Pembacaan Alkitab: Ef. 1:11-12; 14
Di bagian depan ayat 11 dikatakan,
“di dalam Dia juga kami telah dijadikan warisan” (Tl.). Kata “juga” dalam ayat
11 ini mengacu kepada perihal disatukannya segala sesuatu di bawah sa-tu kepala
di dalam Kristus. Segala sesuatu disatukan di bawah satu kepala di dalam
Kristus, dan kita juga telah dijadikan warisan di dalam-Nya. Dalam Kristus kita
telah menjadi warisan. Perhatikan baik-baik bentuk waktu (kala) yang dipakai di
sini. Dalam masa yang akan datang, segala sesuatu akan disatukan di bawah satu
kepala di dalam Kristus, tetapi kita telah menjadi warisan di dalam-Nya.
Kata-kata Yunani yang diterjemahkan “telah dijadikan warisan” boleh juga
diterjemahkan “telah beroleh warisan”. Kata kerja Yunani ini berarti memilih
atau menentukan dengan cara mengundi. Maka, klausa ini dalam arti harfiahnya
ialah kita diberi tanda sebagai warisan. Kita dijadikan suatu warisan untuk
mewarisi warisan Allah. Di satu pihak, kita telah dijadikan warisan Allah (ayat
18), untuk kenikmatan Allah; sedang di pihak lain, kita telah mewarisi Allah
sebagai warisan kita (ayat 14) untuk kenikmatan kita.
Meskipun kita telah menjadi suatu
warisan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah hidup
sebagai warisan Allah. Apakah Anda hidup seperti orang yang menjadi warisan
Allah? Apakah Anda mirip dengan warisan Allah, atau mirip dengan segumpal
tanah? Bagaimana tanah dapat menjadi warisan Allah? Dalam diri kita sendiri,
kita benar-benar tidak layak menjadi warisan Allah, namun kita telah dijadikan
warisan dalam Kristus sebagai kepala. Menurut alamiah kita, kita tidak layak
sedikit pun, tetapi dalam Kristus yang menjadi kepala, kita telah dijadikan
warisan Allah.
Melalui Allah menggarapkan diri-Nya
ke dalam kita, kita tersusun menjadi suatu warisan. Hari ini Allah masih
menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Kebanyakan kita adalah sebagian dari tanah
sebagian dari emas. Bagian emas adalah yang menjadi warisan Allah. Saya
bersyukur kepada Allah bahwa pada saat pemrosesan menjadi warisan Allah ini
berlangsung, unsur emas di dalam kita terus bertambah, sedang unsur tanah terus
berkurang.
Proses untuk menjadi warisan Allah
berjalan serentak dengan disatukannya segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam
Kristus. Semakin kita mau disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus, maka
di dalam kita akan semakin bertambah unsur emas, yaitu unsur ilahi. Inilah
transformasi, ini juga pengudusan yang subyektif. Dalam pengudusan subyektif
ini, diri kita akan dijenuhi oleh substansi Allah, esens Allah. Ketika unsur
Allah tergarap ke dalam diri kita, kita menjadi warisan Allah. Memang benar,
kita telah ditempatkan di dalam Kristus yang menjadi kepala, namun kita masih
tetap berada di dalam proses untuk dijadikan warisan-Nya secara sempurna.
Untuk menjadikan kita warisan-Nya,
Allah Bapa telah menentukan kita menjadi putra-putra-Nya. Proses untuk
menjadikan kita warisan Allah itu berdasar pada dan menurut penentuan Allah
yang bersifat kekal. Kini Allah sedang menggarap kita untuk mencapai sasaran
penentuan-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment