Hitstat

27 October 2012

Efesus - Minggu 5 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Why. 22:1-2; Yoh. 1:4; 8:12


Kita menikmati suatu miniatur ekonomi yang rampung sempurna dalam hidup gereja hari ini. Dalam gereja ada aliran hayat, kita minum air hayat, dan makan pohon hayat. Inilah ekonomi Allah dalam hidup gereja. Akan tetapi, ini bukan ekonomi yang tertinggi, bukan ekonomi kegenapan waktu. Ketika saya menikmati air hayat dalam gereja, saya menunggu ekonomi yang terakhir. Kita semua akan berada dalam ekonomi yang terakhir itu; dan kita akan sepenuhnya dijenuhi oleh Allah Tritunggal.

Allah di atas takhta mengacu kepada Bapa, Anak Domba mengacu kepada Anak, dan sungai air hayat mengacu kepada Roh. Yohanes 7 mewahyukan dengan jelas bahwa sungai hayat menunjukkan Roh itu. Jadi dalam Wahyu 22 kita nampak Allah Bapa, Allah Anak sebagai Sang Penebus, dan Allah Roh mengalir bersama Allah Anak sebagai pohon hayat yang menjadi suplai hayat kita. Inilah ekonomi Allah Tritunggal, ekonomi yang paling tinggi, ekonomi kegenapan waktu.

Ekonomi ini bermula dari Habel, berkembang dari zaman ke zaman dan pada akhirnya mencapai ekonomi kegenapan waktu. Jika kita nampak hal ini, kita akan kegirangan hingga lupa diri. Rasul Paulus pun tidak sedekat kita terhadap ekonomi yang terakhir ini. Haleluya! Kita semua akan mengambil bagian dalam ekonomi yang sempurna ini! Dalam pemulihan Tuhan, dalam hidup gereja, kita memiliki suatu miniatur dari ekonomi yang akan datang itu. Alangkah ajaib!

Di mana ada hayat, di situ juga ada terang. Yohanes 1:4 mengatakan, “Dalam Dia ada hidup (hayat) dan hidup itu adalah terang manusia.” Terang ini adalah terang hayat (Yoh. 8:12). Dalam Wahyu 21 kita memiliki hayat dan terang. Karena Yerusalem Baru dijenuhi oleh terang, kota itu tidak memerlukan terang matahari. Wahyu 21:23 mengatakan, “Kota itu tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” Dalam Yerusalem Baru kita akan memiliki kemuliaan Allah Tritunggal sebagai penerangan kita. Da-lam langit baru, bumi baru, dan Yerusalem Baru tidak akan ada lagi malam, maut, kegelapan, sebaliknya ada hayat dan terang. Hal ini akan mengakibatkan segala sesuatu bangkit dan berada dalam keadaan yang teratur.

Kita memerlukan penyaluran hayat agar hal ini dapat terwujud. Hayat yang disalurkan ke dalam kita akhirnya menjadi terang manusia. Dalam ekonomi kegenapan waktu, semua bangsa akan berjalan dalam terang kota itu. Ini berarti di situ tidak ada maut, tidak ada kegelapan, tidak ada kebobrokan, dan tidak ada kekacauan. Sebaliknya, segala sesuatu akan berada dalam keadaan teratur, disatukan di bawah satu kepala, yakni Kristus, Kepala yang unik, untuk mengekspresikan Allah Tritunggal dalam kekekalan. Penyatuan segala sesuatu di bawah satu kepala ini akan menjadi ekspresi Allah Tritunggal yang abadi. Hari ini, hidup gereja merupakan pencicipan akan hal ini, satu miniatur dari langit baru, bumi baru, dan Yerusalem Baru. Dalam miniatur ini, kita menikmati penyaluran hayat dengan terang, dan disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 10

No comments: