Hitstat

30 October 2012

Efesus - Minggu 6 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:11-12; 14


Di bagian depan ayat 11 dikatakan, “di dalam Dia juga kami telah dijadikan warisan” (Tl.). Kata “juga” dalam ayat 11 ini mengacu kepada perihal disatukannya segala sesuatu di bawah sa-tu kepala di dalam Kristus. Segala sesuatu disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus, dan kita juga telah dijadikan warisan di dalam-Nya. Dalam Kristus kita telah menjadi warisan. Perhatikan baik-baik bentuk waktu (kala) yang dipakai di sini. Dalam masa yang akan datang, segala sesuatu akan disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus, tetapi kita telah menjadi warisan di dalam-Nya. Kata-kata Yunani yang diterjemahkan “telah dijadikan warisan” boleh juga diterjemahkan “telah beroleh warisan”. Kata kerja Yunani ini berarti memilih atau menentukan dengan cara mengundi. Maka, klausa ini dalam arti harfiahnya ialah kita diberi tanda sebagai warisan. Kita dijadikan suatu warisan untuk mewarisi warisan Allah. Di satu pihak, kita telah dijadikan warisan Allah (ayat 18), untuk kenikmatan Allah; sedang di pihak lain, kita telah mewarisi Allah sebagai warisan kita (ayat 14) untuk kenikmatan kita.

Meskipun kita telah menjadi suatu warisan, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah kita sudah hidup sebagai warisan Allah. Apakah Anda hidup seperti orang yang menjadi warisan Allah? Apakah Anda mirip dengan warisan Allah, atau mirip dengan segumpal tanah? Bagaimana tanah dapat menjadi warisan Allah? Dalam diri kita sendiri, kita benar-benar tidak layak menjadi warisan Allah, namun kita telah dijadikan warisan dalam Kristus sebagai kepala. Menurut alamiah kita, kita tidak layak sedikit pun, tetapi dalam Kristus yang menjadi kepala, kita telah dijadikan warisan Allah.

Melalui Allah menggarapkan diri-Nya ke dalam kita, kita tersusun menjadi suatu warisan. Hari ini Allah masih menggarapkan diri-Nya ke dalam kita. Kebanyakan kita adalah sebagian dari tanah sebagian dari emas. Bagian emas adalah yang menjadi warisan Allah. Saya bersyukur kepada Allah bahwa pada saat pemrosesan menjadi warisan Allah ini berlangsung, unsur emas di dalam kita terus bertambah, sedang unsur tanah terus berkurang.

Proses untuk menjadi warisan Allah berjalan serentak dengan disatukannya segala sesuatu di bawah satu kepala di dalam Kristus. Semakin kita mau disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus, maka di dalam kita akan semakin bertambah unsur emas, yaitu unsur ilahi. Inilah transformasi, ini juga pengudusan yang subyektif. Dalam pengudusan subyektif ini, diri kita akan dijenuhi oleh substansi Allah, esens Allah. Ketika unsur Allah tergarap ke dalam diri kita, kita menjadi warisan Allah. Memang benar, kita telah ditempatkan di dalam Kristus yang menjadi kepala, namun kita masih tetap berada di dalam proses untuk dijadikan warisan-Nya secara sempurna.

Untuk menjadikan kita warisan-Nya, Allah Bapa telah menentukan kita menjadi putra-putra-Nya. Proses untuk menjadikan kita warisan Allah itu berdasar pada dan menurut penentuan Allah yang bersifat kekal. Kini Allah sedang menggarap kita untuk mencapai sasaran penentuan-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 11

No comments: