Hitstat

03 March 2018

Matius - Minggu 22 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Mat. 14:19-20
Doa baca: “Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak dua belas bakul penuh.” (Mat. 14:20)


Ayat 19 berkata, “Lalu Ia menyuruh orang banyak itu duduk di rumput. Setelah diambil-Nya lima roti dan dua ikan itu, Yesus menengadah ke langit dan mengucap syukur. Ia memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak.” Tuhan memberi makan orang, melayankan suplai hayat kepada mereka. Dengan menyuruh orang banyak itu duduk di rumput, Ia mengatur orang-orang itu dengan tertib. Ini menunjukkan hikmat Tuhan dan ketertiban Tuhan.

Dengan menengadah ke langit Raja surgawi menunjukkan bahwa sumber-Nya adalah Bapa-Nya yang ada di surga. Kemudian Ia memberkati ikan dan roti serta memecahkan-mecahkannya. Ini menunjukkan bahwa apa pun yang kita bawa kepada Tuhan harus dihancurkan, dipecahkan, agar dapat menjadi berkat bagi orang lain. Tuhan akan memecahkan apa pun yang dipersembahkan kepada-Nya. Ini berarti bahwa setelah kita mempersembahkan diri kita kepada Tuhan, kita akan dipecahkan oleh Dia. Namun, banyak di antara kita yang berdoa, “Tuhan, belas kasihanilah aku dan jangan pecahkan aku. Tuhan, Engkau tahu istriku memecah-mecahkan aku berkeping-keping. Lindungilah aku seluruhnya, dan tolonglah aku dari tangan istriku yang memecah-mecah.” Sejumlah saudari pun berdoa agar diselamatkan dari tangan pemecah suami mereka. Tetapi semakin Anda berdoa demikian, semakin terjadi pemecahan. Jika kita tidak pecah, persembahan kita tidak berarti dan tidak efektif. Persembahan kita baru berguna setelah kita dipecahkan oleh Tuhan.

Setelah diberkati dan dipecahkan oleh Tuhan, roti itu diberikan kembali kepada murid-murid untuk dibagikan kepada orang banyak, yang kemudian menjadi kepuasan mereka.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 43

No comments: