Hitstat

13 March 2018

Matius - Minggu 24 Selasa



Pembacaan Alkitab: Mat. 15:21-28
Doa baca: “Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: ‘Tuhan, tolonglah aku.’” (Mat. 15:25)


Ayat 22 mengatakan, “Lalu datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru, 'Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.'” Karena penolakan kaum agamawan Yahudi, kesempatan untuk berkontak dengan Raja surgawi datang kepada orang bukan Yahudi, bahkan kepada perempuan bukan Yahudi yang lemah. Perempuan Kanaan ini menyebut Tuhan Yesus sebagai Tuhan, Anak Daud. Sebutan Tuhan menyiratkan keilahian Kristus, dan sebutan Anak Daud menunjukkan keinsaniannya. Namun, dia tidak berhak untuk menyebut-Nya “Anak Daud”. Hanya umat Israel yang memiliki hak berbuat demikian.

Murid-murid terganggu oleh teriakan perempuan Kanaan, sehingga mohon Tuhan mengusirnya. Ini menunjukkan bahwa sekali lagi mereka mengajari Tuhan untuk melakukan sesuatu. Ini pun merupakan prinsip hukum Taurat. Bila Anda membaca Injil secara saksama, Anda akan nampak bahwa Tuhan Yesus tak pernah menuruti perkataan murid-murid-Nya. Ketika mereka mengajukan usul, Tuhan selalu menolak untuk mempertimbangkannya. Tetapi ketika murid-murid tidak ingin melakukan sesuatu hal yang khusus, Tuhan akan memberi tahu mereka untuk melakukannya. Demikian pula, ketika kita ingin melakukan sesuatu, Tuhan mengatakan, tidak. Tetapi ketika kita tidak ingin melakukan sesuatu, Tuhan akan menyuruh kita melakukannya. Maksud Tuhan ialah melatih kita tidak hidup dan bertindak menurut ego atau konsepsi alamiah kita.

Meskipun Tuhan diutus kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel, namun pada saat ini Dia datang ke daerah bukan Yahudi, memberikan kesempatan kepada orang bukan Yahudi untuk berbagian dalam anugerah-Nya. Hal ini menunjukkan bahwa keselamatan yang berasal dari Kristus beralih kepada orang bukan Yahudi karena ketidakpercayaan orang Yahudi.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 3, Berita 46

No comments: