Pembacaan Alkitab: Why. 22:1-2; Yoh.
1:4; 8:12
Kita menikmati suatu miniatur
ekonomi yang rampung sempurna dalam hidup gereja hari ini. Dalam gereja ada
aliran hayat, kita minum air hayat, dan makan pohon hayat. Inilah ekonomi Allah
dalam hidup gereja. Akan tetapi, ini bukan ekonomi yang tertinggi, bukan
ekonomi kegenapan waktu. Ketika saya menikmati air hayat dalam gereja, saya
menunggu ekonomi yang terakhir. Kita semua akan berada dalam ekonomi yang
terakhir itu; dan kita akan sepenuhnya dijenuhi oleh Allah Tritunggal.
Allah di atas takhta mengacu
kepada Bapa, Anak Domba mengacu kepada Anak, dan sungai air hayat mengacu
kepada Roh. Yohanes 7 mewahyukan dengan jelas bahwa sungai hayat menunjukkan
Roh itu. Jadi dalam Wahyu 22 kita nampak Allah Bapa, Allah Anak sebagai Sang
Penebus, dan Allah Roh mengalir bersama Allah Anak sebagai pohon hayat yang
menjadi suplai hayat kita. Inilah ekonomi Allah Tritunggal, ekonomi yang paling
tinggi, ekonomi kegenapan waktu.
Ekonomi ini bermula dari Habel,
berkembang dari zaman ke zaman dan pada akhirnya mencapai ekonomi kegenapan
waktu. Jika kita nampak hal ini, kita akan kegirangan hingga lupa diri. Rasul
Paulus pun tidak sedekat kita terhadap ekonomi yang terakhir ini. Haleluya!
Kita semua akan mengambil bagian dalam ekonomi yang sempurna ini! Dalam
pemulihan Tuhan, dalam hidup gereja, kita memiliki suatu miniatur dari ekonomi
yang akan datang itu. Alangkah ajaib!
Di mana ada hayat, di situ juga
ada terang. Yohanes 1:4 mengatakan, “Dalam Dia ada hidup (hayat) dan hidup itu
adalah terang manusia.” Terang ini adalah terang hayat (Yoh. 8:12). Dalam Wahyu
21 kita memiliki hayat dan terang. Karena Yerusalem Baru dijenuhi oleh terang,
kota itu tidak memerlukan terang matahari. Wahyu 21:23 mengatakan, “Kota itu
tidak memerlukan matahari dan bulan untuk menyinarinya, sebab kemuliaan Allah
meneranginya dan Anak Domba itu adalah lampunya.” Dalam Yerusalem Baru kita
akan memiliki kemuliaan Allah Tritunggal sebagai penerangan kita. Da-lam langit
baru, bumi baru, dan Yerusalem Baru tidak akan ada lagi malam, maut, kegelapan,
sebaliknya ada hayat dan terang. Hal ini akan mengakibatkan segala sesuatu
bangkit dan berada dalam keadaan yang teratur.
Kita memerlukan penyaluran hayat
agar hal ini dapat terwujud. Hayat yang disalurkan ke dalam kita akhirnya
menjadi terang manusia. Dalam ekonomi kegenapan waktu, semua bangsa akan
berjalan dalam terang kota itu. Ini berarti di situ tidak ada maut, tidak ada
kegelapan, tidak ada kebobrokan, dan tidak ada kekacauan. Sebaliknya, segala
sesuatu akan berada dalam keadaan teratur, disatukan di bawah satu kepala,
yakni Kristus, Kepala yang unik, untuk mengekspresikan Allah Tritunggal dalam
kekekalan. Penyatuan segala sesuatu di bawah satu kepala ini akan menjadi
ekspresi Allah Tritunggal yang abadi. Hari ini, hidup gereja merupakan
pencicipan akan hal ini, satu miniatur dari langit baru, bumi baru, dan
Yerusalem Baru. Dalam miniatur ini, kita menikmati penyaluran hayat dengan
terang, dan disatukan di bawah satu kepala di dalam Kristus.
Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 10
No comments:
Post a Comment