Hitstat

24 October 2012

Efesus - Minggu 5 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:10; 3:2; 1 Tim. 3:15


Kepengurusan mencakup arti penyaluran. Sebagai contoh, seorang ibu membagikan sarapan kepada anak-anaknya setiap pagi. Ketika anak-anak duduk di depan meja, sang ibu membagikan makanan yang bergizi untuk mereka. Dalam pembagian seperti ini, suatu pengawasan yang wajar selalu dilakukan. Jika seorang anak tidak tertib, sang ibu mungkin akan berkata, “Kalau kamu tidak tertib, kamu tidak akan kuberi sarapan.” Maka, pembagian makanan merupakan suatu pengawasan yang terbaik. Saya pernah mengamati hal ini atas cucu-cucu saya sendiri. Mereka lebih menaati nenek mereka daripada saya, karena neneklah yang membagikan makanan kepada mereka. Karena nenek yang membagi, maka nenek dapat mengontrol mereka dengan mudah dan menyenangkan. Ia mengontrol mereka melalui penyaluran yang manis; penyaluran ini juga merupakan satu pemerintahan atau pelayanan yang mesra. Mempersatukan segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus tidak terjadi oleh suatu pengaturan pemerintah. Sebaliknya, hal ini berasal dari suatu kepengurusan yang manis, oleh satu pengaturan rumah tangga yang mesra, dan oleh satu penyaluran yang menyenangkan. Hal ini terjadi melalui penyaluran suplai hayat yang melimpah dari Allah Tritunggal ke dalam kita. Paulus menyebut hal ini “ekonomi anugerah Allah” atau “penyelenggaraan anugerah Allah” (Ef. 3:2 LAI), yaitu suatu “pengaturan rumah tangga anugerah Allah”.

Setelah kejatuhan manusia, datang dan masuklah ekonomi Allah, yang dimulai dari skala kecil. Pada diri Habel kita tidak dapat melihat banyak ekonomi Allah sebagai suplai hayat kepada umat pilihan-Nya. Tetapi pada diri Henokh ada sedikit tersirat penyaluran yang demikian, hanya tidak begitu jelas. Ketika kita tiba pada Nuh, kita dapat melihat adanya penyaluran Allah sebagai suplai hayat dalam kadar yang sangat kecil. Lalu, dalam hidup Abraham, Ishak, dan Yakub kita nampak sejumlah penyaluran Allah. Selanjutnya, kita nampak adanya satu pemerintahan, kepengurusan, dan pengaturan rumah tangga yang intim dalam Musa dan tabernakel. Ini jelas tertampak pada Musa, Harun, dan para imam dengan pelayanan orang Lewi. Sampai pada Perjanjian Baru, kita nampak memiliki penyaluran hayat pada diri Tuhan Yesus. Betapa manis dan intimnya kepengurusan rumah tangga yang terdapat pada diri-Nya! Dalam seluruh ministri-Nya, Dia menyalurkan Allah sebagai suplai hayat kepada umat pilihan-Nya. Kepengurusan rumah tangga yang intim ini dilanjutkan oleh para rasul, khususnya Paulus, yang memiliki kepengurusan anugerah Allah. Dalam ministrinya, Paulus secara konstan menyalurkan Kristus sebagai hayat ke dalam kaum beriman. Ministri Paulus adalah suatu kepengurusan yang manis dan mesra, dan suatu pengaturan rumah tangga yang menyenangkan. Paulus bahkan mengajar Timotius bagaimana hidup dalam keluarga Allah (1 Tim. 3:15). Cara untuk hidup di dalam keluarga Allah ialah memiliki pengaturan rumah tangga, suatu kepengurusan yang mesra, dan menyalurkan Kristus kepada segenap anggota keluarga Allah. Bukan dengan penguasaan atau dengan suatu pengendalian pemerintahan, melainkan dengan suatu penyaluran yang manis, suatu kepengurusan yang mesra dan pengaturan rumah tangga yang penuh sayang.

Cara Allah menyatukan kita di bawah satu kepala ialah menggarapkan diri-Nya sebagai faktor hayat ke dalam kita, agar kita dapat bangkit dan melekat padu dengan orang lain. Hal ini bukan melalui suatu pengendalian pemerintahan, melainkan oleh penyaluran yang manis, kepengurusan yang mesra, dan pengaturan rumah tangga yang nyaman. Melalui ekonomi ini, faktor hayat tersuplai ke dalam segenap anggota gereja, sehingga mereka dapat bangkit dan melekat padu di dalam Tubuh. Inilah artinya mempersatukan segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 9

No comments: