Hitstat

12 October 2012

Efesus - Minggu 3 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:4-6; 1 Ptr. 1:18-19


Walaupun Allah menyukai kita dan menjadikan kita sasaran anugerah-Nya, namun kita tetap memerlukan penebusan, sebab Dia adalah Allah yang adil. Bapa kita yang menyukai kita itu adil, Dia tidak dapat membiarkan ketidakbenaran, kesalahan, atau pelanggaran. Perkara-perkara semacam itu merupakan penghinaan terhadap keadilan-Nya. Karena itu, keadilan-Nya menyebabkan penggenapan penebusan menjadi suatu keharusan. Penebusan memenuhi tuntutan keadilan Allah dan menyukakan Allah. Allah bukan hanya Allah pengasih, Dia pun Allah yang adil; setiap perkara yang tidak benar tidak disukai-Nya. Setiap perkara yang berhubungan dengan-Nya harus dapat memuaskan tuntutan keadilan-Nya. Inilah alasannya, untuk menyukakan Allah, Anak yang terkasih harus tersalib, demi menggenapkan penebusan dengan sempurna bagi umat pilihan Allah.

Penebusan Anak oleh darah-Nya adalah pengampunan pelanggaran kita (Mat. 26:28; Ibr. 9:22). Penebusan adalah perkara yang telah Kristus genapkan untuk pelanggaran kita, sedang pengampunan adalah penerapan apa yang telah Kristus genapkan untuk pelanggaran kita. Penebusan telah dirampungkan di atas salib, sedang pengampunan diterapkan pada saat kita percaya Kristus. Penebusan dan pengampunan sebenarnya adalah dua ujung dari satu perkara. Kita telah nampak bahwa pengampunan pelanggaran adalah penebusan yang telah rampung melalui darah Kristus. Akan tetapi, untuk perihal ini dipakai dua istilah, sebab perkara ini mempunyai dua ujung: ujung yang dirampungkan di atas salib dan ujung yang diterapkan di atas diri kita pada saat kita percaya. Walaupun penebusan telah rampung di atas salib tatkala Kristus mengalirkan darah-Nya, tetapi pada waktu itu belum diterapkan pada diri kita. Penerapan baru terjadi ketika kita percaya Kristus dan bertobat terhadap Allah yang adil. Pada saat itulah, Roh Allah menerapkan penebusan Kristus yang telah rampung di salib itu ke atas diri kita. Maka, penebusan merupakan penggenapan, sedang pengampunan merupakan penerapan.

Kini kita perlu melihat mengapa penebusan memerlukan kekayaan anugerah Allah (ay. 7). Alkitab mengatakan, tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan. Karena itu, darah harus teralir, agar kita bisa beroleh pengampunan. Tetapi, dalam hal ini darah binatang tidak berguna (Ibr. 10:4). Darah kurban binatang hanya merupakan lambang. Untuk penggenapan penebusan yang sejati, perlu darah yang berasal dari hayat yang lebih tinggi, yaitu darah yang sama sekali tidak berdosa. Dari manakah Allah bisa memperoleh darah semacam ini di antara umat manusia? Tidak mungkin, sebab seluruh umat manusia telah berdosa. Di antara manusia yang telah jatuh tidak ada darah yang tanpa dosa. Lagi pula, orang pilihan Allah berjumlah jutaan. Jika suatu kurban penghapus dosa harus dipersembahkan untuk setiap orang, tentu harus ada jutaan kurban pula. Maka selain darah yang sempurna dan tanpa dosa, perlu pula ada satu kurban penghapus dosa yang mampu mencakup jutaan orang. Hal ini menunjukkan bahwa darah yang olehnya penebusan dirampungkan bukan hanya harus tanpa dosa, bahkan harus berfungsi almuhit, dapat menebus jutaan orang pilihan Allah. Hanya Yesus Kristus yang dapat menjadi kurban penghapus dosa dengan mengalirkan darah-Nya yang tanpa dosa bagi jutaan orang pilihan. Dengan penumpahan darah-Nya yang sekali di salib itu, penebusan kekal bagi orang pilihan Allah dirampungkan sekali untuk selama-lamanya (Ibr. 9:28; 10:10, 12).


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 6

No comments: