhi oleh kemuliaan Allah (Kel. 40:34). Kemuliaan itu adalah ekspresi Allah. Seprinsip dengan ini, Anak Allah datang sebagai cahaya kemuliaan Allah yang berarti Dia adalah ekspresi Allah. Tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah, tetapi kita telah nampak kemuliaan Anak Tunggal-Nya.

Kemuliaan anugerah Allah menandakan bahwa anugerah Allah, yang adalah diri-Nya sendiri sebagai kenikmatan kita, mengekspresikan Dia. Allah terekspresikan dalam anugerah-Nya, dan penentuan-Nya adalah untuk kepujian ekspresi ini. Ketika kita menerima anugerah dan menikmati Allah, kita memiliki perasaan mulia, walaupun kita mungkin tidak mempunyai kata-kata untuk mengekspresikan perasaan itu. Kadang kala setelah selesai suatu sidang yang indah, kita dipenuhi oleh anugerah dan kita berkata, “Alangkah mulianya!” Ini berarti Allah terekspresi dalam anugerah-Nya.

Kita telah nampak bahwa anugerah itu berarti Allah sendiri menjadi kenikmatan kita, kemuliaan berarti terekspresinya Allah, dan kemuliaan anugerah Allah berarti Allah diekspresikan dalam kenikmatan kita terhadap-Nya. Sekarang kita harus meninjau aspek yang tersulit dalam berita ini, yaitu makna pujian dalam ayat 6. Apa maksud pujian kemuliaan anugerah Allah? Pernahkah Anda memuji Allah karena keputraan? Kita, anak-anak Allah, tidak banyak memuji-muji Allah. Biasanya kita bersyukur kepada-Nya saja. Ketika kita mengatakan, “Puji Tuhan,” maksud kita sering berarti, “Syukur kepada Tuhan”. Bersyukur kepada Allah berarti kita berterima kasih untuk suatu kebaikan Allah. Tetapi tatkala kita memuji Allah, itu terutama berarti memuji-Nya atas apa ada-Nya atau perbuatan-Nya, tidak peduli kita menerima suatu kebaikan dari Dia atau tidak. Dalam memuji Allah Anda harus melupakan diri sendiri dan keluar dari diri sendiri. Ketika Anda benar-benar memuji Allah, seolah-olah diri Anda sendiri tidak ada. Anda hanya nampak apa adanya Allah dan apa yang Dia lakukan.

Karena itu, Anda memuji-Nya dan mengatakan kata-kata indah tentang Dia. Dengan perumpamaan yang ekstrem, seandainya Allah menyuruh Anda turun ke neraka, dapatkah Anda memuji-Nya? Jika Anda benar-benar mengenal Allah, Anda dapat berkata, “Ya Allah, sekalipun Engkau menyuruh aku turun ke neraka, aku akan tetap memuji-Mu, sebab Engkau adalah Allah.” Oh, betapa perlunya kita belajar memuji-Nya!


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 5

No comments: