Pembacaan Alkitab: Ef. 1:10; 3:2;
1 Tim. 3:15
Kepengurusan mencakup arti
penyaluran. Sebagai contoh, seorang ibu membagikan sarapan kepada anak-anaknya
setiap pagi. Ketika anak-anak duduk di depan meja, sang ibu membagikan makanan
yang bergizi untuk mereka. Dalam pembagian seperti ini, suatu pengawasan yang
wajar selalu dilakukan. Jika seorang anak tidak tertib, sang ibu mungkin akan
berkata, “Kalau kamu tidak tertib, kamu tidak akan kuberi sarapan.” Maka,
pembagian makanan merupakan suatu pengawasan yang terbaik. Saya pernah
mengamati hal ini atas cucu-cucu saya sendiri. Mereka lebih menaati nenek
mereka daripada saya, karena neneklah yang membagikan makanan kepada mereka.
Karena nenek yang membagi, maka nenek dapat mengontrol mereka dengan mudah dan
menyenangkan. Ia mengontrol mereka melalui penyaluran yang manis; penyaluran
ini juga merupakan satu pemerintahan atau pelayanan yang mesra. Mempersatukan
segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus tidak terjadi oleh suatu
pengaturan pemerintah. Sebaliknya, hal ini berasal dari suatu kepengurusan yang
manis, oleh satu pengaturan rumah tangga yang mesra, dan oleh satu penyaluran
yang menyenangkan. Hal ini terjadi melalui penyaluran suplai hayat yang
melimpah dari Allah Tritunggal ke dalam kita. Paulus menyebut hal ini “ekonomi
anugerah Allah” atau “penyelenggaraan anugerah Allah” (Ef. 3:2 LAI), yaitu
suatu “pengaturan rumah tangga anugerah Allah”.
Setelah kejatuhan manusia, datang
dan masuklah ekonomi Allah, yang dimulai dari skala kecil. Pada diri Habel kita
tidak dapat melihat banyak ekonomi Allah sebagai suplai hayat kepada umat
pilihan-Nya. Tetapi pada diri Henokh ada sedikit tersirat penyaluran yang
demikian, hanya tidak begitu jelas. Ketika kita tiba pada Nuh, kita dapat
melihat adanya penyaluran Allah sebagai suplai hayat dalam kadar yang sangat
kecil. Lalu, dalam hidup Abraham, Ishak, dan Yakub kita nampak sejumlah
penyaluran Allah. Selanjutnya, kita nampak adanya satu pemerintahan,
kepengurusan, dan pengaturan rumah tangga yang intim dalam Musa dan tabernakel.
Ini jelas tertampak pada Musa, Harun, dan para imam dengan pelayanan orang
Lewi. Sampai pada Perjanjian Baru, kita nampak memiliki penyaluran hayat pada
diri Tuhan Yesus. Betapa manis dan intimnya kepengurusan rumah tangga yang terdapat
pada diri-Nya! Dalam seluruh ministri-Nya, Dia menyalurkan Allah sebagai suplai
hayat kepada umat pilihan-Nya. Kepengurusan rumah tangga yang intim ini
dilanjutkan oleh para rasul, khususnya Paulus, yang memiliki kepengurusan
anugerah Allah. Dalam ministrinya, Paulus secara konstan menyalurkan Kristus
sebagai hayat ke dalam kaum beriman. Ministri Paulus adalah suatu kepengurusan
yang manis dan mesra, dan suatu pengaturan rumah tangga yang menyenangkan.
Paulus bahkan mengajar Timotius bagaimana hidup dalam keluarga Allah (1 Tim.
3:15). Cara untuk hidup di dalam keluarga Allah ialah memiliki pengaturan rumah
tangga, suatu kepengurusan yang mesra, dan menyalurkan Kristus kepada segenap
anggota keluarga Allah. Bukan dengan penguasaan atau dengan suatu pengendalian
pemerintahan, melainkan dengan suatu penyaluran yang manis, suatu kepengurusan
yang mesra dan pengaturan rumah tangga yang penuh sayang.
Cara Allah menyatukan kita di
bawah satu kepala ialah menggarapkan diri-Nya sebagai faktor hayat ke dalam kita,
agar kita dapat bangkit dan melekat padu dengan orang lain. Hal ini bukan
melalui suatu pengendalian pemerintahan, melainkan oleh penyaluran yang manis,
kepengurusan yang mesra, dan pengaturan rumah tangga yang nyaman. Melalui
ekonomi ini, faktor hayat tersuplai ke dalam segenap anggota gereja, sehingga
mereka dapat bangkit dan melekat padu di dalam Tubuh. Inilah artinya
mempersatukan segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment