Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4; Yoh.
20:17
Kita tidak saja memiliki Roh Anak
Allah dan hayat Anak Allah, kita pun memiliki kedudukan Anak Allah (Yoh.
20:17). Sesungguhnya, keputraan lebih erat hubungannya dengan kedudukan
daripada dengan hayat. Mungkin Anda seorang anak dari ayah Anda, tetapi karena
alasan hukum tertentu, Anda mungkin tidak mempunyai kedudukan sebagai anak,
jika demikian berarti Anda tidak memiliki hak keputraan. Jadi, keputraan
merupakan masalah hukum. Sebagai contoh: seseorang mungkin sebenarnya bukan terlahir
sebagai anak orang kaya. Tetapi bila ia memiliki kedudukan sebagai anak orang
itu secara hukum, maka ia berhak menjadi ahli warisnya. Warisan itu menjadi
miliknya bukan menurut hayat, melainkan menurut kedudukannya. Tetapi beberapa
anak yang sejati malahan boleh jadi kehilangan kedudukan sebagai anak,
sekalipun mereka memiliki hayat ayah mereka. Ini menerangkan suatu fakta bahwa
hayat anak Allah hanya berkaitan dengan hayat, tetapi kedudukan anak Allah itu
masalah hukum. Haleluya, kita memiliki Roh Anak Allah, hayat Anak Allah, dan
kita pun memiliki kedudukan Anak Allah.
Keputraan membawa kita kepada
Allah, yaitu masuk ke dalam diri Allah sendiri, supaya kita dapat disatukan
dengan-Nya dalam hayat dan sifat.
Sewaktu Bapa membawa kita kepada
keputraan yang sempurna, kita diserupakan dengan gambar Anak-Nya (Rm. 8:29).
Hal ini berarti Allah hendak “memutrakan” seluruh diri kita. Proses pemutraan
ini sedang berlangsung dalam kehidupan gereja dewasa ini. Boleh jadi Anda telah
disalahi oleh seseorang dalam kehidupan gereja, atau Anda yang menyalahi orang
lain. Baik disalahi maupun menyalahi, kedua-duanya berguna bagi proses
“pemutraan”. Saya bukan menganjuri Anda untuk disalahi atau menyalahi orang
lain. Tetapi nyatanya masalah tersebut tidak dapat kita hindari. Jika bukan
Anda yang menyalahi orang, Anda akan disalahi orang. Tetapi kita semua akan
“diputrakan” oleh hal tersebut. Semakin disalahi, kita akan semakin
“diputrakan”. Jika Anda tidak pernah disalahi dalam kehidupan gereja, Anda
mungkin masih belum banyak mengalami “pemutraan”. Berbahagialah bila Anda
disalahi oleh saudara saudari atau para penatua, sebab Anda telah cukup
“diputrakan”. Tetapi, ada sebagian orang tidak bisa disalahi orang. Bila
disalahi, ia akan meninggalkan kehidupan gereja. Pada saat demikian, seharusnya
tidak meninggalkan kehidupan gereja, melainkan menghargainya, bahkan mencium
hal-hal yang menyalahi kita, sebab hal-hal itulah yang “memutrakan” kita. Bila
Anda ingin melarikan diri dari kehidupan gereja, hayat Anak Allah dalam Anda
akan berkata, “Janganlah melarikan diri. Tinggallah dan tanggunglah hal itu,
bahkan rangkullah dia.” Bila Anda merangkul hal itu, ia akan menjadi sukacita
Anda. Itulah “pemutraan” dalam kehidupan gereja.
Kita semua berada dalam proses
“pemutraan”. Kita memiliki Roh Anak Allah, hayat Anak Allah, dan kedudukan Anak
Allah, tetapi kita masih perlu diserupakan dengan gambar Anak Allah. Karena
itu, kita perlu lebih banyak “pemutraan”. Tuhan hendak menyerupakan kita dengan
gambar-Nya, gambar Anak Allah. Satu-satunya tempat yang memungkinkan hal ini
bisa terjadi adalah kehidupan gereja. Di luar gereja kita tidak dapat
diserupakan dengan gambar Anak Allah. Sebab itu, saya menganjuri kalian,
bersukacitalah dalam kehidupan gereja yang serba berantakan ini. Janganlah
menendang duri (galah rangsang), melainkan terimalah proses “pemutraan” dengan
senang hati.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment