Hitstat

25 October 2012

Efesus - Minggu 5 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:10; 3:2; Yoh. 1:17


Dalam Alkitab terdapat empat zaman (masa) yang berbeda. Yohanes 1:17 mengatakan, “Sebab hukum Taurat diberikan melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran datang melalui Yesus Kristus.” Di sini kita nampak bahwa hukum Taurat berkaitan dengan Musa, anugerah berkaitan dengan Yesus Kristus. Jadi di sini tersirat dua zaman: zaman hukum Taurat dan zaman anugerah. Tatkala Musa dibangkitkan, itulah permulaan zaman hukum Taurat, dan tatkala Kristus datang, itulah permulaan zaman anugerah. Roma 5 menyebut Adam dan Musa (ayat 14). Dosa berkaitan dengan Adam, dan seperti telah kita ketahui, hukum Taurat berkaitan dengan Musa. Maka, kita memiliki tiga orang — Adam, Musa, dan Kristus; dan tiga perkara — dosa, hukum Taurat, dan anugerah. Adam berkaitan dengan dosa, Musa berkaitan dengan hukum Taurat, dan Kristus berkaitan dengan anugerah. Hal ini menunjukkan bahwa dari Adam sampai kedatangan Kristus kali kedua mencakup tiga zaman: zaman dosa, zaman hukum Taurat, dan zaman anugerah.

Banyak di antara orang Kristen mengenal ajaran teologia tentang tujuh zaman, yakni zaman tanpa dosa, zaman hati nurani, zaman pemerintahan manusia, zaman perjanjian, zaman hukum Taurat, zaman anugerah, dan zaman kerajaan. Ajaran tersebut bukan tidak benar. Tetapi berdasarkan catatan Alkitab, kita dapat mengatakan bahwa sebelum masa seribu tahun hanya terdapat tiga zaman: zaman Adam, zaman Musa, dan zaman Kristus. Setelah zaman anugerah, akan tiba zaman kerajaan. Zaman kerajaan ini adalah penguasaan surgawi atas bumi selama seribu tahun. Karena itu, seluruhnya ada empat zaman: zaman dosa, zaman hukum Taurat, zaman anugerah, dan zaman kerajaan.

Keempat zaman inilah yang disebut “waktu”. Sebelum dimulainya zaman pertama, belum ada waktu, itulah kekekalan yang lampau. Setelah keempat zaman pun tidak ada waktu lagi, karena yang ada ialah kekekalan yang akan datang. Di antara kedua ujung kekekalan — kekekalan yang lampau dan kekekalan yang akan datang, terdapat empat zaman, empat masa. Zaman Adam ialah zaman dosa, zaman Musa ialah zaman hukum Taurat, zaman Kristus ialah zaman anugerah, dan zaman seribu tahun adalah zaman kerajaan. Ketika keempat masa atau zaman ini genap, itulah yang dimaksud dengan kegenapan waktu, kegenapan zaman. Zaman Adam dan zaman Musa telah genap, zaman anugerah sedang digenapkan, dan zaman seribu tahun belum dimulai. Setelah keempat zaman ini genap, akan ada satu ekonomi yang oleh Paulus disebut ekonomi kegenapan waktu.

Kini kita perlu memahami makna ekonomi. Menurut suatu ajaran, ekonomi mengacu kepada zaman. Tetapi pengertian ini tidak tepat. Ajaran lainnya mengatakan, ekonomi mengacu kepada cara Allah untuk memperlakukan umat-Nya dalam suatu periode khusus. Sebagai contoh: pada zaman tanpa dosa Allah memperlakukan manusia dengan satu cara, dan pada zaman hati nurani, Allah memperlakukan orang dengan cara lain. Demikian pula, Allah memperlakukan orang dengan cara yang berbeda dalam zaman pemerintahan manusia, zaman janji, zaman hukum Taurat, zaman anugerah, dan zaman kerajaan. Pengertian tentang ekonomi yang demikian bukan tidak benar, melainkan masih kurang memadai. Ekonomi adalah tindakan atau langkah dari suatu penyaluran, dan mengacu kepada Allah menyalurkan diri-Nya ke dalam umat pilihan-Nya. Walaupun saya telah mempelajari masalah ekonomi ini bertahun-tahun lamanya, dan pernah mempelajari banyak diagram, tetapi saya tidak pernah mendengar bahwa ekonomi Allah itu adalah penyaluran diri-Nya ke dalam umat pilihan-Nya. Kita harus melupakan semua diagram itu dan mengingat satu butir yang mendasar ini: kini Allah sedang menyalurkan diri-Nya ke dalam kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 10

No comments: